JAKARTA, BANPOS – Siapa tak kenal nama besar PT Adaro Energy Indonesia Tbk? Perusahaan batu bara yang dikomandoi Garibaldi Thohir, kini makin bersinar. Empat PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berhasil diraih pada 2012, 2019, 2020, dan 2021.
PROPER Emas adalah penghargaan tertinggi yang dianugerahkan kepada perusahaan yang terbukti menerapkan sistem manajemen lingkungan yang baik. Meliputi penerapan efisiensi energi, penurunan emisi, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, pengurangan dan pemanfaatan limbah non B3, serta perlindungan keakenaragaman hayati.
Selain itu, PROPER juga menyoroti upaya pemberdayaan masyarakat, tanggap bencana, dan inovasi sosial yang telah diterapkan perusaha
Tak cuma itu, Adaro juga berhasil meraih predikat BBB dari lembaga pemeringkat Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada 2021 dan 2022.
BBB yang merupakan peringkat tertinggi ESG MSCI untuk perusahaan logam dan pertambangan Indonesia, adalah bentuk pengakuan internasional atas komitmen dan kinerja terhadap aspek keberlanjutan terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Rilis teranyar MSCI menyebutkan, Adaro memiliki nilai emisi karbon yang baik. Di atas rata-rata industri.
Dengan reputasi mengkilap itu, tak heran jika Adaro menjadi incaran tempat kerja anak muda.
General Manager HSE, Risk Management, and Crisis Team Leader PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Rusdi Husin pun membocorkan rahasia, agar bisa diterima kerja di perusahaan dengan kode emiten ADRO.
“Anda wajib punya tiga kompetisi ini, kalau mau masuk Adaro. Pertama, ability to connect the dots. Kita harus bisa menghubungkan suatu isu dengan isu yang lain. Harus bisa memformulasikan big picture dari suatu isu. Sehingga, kita bisa mengambil keputusan melalui suatu analisis, dan menghasilkan rekomendasi apa yang harus dilakukan,” kata Rusdi dalam acara Leadership Talk Kompetisi Menulis Energi Baru Terbarukan dan Lingkungan Hidup/National, Energy, Climate, and Sustainability Competition (NECSC 2023) di Makara Art Center, Universitas Indonesia, Depok, Minggu (12/2).
Kemampuan ini mencakup aspek berpikir secara strategis, analitis, dan logis.
“Sehari-hari, Anda jangan seperti katak dalam tempurung. Hanya itu tok yang Anda pelajari. Silakan expanding untuk belajar hal-hal lain,” imbuhnya.
Kedua, kemampuan untuk mengeksekusi (ability to execute) yang mencakup skill menginspirasi orang lain (inspiring others), komunikasi, dan mengambil keputusan.
“Biro konsultasi manajemen global Amerika, McKinsey punya catatan. Banyak entitas perusahaan punya strategi, tapi kemampuan eksekusinya rendah. Supaya bisa survive, kita harus bisa cepat mengambil keputusan. Adaro misalnya. Kita bisa leading di antara perusahaan batu bara, karena kita cepat mengeksekusi,” jelas Rusdi.
Supaya cepat mengeksekusi, Rusdi bilang, kita harus punya kemampuan komunikasi yang baik. Harus bisa mengartikulasikan pemikiran, visi, dan misi supaya orang lain bisa ngikut.
Ketiga, kita harus punya pemikiran yang terus tumbuh atau growth mindset. Kita harus bisa menangkap semua informasi, seiring kemajuan teknologi.
“Background saya konsultan. Saya banyak ke perusahaan, mengajar, dan sebagainya. Kadang, saya lihat, ada orang yang tahu tentang hal itu, dan dia menunjukkan bahwa dia tahu. Sehingga, sadar atau tidak, dia memblokir mindset. Ini bisa bikin ilmu baru tidak bisa masuk. Ketutup, karena mindset dia lebih superior dari yang lain. Tapi di Adaro nggak bisa begitu. Semua orang harus willing to learn atau mau belajar,” papar Rusdi.
Supaya pemikiran kita terus tumbuh, kita harus punya resilience. Harus tetap bisa bangkit, meski berkali-kali jatuh. Serta mampu mengedukasi orang lain.(RMID)
Tinggalkan Balasan