JAKARTA, BANPOS – Momen mudik Lebaran 2023 masih dua bulan lagi. Tapi, Pemerintah diminta mengantisipasi sejak dini pergerakan penumpang dalam jumlah besar di seluruh moda transportasi, baik darat, laut, dan udara.
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan, proses mudik berpotensi mendorong peningkatan ekonomi nasional dan memperkokoh nilai-nilai budaya dan persatuan masyarakat. Peristiwa mudik ini harus benar-benar dijaga lewat persiapan matang agar bisa berjalan lancar dan aman.
“Para pemangku kepentingan dan masyarakat harus benar-benar!melakukan persiapan matang. Mengingat pergerakan puluhan juta orang dalam waktu yang hampir bersamaan berpotensi menghadirkan banyak tantangan,” ucap Rerie-sapaan akrabnya.
Dia berpendapat, momentum mudik harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk perekonomian nasional.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), pada momen Lebaran selalu saja terjadi dorongan permintaan uang tunai. Pada 2019, BI mencatat permintaan uang tunai Rp 19O triliun. Pada 2020, tercatat permintaan uang tunai Rp 158 triliun.
Sementara, Indonesia Development dan Islamic Studies (IDEAS) menyimpulkan, perputaran uang selama perayaan Hari Raya Idul Fitri sekitar Rp 14,2 triliun. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan transportasi, akomodasiI konsumsi, hingga rekreasi.
“Dengan perkiraan perputaran uang hingga ratusan triliun rupiah tersebut, proses mudik dan arus balik di masa Lebaran mendatang dapat dikelola dengan sebaik-baiknya. Dampak positif yang signifikan bagi sejumlah sektor dapat terwujud,” ujar politikus NasDem itu.
Kesiapan sejumlah sarana dan prasarana transportasi serta infrastruktur di sejumlah daerah, menurut Rerie, harus dipastikan sejak jauh hari. Ini untuk menekan potensi kendala yang muncul saat proses mudik pada April mendatang.
“Wujudkan mudik yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Yang di dalamnya memiliki potensi penguatan di sektor ekonomi dan persatuan bangsa,” kata dia.
SementaraI Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan, 80 juta orang akan melaksanakan mudik pada momentum Lebaran tahun 2023. Hal ini disebabkan karena kasus Covid-19 sudah mereda dan tidak ada lagi pembatasan kegiatan masyarakat dan kondisi ekonomi yang membaik.
“Kami (Kemenhub) telah menyiapkan penyelenggaraan mudik sejak awal tahun,” ujarnya.
Budi menuturkanI pengelolaan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini sangat menantang, yaitu bagaimana mengendalikan lonjakan pergerakan orang yang lebih besar dari tahun lalu. Persiapan mudik tahun 2023, dilakukan dengan belajar dari evaluasi mudik tahun 2022.
Kemenhub telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial serta bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan Korlantas Polri.
“Dengan pengalaman empiris tahun sebelumnya, kami telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang berpotensi terjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik,” imbuhnya.
Budi menyebut sejumlah hal penting yang telah diidentifikasi. Pertama, jalur tol Jakarta ke arah Jawa Tengah, seperti Tol Cipali yang menjadi titik krusial selama arus mudik maupun balik.
“Penambahan rest area di jalur tol dari Jakarta ke arah timur perlu dilakukan, karena jumlahnya dinilai kurang,” ucapnya.
Kedua, Pelabuhan Penyeberangan Merak yang pada penyelenggaraan mudik tahun lalu sempat terjadi kepadatan.
Ketiga, konektivitas udara yang diprediksi terjadi kepadatan di sejumlah andara yakni Bali, Makassar, Surabaya dan Medan.(RMID)
Tinggalkan Balasan