SERANG, BANPOS – Komisi IV DPR RI melakukan sidak ke Pasar Induk Rau (PIR) dalam rangka memastikan stok pangan dan harga bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Hasilnya, ditemui kenaikan harga pada sejumlah komoditas beras, daging sapi, minyak hingga cabai rawit yang harganya naik hingga 60 persen.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, menerangkan bahwa beras jenis medium yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di PIR saat ini mencapai harga Rp12.500 dari harga normal Rp10.000. Tak hanya itu, pihaknya juga menyoroti kenaikan harga cabai rawit yang saat ini per kilogram Rp50.000 dari harga normal Rp30.000.
“Pertama kita lihat masalah beras, yang medium yang biasa dikonsumsi masyarakat biasanya harganya Rp10.000 hingga Rp10.200, hari ini (kemarin) harganya Rp12.000 hingga Rp12.500,” ujarnya, Selasa (13/12).
Saat itu, Sudin didampingi Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (Bapanas), Perum Bulog dan ID Food, sidak dalam rangka kunjungan kerja ke penggilingan padi Rice Milling Unit/RMU dan PIR Kota Serang. Ia menyebut stok beras di penggilingan padi dan pasar tersedia dan siap untuk memasok ke Bulog dalam memenuhi cadangan beras pemerintah sesuai harga pasar.
“Apakah supply and demand masih berlaku? Kalau suplainya banyak, otomatis harganya turun, kalau suplainya sedikit otomatis harga menjadi naik,” ucapnya.
Sudin menyebut, selain masalah beras, ia juga menemukan harga daging sapi saat ini yang sudah mencapai Rp140.000 per kilogram. Oleh sebab itu, pihaknya mengajak seluruh stakeholder untuk bersama-sama menangani hal tersebut.
“Kemudian tadi bawang putih masih stabil, harga naik cuma Rp1.000. Biasanya Rp22.000 hingga Rp23.000, sekarang harganya Rp24.000,” katanya.
Sementar itu, untuk harga ayam potong saat ini mencapai Rp34.000. Menurutnya, harga tersebut belum memasuki momen Natal yang biasanya pada momen tersebut permintaan pasar terhadap ayam potong akan naik.
“Ini belum masuk Natal, kalau natalan itu kan konsumsinya lebih banyak, kemudian (diprediksi) harga naik lagi,” tuturnya.
Sudin juga menyoroti harga minyak goreng kemasan yang diproduksi berdasarkan inisiasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan merek ‘Kita’. Pasalnya, harga minyak tersebut mulanya dipatok Rp14.000 per liter, namun saat ini ditemukan harga Rp15.000 per liternya.
“Ini harus diantisipasi pasokannya, kalau pasokannya lancar insyaallah tidak akan ada kenaikan lagi. Pemerintah berusaha untuk mengantisipasi ketersediaan bahan pangan. Mudah-mudahan dengan adanya Badan Pangan Nasional ini, dapat berjalan dengan baik dan terjadi pasokan yang stabil, tidak ada lonjakan harga,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo, mengungkapkan bahwa pihaknya melihat harga-harga pada sejumlah komoditas di PIR ada kenaikan. Meskipun demikian, ada juga harga komoditas yang dibawah harga normal seperti ayam broiler yang saat ini Rp34.000 dari harga normal Rp36.000.
“Ada juga yang turun (harga), ayam broiler itu harganya dibawah, seharusnya Rp36.000 tapi harganya masih Rp34.000. Ini perlu didorong juga BUMN di bidang pangan untuk menyerap,” terangnya.
Sementara, berkaitan dengan neraca komoditas dan neraca pangan, setiap bulan pihaknya melaksanakan pertemuan dengan Menteri Perekonomian khusus untuk neraca komoditas. Jadi kata dia, semua bahan-bahan pokok strategis sesuai dengan Perpres dihitung berapa produksi dari Kalimantan, berapa stoknya hingga berapa kebutuhan setiap bulannya.
“Kalau dari neraca komoditas semua ketersediaan sampai dengan akhir tahun tersedia. Tapi memang yang harus kita awasi adalah harga karena harga ini kan banyak faktor salah satu faktornya kenaikan BBM, karena ada beberapa dan biaya produksi yang lain tapi harganya masih wajar,” tandasnya. (MUF/AZM)
Tinggalkan Balasan