Hati-hati, Penyakit Sifilis Intai Warga Cilegon 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon mencatat sedikitnya ada 5 warga yang terjangkit penyakit kulit sifilis akibat hubungan seksual sembarangan.

Kepala Bidang (Kabid) Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP UKM) pada Dinkes Cilegon dr. Febri Naldo mengatakan, dari total 3.802 yang diperiksa menggunakan test Triple Eliminasi yang dilaksanakan di 9 puskesmas dan 5 rumah sakit di Kota Cilegon, ditemukan ada 5 orang yang terjangkit penyakit sifilis.

“Dari 5 orang ini, 2 orang merupakan ibu hamil dan 3 orang pasien umum,” kata Febri saat dikonfirmasi, Selasa (30/5).

Febri menambahkan, pada 2022 pasien yang menderita penyakit sifilis di Kota Cilegon mencapai 10 orang. 10 orang ini terdiri dari 6 ibu hamil dan 4 di luar ibu hamil.

“Pada 2023, 2 ibu hamil yang terjangkit sifilis, hanya 1 yang diobati. Sedangkan di 2022, dari 6 ibu hamil yang menderita sifilis, 5 orang ibu hamil yang menerima pengobatan sedangkan 1 ibu hamil tidak mau diobati,” tambah Febri.

Masih kata Febri, masyarakat yang terjangkit penyakit sifilis sendiri rata-rata di usia produktif, karena di usia inilah yang sering melakukan hubungan seks bebas, atau bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan badan.

“Selama ini yang terkena sifilis di usia produktif seperti 20 hingga 40 tahun. Bilamana ada indikasi penyakit tersebut, harap segera ke puskesmas terdekat atau ke rumah sakit agar bisa segera tertangani dan tidak semakin parah,” lanjutnya.

Dikatakan Febri, pencegahan penyakit sifilis sendiri hanya bisa dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, karena penyakit ini menular karena adanya hubungan seks bebas dan suka bergonta-ganti pasangan.

“Bisa hal ini terjadi ketika si pasien suka bergonta-ganti pasangan seperti dilakukan di tempat-tempat prostitusi terselubung,” tutur Febri.

Febri menjelaskan, sekali suntik BV (Benjatin Venisilin) atau dikenai biaya Rp600 ribu untuk sekali suntik.

“Kita bersyukur mendapatkan hibah dari Provinsi Banten untuk BV. Namun, BV yang diberikan  tidak banyak. Mengingat, kasus di Cilegon kecil dan kalau banyak-banyak khawatir basi,” tandasnya.(LUK/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *