JAKARTA, BANPOS – Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad bersama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Rahmat meninjau salah satu pabrik yang dimiliki perusahaan manufaktur, bergerak di bidang industri pergudangan dan pengeringan (Silo Dryer) jagung, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Plant Gorontalo, di Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Gorontalo, Selasa (7/3).
Tinjauan ini sengaja dilakukan Fadel Muhammad di sela-sela kegiatan kunjungan kerjanya di Provinsi Gorontalo, untuk melihat langsung aktifitas pabrik dalam pengelolaan jagung di Gorontalo.
Saat diterima oleh Pimpinan Regional PT CPI untuk wilayah Timur Indonesia, Ketua Dewan Jagung Nasional ini langsung melakukan diskusi dan dialog seputar pengelolaan jagung rakyat.
Kepada para Pimpinan PT CPI, Pimpinan MPR dari Kelompok DPD ini menyampaikan bahwa dirinya bercita-cita dan ingin mewujudkan Gorontalo sebagai Kawasan Lumbung Pangan dalam lingkup provinsi dan lebih luas lagi mampu berkontribusi secara nasional.
“Untuk itu saya meninjau ke pabrik untuk mengetahui secara detil dan langsung gambaran produksi jagung Gorontalo,” tambahnya.
Dari penjelasan PT CPI, Fadel Muhammad mengetahui bahwa bahan baku utama pabrik yakni jagung, dibeli langsung dari para petani di berbagai Kabupaten di Gorontalo hingga Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
Bahkan, pabrik juga menerima dan membeli jagung yang dibawa petani memakai karung dengan transportasi motor, masuk ke pabrik. Sejak mulai beroperasi tahun 2020 hingga saat ini, pabrik telah membeli sekitar 177 ribu ton jagung rakyat dengan harga yang dirasakan Fadel cukup baik.
“Saya berkeliling melihat-lihat kegiatan pabrik secara langsung, pabrik beroperasi menggunakan sistem otomasi berteknologi tinggi untuk mengeringkan jagung. Bahkan, mampu menerima sampai 1000 ton jika sedang musim. Beda dengan dulu sebelum ada pabrik, masyarakat petani mengeringkan jagungnya hanya mengandalkan terpal dan panas matahari,” ungkapnya.
Dengan adanya pabrik seperti ini, lanjut Fadel Muhammad, semestinya Gorontalo bisa menghasilkan produksi jagung lebih besar lagi, baik dari sisi kualitas dan kuantitas.
“Namun, memang ada kendala saat ini seperti benih/bibit sampai pupuk yang terbatas dan juga mahal. Tapi, alhamdulillah PT CPI melalui program kemitraannya dengan para petani, membantu penyediaan bibit jagung dan insektisida yang bagus,” ujar Senator dapil Gorontalo ini.
Fadel Muhammad juga mendorong PT CPI agar ke depan, memperluas bantuan kepada mitra taninya dengan menyediakan bibit dan pupuk yang bagus. Bibit yang berkualitas harus bisa didapatkan para petani. Ini penting, sebab dengan bibit yang bagus maka produksi jagung akan berkualitas juga.
Pemerintah pusat dan daerah, juga diminta Fadel Muhammad untuk mengelola dengan baik bibit dan pupuk subsidi untuk rakyat. Jika subsidi bibit dan pupuk itu ternyata kurang maksimal dinikmati rakyat dan kurang merata, maka harus dicari mekanisme lain. Seperti, membeli bibit dan pupuk non subsidi.
“Soal harga, nanti kita akan mengupayakan bekerjasama dengan lembaga keuangan pemberi kredit sepert BRI, agar mempermudah petani mendapatkan kredit lunak,” tambahnya.
Fadel Muhammad juga menyampaikan, sebagai tindak lanjut rencana untuk menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional, akan digelar pertemuan dan diskusi tingkat nasional di Gorontalo, bersama Menteri Pertanian RI dan stakeholder jagung termasuk pelaku industrinya.
Tujuan utamanya, agar masyarakat kembali bersemangat bertani jagung di Gorontalo.
“Saya akan gerak cepat, besok tanggal 8 Maret 2023, saya akan coba bicarakan hal ini langsung dengan PJ Gubernur Gorontalo, mudah-mudahan lancar. Pada intinya, kita sama-sama bersinergi, bekerjasama ingin secara sistematik bisa menaikkan kuantitas dan kualitas produksi jagung di Gorontalo,” tandasnya.(RMID)
Tinggalkan Balasan