JAKARTA,BANPOS – Mantan Kepala Kantor Bea dan Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk menjalani pemeriksaan mengenai asal usul kekayaannya.
Suasana masih pagi saat Eko datang ke Gedung Merah Putih KPK. Persisnya pukul 07.42 WIB. Padahal jadwal pemeriksaannya baru dimulai pukul 09.00 WIB.
Eko tampil klimis dan trendy. Mengenakan kemeja putih dibalut jaket bomber biru tua dan celana panjang abu-abu. Sepa¬tunya hitam mengkilap. Sama seperti rambutnya.
Jaketnya diresleting sampai ke leher. Udara pagi ditambah semburan kencang dari AC gedung bisa membuat tubuh kedinginan
Dikawal dua orang laki-laki berbadan besar dan menenteng tas jinjing, Eko berjalan santai memasuki lobi KPK. Petugas keamanan sempat menggeledah badannya dengan metal detektor.
Ketika ditanya awak media, Eko menolak komentar panjang. “Nanti saja,” katanya sambil melambaikan tangannya ke kamera.
Informasi yang diperoleh, istri Eko, Ari Murniyanti juga ikut diperiksa. Ia datang lebih dulu. Mengenakan berkerudung hitam dengan baju biru dongker.
Ari Murniati terlihat sudah berdiri di meja tamu, ketika Eko memasuki lobi. Perempuan yang mengenakan masker putih itu terlihat melempar pandang ke arah Eko ketika berjalan masuk.
Istri Eko didampingi perem¬puan berjaket hitam dengan tas di lengannya. Keduanya mengisi buku tamu dan mengkonfirmasi kehadirannya. Mereka lalu di¬beri kalung tamu KPK.
Begitu Ari Murniyanti sele¬sai mengisi buku tamu, giliran Eko dan kedua pengawalnya maju. Eko pun mendapat tanda pengenal dari KPK dan menga¬lungkannya di leher.
Ia pun berjalan ke arah bangku tamu yang ada di sebelah kiri pintu masuk KPK. Namun, Eko tidak duduk di sebelah istrinya. Dia memilih duduk di kursi belakangnya.
Saat sedang duduk di ruang tunggu, Eko dan istrinya tampak menjaga jarak. Keduanya juga tak terlihat saling berkomuni¬kasi.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri menjelaskan alasam istri Eko ikut diperiksa. Eko turut mencantumkan nama Ari ke dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Neg¬ara (LHKPN).
Setidaknya ada tiga nama yang dicantumkan Eko, mulai dari dirinya sebagai penyelenggara, istrinya atau pasangan¬nya, kemudian anaknya.
“Otomatis kemudian ketika klarifikasi jika dibutuhkan, pihak-pihak yang terkait di LHKPN ya pasti kemudian turut dilakukan klarifikasi,” kata Ali.
Meskipun ada nama anak Eko di dalam LHKPN, Ali belum memastikan apakah yang ber-sangkutan akan ikut diperiksa.
Eko dan istrinya diminta membawa sejumlah dokumen yang berkaitan dengan kepemi¬likan hartanya.
“Seperti akta waris, hibah, sertifikat, bukti kepemilikan usaha dan lainnya,” kata Juru Bicara bidang Pencegahan KPK Ipi Maryati.
Sekitar pukul 09.15 WIB, Eko Darmanto dan istrinya dipersi¬lakan naik ke ruang pemerik¬saan. Lalu sekitar pukul 17.40 WIB, Eko terlihat menuruni tangga.
Jalannya tak segagah ketika masuk. Jaket bomber warna biru yang dipakai masuk ruang pemeriksaan dengan kerah berdiri tegak, tidak dikenakan. Mungkin merasa gerah.
Istrinya pun terlihat menyusul Eko menuruni anak tangga. Eko dan dua pengawalnya, keluar gedung KPK lewat pintu utama. Sementara istrinya keluar lewat pintu samping dengan seorang perempuan yang mengawalnya sejak tiba.
Saat dihadang wartawan, Eko menyempatkan diri memberi pernyataan. “Pertama saya ber-terima kasih kepada KPK, karena hari ini saya diberi kesempatan untuk menghadiri klarifikasi atas harta kekayaan saya,” Eko mengawali pernyataannyIa menyebut, permintaan klarifikasi KPK atas harta bendanya dianggap sebuah undangan. Sebagai warga negara yang baik, Eko dengan senang hati untuk hadir.
“Untuk hasil (pemeriksaan) bisa ditanyakan langsung kepada KPK,” ujarnya.
Kemudian, Eko menyam¬paikan bahwa dia mencintai institusi tempatnya bekerja dan tidak pernah berniat untuk pamer harta lewat media sosial Instagram.
Eko mengungkapkan “kegera¬hannya” karena gaya hidupnya diviralkan. Menurutnya, apa yang diunggah di akun media sosial merupakan ranah pribadi. Namun digunakan pihak tertentu untuk menjatuhkan dirinya.
“Data saya yang simpan se¬cara private dicuri, kemudian di-framing dan beredarlah seperti yang rekan-rekan sekalian keta¬hui,” keluhnya.
Sejak unggahan tersebut viral di jagat maya, Eko sengaja tidak memberi klarifikasi. Sebab, atasannya tidak memperke¬nankan. Hingga akhirnya dia dipanggil KPK.
“Akan tetapi, bilamana hal tersebut menciderai perasaan masyarakat kemudian mencederai kepercayaan publik kepada pimpinan saya, baik di Kementerian Keuangan ataupun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, saya memohon maaf,” ujar Eko.
Terakhir, Eko menjelaskan bahwa foto dan videonya yang sedang mengendarai pesawat adalah untuk keperluan latihan terbang.
“Saya tidak punya pesawat, itu merupakan milik FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) dan sudah terklarifikasi dan terkonfirmasi,” pungkas Eko.
Diketahui, nama Eko viral setelah dirinya kerap memamer¬kan harta bendanya di Instagram. Lewat akun Eko @eko_dar¬manto_bc, dirinya memajang kendaraan mewah, motor gede, hingga pesawat terbang.
Di saat bersamaan, KPK se¬dang menelusuri kekayaan eks pejabat Direktorat Jenderal Pa¬jak (DJP) Rafael Alun Trisam¬bodo.
Warga jagat maya kemu¬dian meminta KPK turut serta memeriksa Eko. Alhasil dicopot dari jabatan Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta terhitung se¬jak 2 Maret 2023. Pencopotan bertujuan memudahkan pemeriksaan.
Berdasarkan data LHKPN yang disampaikan Eko kepada KPK pada 15 Februari 2022, harta kekayaannya sebesar Rp 15.739.604.391.
Eko juga mempunyai utang Rp 9.018.740.000, sehingga jumlah harta kekayaannya sebe¬sar Rp 6.720.864.391.
Dia juga mempunyai dua bidang tanah dan bangunan di Malang dan Jakarta Utara dengan estimasi nilai Rp12.500.000.000.
Tak hanya itu, Eko juga memi¬liki sembilan unit mobil dengan harga seluruhnya mencapai Rp 2.900.000.000.
Mobil itu terdiri dari BMW Sedan, Mercedes Benz Sedan, Jeep Willys, Chevrolet, Toyota Fortuner, Mazda 2, Fargo dan Ford Bronco.(RMID)
Tinggalkan Balasan