Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Rupiah Loyo Lagi

AS, BANPOS – Awal pekan, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,35 persen ke level Rp 15.641 per dolar Amerika Serikat (AS), dibanding perdagangan Jumat (9/12) di level Rp 15.583 per dolar AS.

Pergerakan mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang minus 0,23 persen, baht Thailand melemah 0,19 persen, peso Filipina turun 0,23 persen, won Korea Selatan anjlok 0,84 persen, yuan China melemah 0,38 persen, dolar Singapura juga minus 0,14 persen dan dolar Hong Kong turun 0,02 persen.

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,36 persen ke level 104,85. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,45 persen ke level Rp 16.333, terhadap poundsterling Inggris naik 0,69 persen ke level Rp 18.986, dan terhadap dolar Australia menguat 0,77 persen ke level Rp 10.511.

Analis DCFX Lukman Leong mengatakan, nilai tukar rupiah dipengaruhi akibat kenaikan imbal hasil obligasi AS. Rupiah diperkirakan akan melemah, tertekan oleh rebound pada dolar AS dan imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan.

“Hal ini memicu kekhawatiran The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga yang tinggi untuk lebih lama,” katanya di Jakarta, Senin (12/12).

Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp 15.550 hingga Rp 15.700 per dolar AS.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *