JAKARTA, BANPOS – Setelah twitwar dengan Rizal Ramli, Menko Polhukam Mahfud MD kembali sibuk di twitter. Kali ini, Mahfud mengomentari berita terkait tantangan debat Jumhur Hidayat. Apa nggak lebih baik Pak Mahfud fokus kerja aja ya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, twitwar (saling serang) Mahfud dengan para pengkritiknya menunjukkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu tidak dewasa. Menurutnya, Mahfud tidak sedang jadi dirinya sendiri.
“Mahfud dipaksa oleh lingkungan rezim yang memang sedang memaksakan kehendaknya dengan Perppu Ciptaker ini, bahkan hadirnya Perppu ini saja bentuk pembangkangan Pemerintah lembaga kekuasaan mitranya, yakni MK,” jelas Dedi.
Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengomentari berita tantangan debat mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd.
“Waduh, Jumhur dia nantang debat saya?” ujarnya, kemarin.
Namun, dalam twitan yang sama, entah bernada satir atau tidak, Mahfud mengaku tidak berani berdebat dengan Jumhur. Dia bahkan memuji mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu sebagai sosok yang pandai.
“Saya tak berani, mohon maaf, saya menyerah. Saya kenal dia amat sangat pandai sekali. Kalah saya,” ungkap Mahfud.
Dia pun mengusulkan Jumhur agar berdebat dengan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin. Menurut Mahfud, level Jumhur adalah Ngabalin. “Biar seimbang. Tapi saya tak tahu Ngabalinnya mau atau tidak,” kata Mahfud.
Ketua Umum DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat menanggapi pernyataan Mahfud MD yang menyerah saat mendengar tantangan debat darinya. Menurutnya, Mahfud hanya berusaha merendah.
“Menurut saya, Mahfud itu takut ketahuan atau kebongkar antara isi kepalanya yang memang pintar itu berbeda dengan ucapannya sebagai pejabat,” kata Jumhur, kemarin.
Dia mengatakan, akan mengirim perwakilan jika Mahfud diwakilkan Ngabalin. “Nanti saya juga akan diwakilkan sama salah satu staf Tim Hukum dari KSPSI atau dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh biar imbang,” pungkas Jumhur.
Netizen menyayangkan respon Mahfud MD terkait kritikan yang dilayangkan kepada dirinya. Mahfud pun diminta fokus bekerja sebagai Menkopolhukam dibandingkan sibuk berkomentar di twitter.
Akun @aa_angon mengatakan, masyarakat lebih mengapresiasi Mahfud MD yang fokus menyelesaikan pekerjaannya sebagai Menko Polhukam daripada bikin gaduh di twitter. “Nggak usah diladeni, perdebatan dengan orang yang sakit hati,” katanya.
“Di Eropa sana ada menteri punya target waktu untuk menyelesaikan kerjaannya, kalau sekian bulan tidak selesai targetnya dia mundur. Di Wakanda menterinya sibuk debat di medsos, nggak punya target waktu untuk menyelesaikan pekerjaan,” ungkap @Bekanta05308888.
Akun @pieterjam2 mengungkapkan, Menko Polhukam punya wewenang untuk ikut serta menyelesaikan hukum dan keamanan sesuai nama kementeriannya. “Tapi masalah hukum sekian banyak terjadi pembiaran. Sambo, KKB Papua. Malah punya banyak waktu nge-tweet receh begini. Dah di dalam sistem loh,” tuturnya.
“Dari pada debat lebih baik kerja, urusan debat lebih bagus materi debat tersebut beri ke DPR RI yang tugasnya menampung aspirasi, jadi sudah benar untuk Pak Mahfud MD tidak melayani debat, lebih baik fokus dengan tupoksi,” kata @BudiSan85732215.
Sementara, @djoko_pudjiono mengingatkan Mahfud untuk bersabar menghadapi para pengkritiknya. “Sabar Pak Mahfud. Berdebat jadi berpecah bapak. Saya setuju ngalah saja. Semoga Pak Mahfud diberi kesehatan,” ujarnya.
“Sumpah ngakak abis. Jumhur mau debat lawan prof @mohmahfudmd? Dikasih urutan pasal-pasal yang terkait plus komplit dengan asbabun nuzulnya dijamin Jumhur bakal melongo dari awal sampai akhir. Beda pilihan bolehlah. Tapi sadar diri juga harus,” kata @RobyDHidayah1.
Akun @arnold5508 mengatakan, debat atau mungkin diskursus tanpa protokol dan underlying terhadap hal dibahas ibarat menjala angin dan berujung menuai badai. “Diksi menyerah ala Pak Mahfud lebih menunjukkan sikap elegan untuk menghindari hal yang sia-sia,” ungkapnya.
“Hebat Pak Mahfud dia mengikuti cara Imam Syafi’i. Pak Mahfud orang tahu hukum mengedepankan ilmunya daripada nafsunya. Kata Imam Syafi’i kalau saya berdebat sama satu orang yang tidak punya ilmu saya akan kalah tapi saya akan menang kalau saya berdebat sama 10 orang yang pintar,” kata @26Sarwini.
Akun @mas_rifai77 mengaku lebih senang jika pejabat aktif di media sosial. “Masyarakat akan tercerahkan dengan adanya debat. Bukan soal menang kalah ataupun benar salah tapi mengedukasi rakyat juga penting melalui debat agar mereka nggak salah asumsi dan persepsi soal Perppu Ciptaker,” katanya.(PBN/RMID)
Tinggalkan Balasan