CILEGON, BANPOS – Pasar Baru Kranggot Kota Cilegon rencananya akan disulap menjadi pasar modern dan sehat. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon akan menjalankan pola kerja sama pemanfaatan pasar dengan berencana menggandeng badan usaha swasta, yakni PT Inti Konektivitas Indonesia (Ikindo).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Cilegon Syafrudin mengatakan, selama ini biaya yang dikeluarkan Pemkot Cilegon untuk operasional Pasar Kranggot cukup besar atau sekitar Rp3 Miliar. Menurutnya, pengeluaran itu tidak sebanding dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masuk ke kas daerah atau hanya sebesar Rp800 juta pertahun. Kemudian diakuinya Pasar Kranggot juga saat ini dalam kondisi semrawut atau tidak tertata.
Lebih lanjut, Syafrudin menjelaskan, untuk menjadikan Pasar Kranggot menjadi modern dan sehat, ada pola pembangunan yang bisa dilakukan oleh Pemkot Cilegon. Salah satunya dengan skema kerja sama pemanfaatan (KSP).
Dikatakan Syafrudin, datangnya PT Ikindo ke Cilegon, untuk menindaklanjuti rencana KSP tersebut. Pihaknya menyambut positif ekspos yang digelar. Menurut Syafrudin, pola KSP dengan revitalisasi Pasar Kranggot sangat banyak memberi manfaat untuk masyarakat Kota Cilegon. Selain itu, secara aturan pemerintah daerah dibolehkan membuka kerja sama dengan badan usaha swasta.
“Jadi kita mau kebetulan ada badan usaha, kita sambut positif. Bagaimana pendapatan daerah bisa meningkat pelayanan bagus dan menguntungkan bagi masyarakat. Disamping itu juga dari Bappeda dari RPJM juga, ada amanat kerja sama dengan sektor swasta untuk revitalisasi pasar sehingga konsumennya banyak,” ungkapnya usai ekspos di Kantor BPKPAD Kota Cilegon, Rabu (8/3).
Kemudian menurut Syafrudin, pola KSP Pasar Kranggot juga memberikan manfaat yang besar untuk Pemkot sendiri yakni pelayanan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan PAD. Pemkot sendiri tidak mengeluarkan anggaran dalam pengelolaan pasar dengan pola KSP tersebut. Pemkot justru mendapatkan PAD diantaranya dari pendapatan hak guna pakai kios/los dan juga bagi hasil. “Pendapatan dari sewa lahan dalam hak guna pakai kios dan los nya, kemudian bagi hasil untuk kita,” terangnya.
Lebih lanjut, Syafrudin mengungkapkan, sejauh ini belum ada hitung-hitungan investasi yang konkret dari perusahaan. Namun menurutnya, PT Ikindo adalah perusahaan yang telah berpengalaman mengelola pasar. Perusahaan telah banyak mengelola pasar modern di beberapa wilayah di Indonesia. Meski demikian, ekspos yang dilakukan perusahaan yang berdomisili di Jakarta itu baru sebatas tahap awal. Untuk menindaklanjuti ekspos kata Syafrudin, pihaknya akan membentuk tim KSP yang selanjutnya akan dilakukan tahap lelang. “Habis ini kita membentuk tim KSP,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Ikindo, Elvi Susanti menyatakan, keseriusan pihaknya membangun Pasar Baru Kranggot menjadi pasar yang modern. Sejauh ini pihaknya berminat untuk membangun dan mengelola Pasar Kranggot karena sesuai dengan cor bisnis yang dijalankan. Seperti yang telah dijalankan pengelolaan pasar di wilayah Bandung, Bogor dan Tangerang.
Dikatakan Elvi, pada prinsipnya pembangunan dan pengelolaan suatu pasar menjadi pasar modern yang ditawarkan pihaknya akan memperhatikan pelayanan dan kenyamanan kepada masyarakat. Pelayanan tetap mengedepankan pola pelayanan secara tradisional tetapi dikelola secara modern atau profesional.
“Pasar modern, kita tetap mempertahankan konsep tradisionalnya tetapi pengelolaannya yang modern. Jadi konsep tradisional itu jual beli, tawar menawar itu harus tetap ada karena itu ciri khas pasar. Nah yang kita lakukan, pengelolaanya, penataannya dan pelayanannya,” terangnya.
Secara spesifik, Elvi menyatakan, pengelolaan pasar yang modern dan profesional itu diantaranya pengelolaan baik pelayanan parkir, kebersihan, dan penataan harus satu manajemen. Kemudian nantinya, pekerja yang saat ini bekerja di Pasar Baru Kranggot tetap juga direkrut. ”Harapan kami pasar becek tidak lagi, tidak lagi semrawut. Fasilitas pasar harus dipenuhi, sarana ibadahnya, fasilitas umum, rasio jalan sumur resapan dan lain-lain, ada 26 indikator pasar SNI (Standar Nasional Indonesia),” ungkapnya.
Elvi menambahkan, nantinya lapak-lapak pedagang akan disewakan. ”Harga standar, tidak memberatkan,” tandasnya. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan