SERANG, BANPOS – Pemerintah Kota Serang akan mengebut penanganan persoalan stunting di Kota Serang pada tahun ini. Sebab, pemerintah pusat telah menetapkan target di tahun 2024, rerata prevalensi stunting nasional harus di bawah angka 14 persen.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Anton Gunawan. Anton mengatakan, penanganan stunting membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak.
“Bahwa untuk penanganan stunting itu ada di berbagai pihak. Untuk penanganan stuntingnya sendiri, itu ada di Dinkes. Sedangkan kami itu menangani dari edukasinya. Seperti umur yang baik untuk hamil,” ujarnya, Rabu (4/1).
Menurut Anton, Pemkot Serang memang tengah memfokuskan penanganan stunting tahun ini. Akan tetapi, dirinya mengaku masih belum mengetahui berapa besaran anggaran penanganan stunting di Kota Serang.
“Untuk anggaran sampai saat ini saya belum tahu yah, karena DPA belum saya lihat. Namun karena menjadi prioritas nasional, anggarannya ada di berbagai pihak. Ada di kami, ada di Perumdam, ada di Distan,” ucapnya.
Ia mengatakan, penanganan stunting di Kota Serang sudah cukup baik. Dalam dua tahun terakhir, pihaknya telah berhasil menurunkan secara signifikan, angka keluarga risiko stunting di Kota Serang.
Di sisi lain, digenjotnya penanganan stunting di tahun ini lantaran adanya target nasional, untuk menurunkan prevalensi stunting secara nasional ke angka 14 persen. Sementara di tahun 2020, Kota Serang masih di angka 27 persen.
“Prevalensi Stunting tahun 2024 itu harus 14 persen. Tahun 2020 itu kami di angka 27 persen, 2022 saat ini masih belum ada rilisnya lagi dari Kementerian Kesehatan. Jadi untuk Kota Serang data terbaru masih belum ada,” jelasnya.
Akan tetapi, dilihat dari progres penanganan stunting di Kota Serang melalui berbagai program yang ada, Anton mengaku jika di tahun ini seharusnya sudah cukup rendah angka prevalensi stunting di Kota Serang.
“Kalau dilihat dari progres penanganan, ya itu semacam Cipocok sudah bebas Dolbon, di Walantaka sedang proses bebas dolbon, air bersih sedang digarap juga di Kasemen. Artinya kalau dari sisi scientific, kita sudah bergerak cukup banyak,” terangnya.
Sehingga, Anton menuturkan bahwa tidak berlebihan jika di Kota Serang saat ini, bisa dikatakan telah mencapai angka prevalensi stunting 14 persen. “Kalau melihat progres ya, saya rasa kalau versi kita sendiri itu, mengatakan kita sudah di angka 14 persen juga sudah bisa. Tapi kan kita enggak bisa nih mendahului data dari pemerintah pusat,” tandasnya. (DZH/AZM)
Tinggalkan Balasan