INDONESIA, BANPOS – Presiden Jokowi kembali mengingatkan apa yang pernah disampaikannya di depan B20, forum dialog resmi G20 dengan komunitas bisnis ekonomi global, pada Januari silam.
Kala itu, B20 masih berada di tahap awal. Situasi pandemi, masih terasa berat.
“Saya menyampaikan bahwa di setiap kesulitan, tantangan, pasti ada peluang. Jangan pesimis,” ujar Jokowi saat menyampaikan keynote speech dalam acara B20 Summit Indonesia 2021 di Bali, Senin (14/11).
Sepuluh bulan berselang, pandemi belum juga berlalu. Bahkan, ada perang yang berkecamuk. Ditambah krisis pangan, energi, dan keuangan.
“Patut disyukuri, di kuartal II, Indonesia masih tumbuh 5,44 persen. Kuartal III, tumbuh lebih kuat lagi di 5,72 persen,” kata Jokowi.
Tak cuma apik soal pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga mampu mengendalikan laju inflasi. Sempat menyentuh angka 5,9 persen karena kenaikan harga BBM, inflasi Oktober sudah susut menjadi 5,7 persen.
Bahkan, Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengatakan, Indonesia menjadi salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia.
“Karena itu, Indonesia perlu strategi besar yang sudah sering saya sampaikan, dan harus konsisten dijalankan,” uvap Jokowi.
Strategi besar yang dimaksud, antara lain meliputi hilirisasi. Industrialisasi. Ekspor bahan mentah harus distop unyuk mendapatkan nilai tambah di dalam negeri. Baik itu terkait pendapatan negara, atau penciptaan lapangan kerja.
Hal itu, kata Jokowi, sudah dimulai dengan produk barang tambang nikel. Demi membangun sebuah ekosistem besar electronic vehicle (EV) baterai, untuk mobil listrik.
“Saya hanya menawarkan kepada PM Australia Anthony Albanese, di Australia ada lithium. Kita punya nikel. Kalau digabung, itu sudah jadi baterai mobil listrik,” kata Presiden ke-7 RI itu, disambut tepuk tangan meriah.
“Saya minta kepada Perdana Menteri Albanese, agar lithiumnya dibawa ke Indonesia saja. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” imbuhnya, setengah merayu.
Strategi besar kedua, sangat terkait dengan ekonomi hijau.
“Sudah sering saya sampaikan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan, renewable energy yang sangat besar. Ada 434 ribu mega watt. Baik dari hydro power, geothermal, solar panel, angin, atau tydal waves. Semuanya ada,” papar Jokowi.
Menurutnya, inilah kesempatan bagi para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Membawa investasi. Membawa teknologi.
“Karena ini menyangkut uang yang tidak sedikit, untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia. Dan kami telah menyiapkan lahan seluas 30 ribu hektare di Kalimantan Utara, untuk green industrial park. Nantinya, investor akan datang berbondong-bondong untuk membangun produk hijau dari Indonesia,” beber Jokowi.
Di dekat lokasi tersebut, ada Sungai Kayan yang dapat memproduksi energi bersih atau energi hijau berupa hydro power sebesar 13 ribu mega watt.
Strategi ketiga, terkait erat dengan digitalisasi. Dalam konteks ini, Jokowi menitip pesan, agar yang besar membawa yang kecil.
Yang besar, harus mau membesarkan usaha-usaha kecil atau mikro. Agar mereka tidak tertinggal.
Sudah tiga tahun ini, Indonesia mengikusertakan usaha kecil dan usaha mikro ke dalam digital platform.
Sampai saat ini, jelas Jokowi, ada 19 juta usaha kecil dan mikro, yang sudah masuk ke platform digital dari total 64 juta UMKM yang kita miliki.
Target di tahun 2024, jumlahnya meningkat jadi 30 juta.
“Yang kecil-kecil ini jangan ditinggal. Saya titip kepada India, agar nantinya bisa meneruskan untuk membawa yang kecil-kecil ini,” pesan Jokowi.
“Terakhir, saya mengucapkan selamat bekerja kepada India, yang akan menjadi Presidensi B20 di tahun depan. Saya optimis, B20 akan semakin solid dan terus berkembang,” pungkasnya. (RM.ID)
Tinggalkan Balasan