Insya Allah, Tahun 2028, KF-21 Jadi Bagian Sistem Pertahanan Udara RI

INDONESIA, BANPOS – Kerja sama RI dan Korea Selatan (Korsel), terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Tak hanya di bidang ekonomi dan investasi, tetapi juga dalam bidang militer dan pertahanan.

Teranyar, KF-21 Boramae yang merupakan hasil join development dengan Korsel, telah sukses menjalani penerbangan selebrasi di Sacheon Air Base, Korea Selatan, Rabu (28/9).

Dalam selebrasi itu, pesawat KF-21 Boramae terbang selama 19 menit dengan roda pendaratnya ditarik.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Herindra pun happy melihat bukti nyata keberhasilan pengembangan pesawat tempur itu.

Baginya, ini adalah sebuah progres yang sudah lama ditunggu, sejak RI dan Korsel sepakat mengembangkan KF-21 Boramae pada 2011.

“Kita boleh bersikap optimis, bahwa suatu saat kelak KF-21 Boramae akan menjadi bagian dari sistem pertahanan udara Indonesia,” kata Herindra, yang hadir langsung menyaksikan Ceremony of Celebration KFX/IFX di Sacheon Air Base, 28 September 2022.

Lantas, kapan kira-kira KF-21 Boramae akan menjadi bagian dari persenjataan kita?
Terkait hal ini, Marsdya TNI (Purn) Erris Heryanto dari Forkominhan menjelaskan, saat ini, kita telah memasuki fase Pengembangan Prototipe/Engineering and Manufacturing Development (EMD), yang direncanakan berakhir pada 2026.

Dalam fase ini, semua tes terhadap KF-21 Boramae diharapkan selesai. Baik secara operasional, ataupun bagian-bagian pesawatnya.
Setelah itu, kita akan masuk kepada fase produksi.

“Saat ini, kita belum menandatangani perjanjian dengan Korea, mengenai bagian-bagian apa saja yang bisa dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia. Awalnya kan 20 persen dalam bentuk wing kanan dan vertical stabilizer kanan. Serta beberapa pylon. Kalau ini dibuat, produksi bisa menjadi lebih cepat,” jelas Herris dalam Workshop The Indonesian Next Generation Journalist on Korea, yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), beberapa waktu lalu.

Herris pun menjabarkan tahapan pengembangan KFX/IFX, yang mengacu pada Nota Kesepahaman RI-Korsel tahun 2010. Berikut rinciannya:
1. Tahap Pengembangan Teknologi/Technology Development (TD), 2011-2016
Kegiatan dalam tahapan ini mencakup sistem persyaratan operasional, sistem konfigurasi, identifikasi teknologi inti, dan perencanaan fase pengembangan prototipe (EMD).

Output:
– Menguasai 52 persen teknologi inti Tahap TD (54 dari 103 teknologi inti pesawat tempur).
– 52 insinyur Indonesia menguasai desain KF-X/IF-X Tahap TD.

2. Tahap Pengembangan Prototipe/Engineering & Manufacturing Development (EMD), 2016-2026
Kegiatan dalam tahap ini meliputi engineering design & analisis, prototyping, serta flight test dan sertifikasi.

Output:
– Peningkatan Technology Readiness Level (TRL) & Manufacturing Readiness Level (MRL) melalui partisipasi di Korea, Engineering Work Package & Airframe Component Manufacturing (ACM) di PT Dirgantara Indonesia.
– Mendapatkan Program Data untuk produksi, pemeliharaan & operasi, serta upgrade.
– Mendapatkan 1 unit Pesawat Prototipe #5

3. Tahap Produksi (2026 – seterusnya)
Kegiatan dalam tahapan ini mencakup component manufacturing & final assembly.
Output:
– Sole Supplier untuk komponen wing, tail, dan pylon bagi semua pesawat KFX/IFX yang diproduksi.
– Final Assembly, Integrasi dan Flight Test Center 48 unit KFX/IFX untuk TNI AU.
“Mengacu tahapan tersebut, KF-21 bisa menjadi kekuatan sistem pertahanan udara Indonesia, setelah kita mendapatkan hasil produksinya. Kira-kira, setelah tahun 2026 atau 2028,” imbuhnya.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *