Serapan Anggaran Pemprov Masih Rendah

SERANG, BANPOS – Satu bulan menjelang penghabisan tahun, serapan atas APBD Banten tahun 2022 masih dibawah rata-rata. Saat ini serapanya masih di angka 72,57 persen dari total APBD Rp12,7 triliun.

Kepala BPKAD Banten, Rina Dewiyanti, Selasa (15/11) mengungkapkan, sampai posisi tanggal 14 November 2022 lalu, realisasi pendapatan pemprov sudah mencapai 83,58 persen dan realisasi belanja sudah 72,57 persen.

“Insyaallah capaian realisasi di akhir tahun realisasinya diupayakan maksimal,” kata Rina.

Namun sayangnya, dari serapan anggaran 72,57 persen yang sudah dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) Rina tidak menjelaskan secara rinci.

“Globalnya saja dulu,” kilahnya.

Adapun kendala yang dihadapi oleh OPD untuk menyerap anggaran secara maksimal, salah satunya adalah waktu.

“Kendala karena memang proses dimulai setelah perubahan APBD 2022. Makanya perlu effort (upaya) yang kuat,” ungkapnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Banten Al Muktabar pada saat melakukan Rapat Pimpinan (Rapim) yang dihadiri oleh seluruh kepala OPD hingga larut malam pada Senin malam (14/11) di pendopo Gubernur Banten, Curug, Kota Serang meminta kepada seluruh kepala OPD di lingkungan agar memaksimalkan penyerapan belanja di sisa waktu yang tersisa. Dirinya ingin memastikan betul serapan itu sudah maksimal menjelang akhir tahun anggaran 2022 ini.

“Bagaimana serapan anggaran belanja, pendapatan. Kemudian evaluasi pendapatannya juga. Semua itu kita konsolidasikan dari semua OPD,” ujarnya.

Al Muktabar mengklaim serapan anggaran Pemprov Banten masuk empat besar nasional. itu merupakan kemajuan yang cukup baik. Namun harus terus diupayakan agar dapat maksimal di tahun 2022 ini.

Terkait dengan penanganan inflasi, lanjutnya, secara umum berdasarkan laporan dari Kemendag, Provinsi Banten masih pada posisi di bawah angka nasional. Untuk mempertahankan itu, Al memfokuskan pada penanganan enam area, seperti menggunakan BTT untuk penanganan inflasi kita sudah lakukan, kemudian pemantauan pasar kita sudah lakukan, operasi pasar sudah dilakukan.

“Kemudian tanam cabe juga sudah lakukan. Termasuk pengoptimalan BUMD dalam hal ini PT ABM dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan cabe sudah kita lakukan,” katanya.(RUS/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *