Belum Sebulan Jadi PM Inggris, Rishi Sunak Damprat Lavrov Di KTT G20

BALI, BANPOS – Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina di hadapan negara peserta KTT G20 Bali, Selasa (15/11).

Perdana Menteri kelahiran 12 Mei 1980 itu menegaskan, negara-negara tidak boleh menyerang tetangga sendiri.

Saat berhadapan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di aula pleno, tanpa ba bi bu, Sunak mendampratnya.

Dia meminta Moskow untuk segera keluar dari Ukraina, dan mengakhiri perang barbar.

“Konflik ini memperburuk tantangan ekonomi global,” cetus Sunak, yang baru menjabat PM Inggris pada 25 Oktober 2022, seperti dikutip The Independent, Selasa (15/11).

Dia juga mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memilih tak hadir dalam KTT G20 Bali.

“Mungkin, jika dia hadir, kita bisa menuntaskan masalah,” ujar Sunak.

Dalam pertemuan dua hari para pemimpin ekonomi utama dunia, tuan rumah Presiden RI Joko Widodo mengatakan, dunia akan berjuang untuk bergerak maju, jika perang tidak berakhir.

KTT G20 tahun ini dihelat, ketika negara-negara G20 terpecah atas tindakan Rusia di Ukraina, yang telah mendorong harga pangan dan energi di seluruh dunia.

Dalam pidato tertutupnya yang dikutip Downing Street, Sunak mengatakan, invasi ilegal Rusia ke Ukraina memiliki implikasi mendalam bagi negara-negara di dunia. Karena telah merusak prinsip dasar kedaulatan dan integritas teritorial.

“Kita semua bergantung pada prinsip-prinsip, yang merupakan dasar tatanan internasional. Itu harus ditegakkan,” ujarnya.

“Ini sangat sederhana. Negara-negara tidak boleh menyerang tetangganya sendiri. Mereka tidak boleh menyerang infrastruktur sipil dan penduduk sipil. Mereka tidak boleh mengancam eskalasi nuklir,” tandasnya.

Sunak bilang, masalah ekonomi yang harus kita fokuskan hari ini, menjadi jauh lebih buruk oleh tindakan Moskow.

Menurutnya, Rusia telah merugikan kelompok rentan di seluruh dunia, dengan menghancurkan pasokan biji-bijian dan memblokir pengiriman.

Karena itu, Sunak mendesak pemimpin negara untuk mendukung pembaruan kesepakatan, yang memungkinkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina. Demi meredakan krisis pangan global.

“Satu orang memiliki kekuatan untuk mengubah semua ini,” ucapnya.

Sunak bersumpah untuk mendukung Ukraina, selama diperlukan. Dia bahkan memuji ketabahan luar biasa yang dimiliki Volodymyr Zelensky, setelah Presiden Ukraina itu menyampaikan pidato virtualnya.

Inggris ingin, komunike yang dikeluarkan pada penutupan KTT akan mengutuk perang di Ukraina, dalam tekanan yang paling kuat. Sekalipun dengan kepesertaan Rusia di G20, hal itu menjadi kurang realistis.

Namun, Sunak tak mau berandai-andai banyak tentang komunike.

“Yang penting adalah tindakan yang dihasilkan. Dukungan berkelanjutan untuk Ukraina dari berbagai negara, itu yang penting,” tandasnya.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *