JAKARTA,BANPOS – Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan presentasi pada acara Sosialisasi Program Penanggulangan Tuberkulosis di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu (8/3), yang diselenggarakan oleh Universitas YARSI TB Care dan dibuka oleh Sekretaris Kota Jakarta Selatan.
Prof. Tjandra mengungkapkan ada lima hal umum tentang tuberkulosis.
Pertama, dunia dan Indonesia punya target untuk bebas tuberkulosis di tahun 2030, dalam bentuk eliminasi, bukan eradikasi. Eradikasi artinya kasusnya nol, hilang sama sekali, sementara eliminasi artinya kasus walau masih ada tetapi bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat lagi.
Ke dua, Indonesia memang sekarang masih merupakan penunjang kasus tuberkulosis ke dua terbanyak di dunia, dan juga termasuk tiga besar yang kemampuan penemuan kasusnya menurun, serta Indonesia (bersama 9 negara lain di dunia) masuk dalam high burden untuk TB secara umum, TB/HIV dan juga TB resisten obat.
Ke tiga, kuman tuberkulosis ditemukan oleh Robert Koch pada 1882 dan diumumkan pada 24 Maret 1882, dan karena itu kini setiap tahun pada 24 Maret diperingati sebagai Hari TB Sedunia. “Tema tahun ini di Indonesia adalah Ayo Bersama Akhiri TB, Indonesia Bisa. Tema dunianya adalah “Yes. We can End TB”,” ungkapnya.
Ke empat, penemuan kasus tuberkulosis harus ditingkatkan untuk dua alasan, pertama agar dia dapat disembuhkan dan ke dua agar dia tidak menulari orang lain lagi, artinya memutus rantai penularan.
Ke lima, ditegaskan sekali lagi tiga hal penting. 1) tuberkulosis dapat menyerang semua orang dan semua umur. 2) tuberkulosis memang masuk melalui paru, tetapi dapat menyebar dan menyebabkan tuberkulosis di alat tubuh lain seperti otak, tulang, payudara dll. 3) tuberkulosis dapat disembuhkan secara tuntas dengan pengobatan setidaknya 6 bulan.
“Jangan berhenti sebelum waktunya walau mungkin keluhan sudah hilang, karena kalau berhenti ada tiga akibatnya, 1) penyakitnya tidak sembuh, 2) penyakitnya bahkan dapat menjadi makin parah, dan 3) kuman tuberkulosis dalam tubuh dapat menjadi resisten/kebal dan tidak dapat dibunuh lagi dengan obat TB yang biasa,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan