LEBAK, BANPOS – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lebak berada di tingkat yang paling rendah diantara Kabupaten/Kota lain yang berada di Provinsi Banten.
Hal tersebut diketahui sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, dimana pada tahun 2022 Kabupaten Lebak mendapatkan nilai 64,71 Point untuk IPM.
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Lebak, Diki Wahyudi mengatakan, meskipun angka tersebut meningkat sebanyak 1,06 persen dari tahun sebelumnya, ia menilai angka tersebut masih memprihatinkan karena memiliki jarak yang cukup jauh dengan Kabupaten/Kota lainnya.
“IPM ini didapatkan dari tiga rata-rata indeks yakni Kesehatan, Pendidikan dan pengeluaran. Saya harap, Pemerintah Kabupaten Lebak dapat menseriusi dalam pembenahannya,” kata Diki kepada BANPOS, Selasa (4/4).
Diki menjelaskan, hal yang sangat vital dan bahkan terlihat tidak ada perubahan yang signifikan berada pada dimensi pendidikan.
Menurutnya, peningkatan di bidang pendidikan hanya berada di angka kurang dari satu persen pada presentasi rata-rata lama sekolah dalam lima tahun terakhir dengan rincian pada tahun 2018 sebesar 6,21 , 2019 sebesar 6,31 , 2020 sebesar 6,40, 2021 sebesar 6,41 dan 2022 sebesar 6,59 tahun.
“Terlihat dengan persentase tersebut, stagnasi yang tercipta cukup luar biasa karena bertahan dalam lima tahun terakhir. Ironis jadinya,” jelas Diki.
Ia menerangkan, dengan lama sekolah berada dalam kurun waktu 6 tahun tersebut jelas diartikan bahwa mayoritas masyarakat Lebak hanya menikmati Sekolah Dasar (SD) saja.
Ia memaparkan, salah satu faktor yang menyebabkan angka lama sekolah rendah ialah faktor ekonomi. Berdasarkan informasi yang ia miliki, bukan hanya tentang mereka yang tidak memiliki uang untuk melanjutkan sekolah. Namun, mereka yang memilih putus sekolah demi membantu keluarga meskipun sebenarnya masih mampu untuk melanjutkan sekolah.
“Ketimpangan pendidikan ini tentu harus diperhatikan dan diseriusi oleh pemerintah. Pasalnya, untuk menciptakan SDM yang mumpuni tentu tombak utamanya adalah pendidikan,” tandasnya.(CR-01/PBN)
Tinggalkan Balasan