AKADEMISI Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Hady Sutjipto menyoroti dua hal krusial dari sisi ekonomi bilamana Pemilu 2024 ditunda. Yaitu akan menghilangkan peluang perputaran ekonomi yang kedua memiliki ketidakpastian bagi investor dalam berinvestasi di Indonesia.
“Yang pertama saya melihat bahwa namanya Pemilu kan perencanaan yang cukup panjang baik dari sisi persiapan dan sisi anggaran terutama dan tentu bagi partai politik ini juga sudah akan menyiapkan anggaran,” kata Hady kepada BANPOS saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (9/3).
Menurutnya, dalam rangkaian Pemilu lima tahunan itu akan menggerakkan berbagai macam jenis usaha.
“Karena biasanya bicara soal Pemilu itu kan ada caleg masing-masing dari nasional ke daerah, paling tidak akan menggerakkan beberapa sektor misalnya sektor percetakan, transportasi dan yang lainnya. Karena ini agenda lima tahunan dan perputaran uangnya cukup besar yah,” ujarnya.
Dikatakan Hady, apabila Pemilu benar-benar ditunda akan menghilangkan perputaran ekonomi bagi pelaku usaha dan merugikan banyak pihak.
“Kalau satu caleg menyiapkan 1000 kaos saja untuk dapil provinsi atau nasional itu berapa. Itu untuk kaos saja belum bicara jenis-jenis akrilik kampanye seperti baliho, spanduk dan sebagainya,” katanya.
“Itu artinya akan menghilangkan peluang perputaran uang atau perekonomian itu sendiri. Baik caleg maupun partai sudah menyiapkan diri untuk belanja politiknya ke partner-partner atau mitra-mitra sektor tadi. Kemudian (mitra) sudah ancang-ancang paling tidak dia akan menambah produksi atau bahkan sudah mulai investasi sudah mulai pinjam duit ke bank, menyerap tenaga kerja itu yang dikhawatirkan jadi dibatalkan itu jadi kerugian,” paparnya.
Dikatakan akademisi yang bergelar doktor ini, selain itu akan berdampak pada melambatnya sektor perekonomian untuk menggerakkan investasi kemudian akan mempengaruhi ketidakpastian untuk para investor kedepan.
“Yang kedua yang lebih kacau lagi adalah perekonomian untuk menggerakkan investasi itu akan mempengaruhi ketidakpastian berkaitan dengan siapa yang akan menjadi pemimpin itu tidak pasti nih otomatis biasanya janji pemimpin di pemerintahan itu terkait dengan kebijakan ekonominya. Itu artinya investor membutuhkan kepastian siapa sebetulnya yang akan menjadi pemimpin. Jadi kalau mereka (investor) untuk prospek pengembangan bisnis kedepan. Ketika ada ketidakpastian ya akan mengurangi dan melambatnya investasi-investasi di Indonesia,” tandasnya.(LUK/ENK)
Tinggalkan Balasan