SERANG, BANPOS – Kota Serang dilanda bencana angin puting beliung hingga banjir akibat cuaca ekstrem. Sejumlah warga berhamburan ke luar rumah dan berupaya untuk menyelamatkan diri dan petugas kemudian melakukan upaya penyelamatan dengan sejumlah peralatan.
Hal itu terjadi saat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang melaksanakan Apel simulasi pencegahan penanggulangan bencana alam akibat cuaca ekstrim banjir dan angin puting beliung. Simulasi Siap siaga hadapi bencana ini dilakukan oleh petugas BPBD dan instansi yang terlibat untuk memberikan edukasi terhadap warga saat menghadapi bencana.
Kegiatan apel tersebut dipimpin langsung oleh Walikota Serang, Syafrudin yang dilaksanakan di Rusunawa Margaluyu Kita Serang, Kamis (8/12). Apel diikuti oleh lapisan aparatur negara, baik TNI, Polri, PMI, BPBD Provinsi maupun Kota, Basarnas serta masyarakat Kota Serang.
Saat itu, Syafrudin menyampaikan bahwa simulasi ini dilakukan untuk melatih warga agar siap siaga dalam melakukan pencegahan dini. Hal itu juga dalam rangka menanggulangi atau menangani bencana yang akan datang.
“Bulan Desember hingga Maret ini cuacanya sangat ekstrim, menurut pengalaman tahun yang lalu, pada bulan Maret terjadi banjir di Kota Serang. Oleh karena itu, saat ini merupakan sebuah simulasi yang dilakukan oleh semua pihak untuk mencegah siap siaga terhadap cuaca ekstrim, baik banjir ataupun angin puting beliung,” ujarnya.
Tak hanya itu, Syafrudin juga menjelaskan peran penting BMKG dan BPBD Kota Serang. Ia meminta keduanya terus menginformasikan kepada warga terkait kemungkinan bencana alam yang terjadi akibat cuaca ekstrem.
“Memang semestinya BPBD dan BMKG menginformasikan cuaca kepada masyarakat sebelum terjadinya bencana yang akan terjadi. Dengan begitu, apabila terjadi bencana, masyarakat sudah siap-siap mengungsi,” terangnya.
Syafrudin menyampaikan, Pemkot Serang saat ini tengah berupaya melakukan pencegahan terjadinya banjir seperti yang terjadi pada Maret 2022 yang sempat merendam hampir beberapa wilayah di Kota Serang. Saat ini, kata dia, penanganan sungai sedang berjalan yaitu normalisasi.
“Sekalipun memang tidak maksimal, akan tetapi kita sambil lakukan bersama TNI. Kalau berbicara kewenangan, itu berada di wewenang balai BBWSC3, namun tetap yang menjadi korban adalah Kota Serang, sehingga Pemkot serang mengambil langkah untuk meminta izin kepada BBWSC3 untuk memberikan izin normalisasi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan simulasi bencana yang pernah terjadi di Kecamatan Kasemen. Menurutnya, ada 3 kebencanaan yang sering terjadi di wilayah Kasemen yaitu banjir, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem.
“Jadi 3 yang kita simulasikan, yang sering itu banjir karena Kasemen seering banjir bahkan rutin. Kedepan mudah-mudahan tidak ada lagi banjir di Kecamatan Kasemen,” ujarnya.
Sementara itu, untuk keterlibatan dalam penanganan kebencanaan, kata dia, tidak ada batasan karena semua unsur terlibat. Saat ini, ada disebut gotong royong pentahelix, yakni partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
“Kalau dari unsur teknis penanganan ada dari Tagana, vertical rescue dan lainnya. Kejadian riil di Kota Serang pada banjir Maret lalu, hampir 50 komunitas datang ke Kota Serang untuk melakukan penanganan dari berbagai komunitas di sejumlah wilayah,” jelasnya.
Diat menyebut, yang paling diantisipasi bencana di Kota Serang adalah banjir. Sebab, Kota Serang dibelah oleh sungai Cibanten, namun memiliki ada keterbatasan dalam melakukan normalisasi dan pemeliharaannya.
“Karena sungai ini lintas kabupaten kota dan penanganan sungai itu adalah kewenangannya ada di provinsi. Titik banjir banyak, tapi secara spesifik wilayah yang paling parah terdampak banjir adalah Kecamatan Kasemen, disusul Serang, Taktakan dan Walantaka,” tandasnya. (MUF/AZM)
Tinggalkan Balasan