SERANG, BANPOS – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Banten Jaya menggelar kegiatan ‘Pendampingan Penulisan Jurnal Ilmiah Bereputasi’ secara daring, Rabu (30/11).
Ketua LPPM Universitas Banten Jaya, Anis Masyruroh kepada BANPOS mengungkapkan bahwa persoalan penerbitan artikel ilmiah pada jurnal bereputasi adalah menjadi masalah bagi banyak kampus di Indonesia. Karenanya ilmu dalam kegiatan pendampingan tersebut sangat penting.
“Karena penerbitan artikel di jurnal adalah tugas utama kita sebagai Dosen. Untuk itu LPPM Universitan Banten Jaya merasa perlu untuk mengadakan kegiatan ini, sebagai upaya memberikan pencerahan tentang bagaimana agar bisa menulis artikel ilmiah yang layak, yang pada akhirnya dapat dipulikasikan dalam jurnal bereputasi,” kata Anis.
Pada kesempatan tersebut, ungkap Anis, para peserta akan menikmati ilmu Ilmu yang akan disampaikan pemateri kita adalah ilmu yang sangat penting bagi dalam dunia akademik yang ini adalah bagian nomor dua dari Tri Darma Perguruan Tinggi.
“Karena pemateri juga akan membanya peserta tentang bagaimana cara menulis artikel dengan baik sehingga tulisan dan karya bias terpublikasikan di jurnal yang bereputasi baik secara nasioanl maupun Internasional,” pungkas Anis.
Sementara itu, Rektor Universitas Banten Jaya, Prof. M. Syadeli Hanafi mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia meminta agar para peserta dengan khidmat menyimak seksama apa yang nanti disampaikan oleh narasumber. Ia memastikan jika pada kegiatan ini bukan dalam rangka mengajari bebek berenang. Meski para dosen sering menulis jurnal, alangkah lebih baiknya untuk terus belajar.
“Tujuan utama kegiatan ini untuk membangkitkan motivasi pentingnya publikasi ilmiah, memberikan tips dan trik dalam menembus publikasi pada jurnal bereputasi, dan membantu proses/pendampingan untuk menulis, mengirim, dan menjawab/menanggapi hasil review pada jurnal ilmiah internasional bereputasi, sehingga diharapkan dapat mempercepat publikasi artikel ilmiah para dosen pada jurnal bereputasi,” ungkap Prof. Syadeli.
Direktur Pascasarjana UMM, Profesor Akhsanul In’am, selaku narasumber mengatakan syarat untuk menjadi Guru Besar di Indonesia masih lebih mudah. Ketimbang di luar negeri. Terlebih lagi jumlah profesor di Indonesia juga masih 6000-an.
Dalam kegiatan pendampingan ini merupakan upaya untuk membantu para dosen, calon profesor dan guru besar untuk menyempurnakan karya artikel ilmiahnya. Hal ini terutama agar karyanya bisa dimasukkan ke dalam jurnal yang bereputasi.
“Namun, kita juga perlu bertanya kepada diri kita, untuk apa menulis artikel, jangan-jangan jadi beban. Kita harus membangun kebiasaan menulis, membangun budaya akademik. Karena tugas Dosen bukan hanya mengajar saja, tapi juga mendidik,” kata In’am
Bukan hanya sektor mengajar dan mendidik, kata In’am, seorang Dosen juga harus terjun pada sektor penelitian. Sehingga ini dapat membantu mahasiswa menemukan karakternya.
“Penentuan karakter perlu ada contoh-contoh. Bukan hanya sektor mendidik dan mengajar, tapi ada sektor penelitian. Kalau bisa simultan kenapa tidak?” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan