CILEGON, BANPOS – Selain mewaspadai gelombang tinggi akibat cuaca buruk, Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banten juga mewaspadai potensi tindak pidana khusus penyelundupan narkoba yang terjadi di laut Banten selama masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Komandan Lanal (Danlanal) Banten Kolonel Laut (P) Dedi Komarudin menjelaskan perairan Banten, terutama di Selat Sunda pada masa Nataru sibuk oleh aktivitas penyeberangan. Kemudian pelayanan penyebrangan menjadi perhatian berbagai stakeholder. Melihat kondisi itu, dinilai rawan dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk melakukan berbagai pelanggaran hukum seperti penyelundupan narkoba melalui jalur laut dan jenis pelanggaran lainnya. Oleh karena itu, mewaspadai potensi tersebut Lanal Banten pun siaga serta melakukan patroli di perairan Selat Sunda, serta wilayah perairan Banten.
“Ada lima unsur yang terdiri dari dua Kapal Angkatan Laut (KAL) dan tiga Bakamla yang melaksanakan patroli mulai dari Banten bagian utara, barat, Selat Sunda dan selatan,” kata Danlanal Banten kepada awak media saat di temui di Mako Lanal Banten, Selasa (27/12).
“Di satu sisi kita sibuk dengan pengamanan, di lain sisi ada cela-celah yang bisa dimanfaatkan tindak pidana kriminal seperti penyelundupan narkoba dan lainnya memanfaatkan situasi seperti ini. Kita tetap waspada menyiagakan unsur satbas Intel dan lainnya,” sambungnya.
Dikatakan Dedi, selain melakukan patroli di laut, pihaknya pun mewaspadai pelabuhan kecil yang berpotensi menjadi pintu masuk aksi penyelundupan narkoba maupun aksi pelanggaran hukum lainnya. Dengan upaya patroli dan mengerahkan berbagai unsur baik infrastruktur maupun sumber daya lainnya diharapkan Lanal Banten bisa menutupi celah potensi pelanggaran hukum. “Mudah-mudahan kita bisa nutup celah tersebut di pelabuhan kecil pun,” katanya.
Lanal Banten pun melakukan patroli serta edukasi kepada nelayan guna menghindari terjadinya kecelakaan laut. Kemudian Danlanal Banten mengimbau kepada para nelayan untuk memperhatikan kondisi laut terlebih dahulu sebelum melaut. “Kita di Posal dan Babinpotmar kita melakukan patroli kita juga melaksanakan edukasi ke nelayan agar tidak terjadi laka laut, jika kondisi laut tidak memungkinkan diharapkan jangan melaut,” pungkasnya.
Selama masa libur Nataru, Lanal Banten berkolaborasi dengan stakeholder terkait untuk ikut serta mengawasi arus penyeberangan di Pelabuhan Merak. Bahkan Lanal Banten pun membuka posko kesehatan.
Dibagian lain, Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Banten, sudah siapkan skema ketika terjadi cuaca ekstrim di Pelabuhan Merak. Hal itu menyusul adanya imbauan dari BMKG terkait waspada cuaca ekstrim di perairan Selat Sunda.
Kepala BPTD Wilayah VIII Banten Handjar Dwi Antoro menyampaikan, berdasarkan informasi yang dirinya terima dari BMKG, terkait kondisi cuaca di perairan Selat Sunda saat ini cukup mengalami kewaspadaan. “Terkait gelombang tinggi, berdasarkan informasi dari BMKG potensi cuaca maritim di selat sunda memang penuh kewaspadaan dan terutama adalah tinggi gelombang, kecepatan angin, dan arus laut,” kata Handjar.
Handjar menyebut, kondisi saat ini di Pelabuhan Merak masih tergolong normal. Pasalnya, dari data yang dapat dirinya, untuk kecepatan angin berkisar antara 10 sampai 20 knot, tinggi gelombang antara 1-1,5 meter. “Saat ini gelombang di merak tercatat antara 1 meter hinga 1,5 meter, dan kecepatan angin berkisar antara 10 sampai 20 knot, ini artinya kondisi masih normal,” ungkapnya.
Dikatakan Handjar, pihaknya akan mengambil skema ketika terjadi peningkatan cuaca di Pelabuhan Merak. Langkah yang nantinya akan diambil bisa saja penundaan keberangkatan dimasing-masing dermaga Pelabuhan Merak. “Apabila kecepatan angin dan gelombang semakin meningkat dan beresiko terhadap pelayaran maka akan dilakukan penundaan pelayaran sampai dengan cuaca membaik,” tandasnya. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan