CIBEBER, BANPOS – Seorang gurandil ilegal bernama Kardi alias Kanit (45) dilaporkan meninggal dunia di dekat lokasi galian lobang tambang ilegal garapannya yang merupakan milik perusahaan tambang PT Samudera Banten Jaya (SBJ). Korban gurandil itu dilaporkan meninggal karena terpeleset saat hendak melakukan praktik menggarap lobang ilegal di kawasan bukaan lahan baru milik perusahaan PT SBJ sesudah membeli dari seseorang penjarah/koordinator lobang di lahan itu.
Disebutkan, bukaan baru PT SBJ tersebut berada di Blok Cikupa, Desa Cibeber Kecamatan Cibeber. Sedangkan korban tewas itu adalah warga Kampung Cicarucub Desa Neglasari Kecamatan Cibeber.
“Korban meninggal bernama Kardi, warga Carucub yang berprofesi seorang gurandil. Ia meninggal sesaat setelah korban beserta temanya sudah membeli waktu/koordinasi sehari semalam sebesar Rp10 juta. Lahan garapan itu adalah milik PT SBJ yang kerap dijarah para pelaku tambang setempat, biasanya waktu garapnya diperjual belikan,” ujar sumber BANPOS yang sengaja dirahasiakan namanya, Minggu (29/1).
Informasi lain menyebut, bahwa lobang di lahan itu dijadikan onekan (lobang tikus garapan liar,red) di area bukaan baru milik PT SBJ, semakin ke dalam semakin bagus, sehingga ada koordinasi waktu sampai jutaan rupiah oleh para pengelola koordinasi di sana.
“Itu lahan area open fit milik SBJ, para gurandil liar melakukan onekan di sekitar lahan itu. Memang benar ia gurandil, tapi saat meninggal tidak di dalam lobang, tapi di sekitar situ, ia mengidap penyakit paru-paru, saat itu terjatuh di dekat situ,” ungkap sumber BANPOS.
Sementara, Kepala Desa Cibeber, Harto saat dikonfirmasi BANPOS membenarkan bahwa di lahan open fit milik PT SBJ itu kerap dijadikan onekan oleh para gurandil dari luar. “Ia itu lahan bukaan baru milik PT SBJ. Itu gurandil benar selalu melakukan onekan di lahan sana itu,” ungkap Harto.
Harto juga menepis tudingan pada dirinya bahwa dirinya itu menyewakan lobang kepada korban.
“Waduh, saya tidak punya lobang di sana kang, apalagi mengkoordinasikan. Ngapain, itu tidak benar. Jangan dikasih rejeki saya. Itu mah jelas lahan onekan para gurandil yang memanfaatkan lahan milik SBJ secara liar. Itu yang ninggal juga bukan dalam lobang, tapi saat mengalami kecelakaan terjatuh di dekat situ, kebetulan almarhum Kardi itu punya penyakit paru-paru,” jelas Harto.
Menurutnya, ia selalu mengimbau warga untuk tidak melobang sembarangan karena sangat membahayakan.
“Justru saya bersama instansi pemerintah di atas mengimbau warga agar tidak melobang sembarangan. Saya selalu berkoordinasi dengan dari distamben, dinas lingkungan dan juga aparat. Itu buktinya di area itu banyak dipasangi spanduk larangan melakukan penambangan, tapi tetap saja banyak gurandil yang melakukan aktivitas tambang ilegal, bahkan sampai ratusan orang,” jelas Harto.
Terpisah, Humas PT SBJ, Tb Endin SM saat dihubungi via telepon membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, itu kecelakaan tunggal seorang gurandil penjarah di area milik perusahaan tempatnya bekerja.
“Saat itu korban sedang di lahan onekan, di area lahan bukaan baru milik. Katanya pas mau kencing ia terjatuh. Di hidungnya mengeluarkan darah. Jadi ninggalnya bukan di lobang. Padahal mereka sudah kita larang masuk ke situ,” terangnya.
Dijelaskannya, memang itu di lahan open fit selalu didatangi para gurandil dari luar Desa Cibeber dan Cikotok. Menurutnya, pihaknya pun sudah memasang spanduk peringatan agar warga masyarakat tidak mendekati area itu, tetapi mereka itu membandel.
“Itu memang lahan bukaan PT SBJ. Kita juga sudah kasih peringatan baik secara sosialisasi, dan juga pemasangan spanduk larangan untuk tidak masuk area situ. Mereka kebanyakan bukan orang sini. Tapi para gurandil liar itu tetap bandel, suka malam hari operasinya. Pas di Sidak pada bubar, tapi sesudah itu pada datang lagi. Jadi itu di luar sepengetahuan kita,” papar Endin.(WDO/PBN)
Tinggalkan Balasan