SERANG, BANPOS – Jelang perayaan Idul Adha, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten mulai bergerak cepat menanggulangi penyebaran wabah penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) atau penyakit cacar yang terjadi di sejumlah peternakan di wilayah Tangerang.
Kepala Distanak Provinsi Banten Agus Tauchid memastikan dengan melakukan tindakan cepat, pihaknya akan mampu menekan laju penyebaran wabah penyakit hewan ternak itu.
“Kami waspadai sekarang terhadap penyakit LSD atau cacar juga yang sekarang sedang mewabah di Tangerang. Kami pastikan dengan tindakan yang cepat di Tangerang, juga akan bisa kami atasi,” terang Agus Tauchid.
Agus mengungkapkan setidaknya ada enam kecamatan di wilayah Tangerang yang kini tengah terjangkit wabah LSD. Namun saat disinggung perihal berapa jumlah hewan ternak yang turut terdampak penyakit tersebut, Kepala Distanak Provinsi Banten itu mengaku belum bisa memastikan.
“Untuk kasus sekarang itu, semua ada di daerah Tangerang sekitar ada mewabah di enam kecamatan. Cuman (jumlahnya) secara pasti bapak lupa lagi,” imbuhnya.
Menurut penuturan Agus, sapi menjadi hewan paling rentan tertular penyakit LSD. Sementara hewan ternak lain seperti kambing, domba, dan kerbau dinilai nya aman dari terjangkit penyakit tersebut.
“Intinya untuk penyakit hewan yang agak rawan itu adanya di ternak berpotensi besar itu di kelompok sapi. Kalau kambing, domba, kerbau sangat aman sekali,” jelasnya.
Oleh karenanya guna menanggulangi masalah tersebut, Agus mengungkapkan bahwa pihaknya telah bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan pihak lain agar wabah penyakit itu dapat segera tertangani dengan baik di Provinsi Banten.
“Tapi yang pasti sekarang sudah kami tanggulangi bersama dengan dinas pertanian kabupaten Tangerang. Dan mudah-mudahan dengan pemberian vaksin dan vitamin dalam waktu dekat akan tuntas,” katanya.
Kemudian Agus juga mengatakan, nantinya Distanak Provinsi Banten akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap setiap hewan ternak yang masuk ke Provinsi Banten dengan memberlakukan surat keterangan kesehatan hewan atau SKKH.
Pemberlakuan persyaratan itu bertujuan untuk memastikan bahwa hewan ternak yang masuk di pasaran merupakan hewan yang sehat dan terhindar dari penyakit. Sehingga laju penyebaran wabah LSD itu tidak meluas di Provinsi Banten.
“Kami upayakan bagaimana perdagangan sapi masuk keluar Banten itu harus kami jaga ketat, dan bagaimana juga kami koordinasi dengan daerah asal pengirim hewan kurban yang datang ke Banten berarti SKKH surat keterangan kesehatan hewan itu sebuah persyaratan,” ucapnya.
Selain dilakukan pengawasan secara ketat terhadap peredaran hewan ternak di Provinsi Banten, Agus juga menjelaskan, pihaknya akan melakukan pemantauan serta penanganan terhadap kesehatan dan kebersihan kandang hewan ternak.
“Kalau penanganannya pertama dari biosecurity, kedua pemberian vitamin, ketiga pemberian vaksin,” ungkapnya.
Kendati LSD tidak berbahaya bagi manusia, namun agus mengungkapkan, jika penyebaran penyakit itu harus tetap menjadi fokus perhatian bagi pemerintah. Sebab hal itu dapat menimbulkan kerugian materi bagi para peternak.
“Betul dia itu kalau LSD ini tidak membahayakan kepada manusia, tapi kan kalau kita biarkan ya, bisa membuat kematian kepada ternak itu,” katanya.
Kemudian meskipun LSD ini tengah mewabah di wilayah Tangerang, Agus mengaku jika pihaknya belum berencana akan membentuk satgas penanganan wabah tersebut.
“Untuk sementara karena ini hanya lokal, kami belum membuat satgas. Tetapi kami ada direktur khusus, seperti itu,” ungkap Agus.
Meski begitu Kepala Distanak Provinsi Banten itu merasa yakin, hewan ternak yang ada di Banten akan terbebas dari PMK.
“Dipastikan Banten akan terbebas dari PMK dan LSD,” tegasnya.
Sementara itu terkait dengan pemenuhan kebutuhan hewan ternak menjelang perayaan Idul Adha di Provinsi Banten, Agus mengatakan jumlahnya berada di kisaran 30 ribu ekor untuk sapi, sedangkan untuk hewan ternak lainnya seperti kambing dan domba angkanya berada di kisaran 200 ribu ekor.
“Untuk sapi di Banten sekitar 30 ribu ekoran. Kambing cukup kecil sekali kami data seperti kemarin, kambing, domba di Banten ya sekitar 200 ribuan,” tukasnya.(MG-01/PBN)
Tinggalkan Balasan