SERANG, BANPOS – Dalam momentum Harkitnas, Pemkot Serang Gelorakan Semangat Untuk Bangkit, yang merujuk pada bangkit dari kemiskinan, bangkit dari keterpurukan, serta bangkit dari pengangguran.
Sekda Kota Serang, Nanang Saefudin mengungkapkan Harkitnas yang ke 115 ini dimaknai dengan semangat untuk bangkit. Yang dimaksudkan pada semangat untuk bangkit dari kemiskinan, bangkit dari keterpurukan serta bangkit dari pengangguran.
“Memperingati hari kebangkitan nasional yang ke 115 yang maknanya semangat untuk bangkit. Sebagai contoh, misalnya bangkit dari kemiskinan, Bangkit dari keterpurukan, bangkit dari pengangguran dan alhamdulillah Kota Serang tahap demi tahap sudah menapaki itu semua,” ungkapnya, senin (22/5).
Nanang mengaku bahwasanya Kota Serang dalam pembangunan sumber daya manusia sudah cukup baik. Pasalnya walaupun inflasi yang terjadi di Kota Serang tahun 2022 cukup tinggi, akan tetapi pada tahun 2023 ini sudah mengalami penurunan yang cukup baik.
“Indeks pembangunan manusia (IPM, red) kita bagus, kemiskinan juga berkurang. Namun demikian, inflasi kita masih tinggi, tapi di akhir tahun kemarin (tahun 2022, red) 7,22 persen sekarang (tahun 2023, red) menjadi 4,9 persen. Penurunannya cukup drastis lah yah,” ucapnya.
Soal kemiskinan ekstrem yang sempat terjadi di Kota Serang yang saat ini telah menurun. Nanang mengatakan, pemkot serang terus lakukan upaya untuk terus menekan angka kemiskinan tersebut.
“Banyak, upaya-upaya dari Pemkot itu misalnya tentang pelatihan Ketenagakerjaan ada di Dinas Ketenagakerjaan, kita juga menciptakan UMKM. Namun demikian, di manapun kemiskinan itu pasti ada hanya jumlahnya relatif besar atau kecil,” katanya.
Nanang menjelaskan, bahwasanya faktor utama yang menjadi kunci dalam menyelesaikan segala permasalahan salah satu diantaranya mengenai kemiskinan, ialah berawal dari pola pikir masyarakat yang perlu dirubah, supaya bisa memiliki rasa juang yang tinggi yang tertanam dalam diri untuk terlepas dari belenggu kemiskinan.
“Jadi sebenarnya, faktor paling utamanya, kuncinya adalah di masyarakat itu sendiri. Merubah mindset, pola pikir saya sudah miskin, kalau sudah itu tertera di dalam pikirannya, ya sulit untuk mengubah itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya menuturkan bahwa pemerintah juga tetap mendorong masyarakat terlepas dari kemiskinan dengan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan modal dari Bank dengan rekomendasi Kepala Kelurahan dan Camat. Akan tetapi, modal bukan hal yang jadi hal utama karena yang terpenting itu kemauan yang ada pada masyarakat untuk bangkit.
“Kita dorong dan sekarang sudah banyak bank-bank yang tanpa agunan dengan rekomendasi kepala Kelurahan, Camat. Tapi ingat, modal itu bukan salah satu hal terpenting, yang terpenting adalah kemauan dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya. (MG-02/AZM)
Tinggalkan Balasan