Rayakan Waisak dengan Sederhana Namun Bermakna

SERANG, BANPOS – Umat Buddha merayakan Hari Raya Waisak, peringatan ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti melakukan persembahan atau sembahyang di vihara.
Pengurus Vihara Metta Kota Serang, Rivin halim menjelaskan bahwa Hari Raya Waisak ini bertepatan dengan hari Tri Suci Waisak, yang merupakan tiga kejadian dalam bulan suci yaitu bulan waisak.
“Hari raya ini bertepatan dengan hari Tri suci waisak yang diartikan bahwa pada saat ini ada tiga kejadian yaitu kelahiran Sang Pangeran Jaya Sidharta Gautama dan yang kedua adalah Pangeran Sidharta Gotama mencapai pencerahan atau dia menjadi Buddha dan yang ketiga adalah mangkatnya pangeran Sidharta Gautama atau Sakyamuni Buddha Parinibbana. Jadi Tri Suci waisak itu tiga kejadian dalam bulan suci yaitu bulan waisak,” jelasnya, minggu (4/6)
Dalam peringatan Waisak tersebut, Rivin mengungkapkan makna dari Hari Raya Waisak itu sendiri ialah tentang bertekad untuk hidup berbahagia dan mengamalkan lima sila yang diajarkan guru dalam agama Buddha.
“Makna dalam Tri Suci Waisak adalah supaya kita bertekad, yaitu bertekad semua makhluk hidup berbahagia. Tidak terkecuali apapun makhluknya tetap berbahagia, yaitu melepaskan dari penderitaan. Jadi, guru (Budha) itu mengajarkan bahwa ada lima sila, tidak boleh membunuh atau bertekad tidak membunuh, Bertekad tidak susila, bertekad tidak mengambil hak orang lain atau mencuri, bertekad tidak mabuk-mabukan, tidak berbohong. Sehingga kalau kita akan menjalankan sila ini kita akan hidup berbahagia,” ungkapnya.
Dirinya juga menyampaikan, dalam perayaan-perayaan tertentu seperti waisak, para umat yang berkumpul di Vihara Metta sampai 250 umat hadir untuk merayakan hari raya waisak.
“Kalau di dalam acara-acara tertentu seperti waisak begini umat yang hadir itu gabungan dari Sekolah Minggu, Pemuda, Majelis dan orang tua lebih kurang umatnya bisa sampai 200 sampai 250 umat. Karena di Serang sendiri Wihara bukan hanya Vihara Metta. Akan tetapi, ada Vihara di Legok yaitu Vihara Mandalawangi, di Mangga Dua juga ada dan juga Sukawati,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa dalam perayaan waisak tersebut sebagian umat Buddha Kota Serang juga merayakan Waisak secara bersamaan di Borobudur.
“Bertepatan tahun ini kebetulan kita merayakan waisak bersama di Candi Borobudur, sehingga umat kita lebih kurang hampir 60 umat, kita bagi tugas untuk berangkat kesana. Jadi seluruh Indonesia pada berkumpul di Borobudur. supaya lebih Semarak dan umat Buddha memperoleh keyakinan yang lebih baik,” katanya.
Ia berharap dalam perayaan waisak tahun ini, umat Budha bisa lebih meningkatkan keyakinannya, agar dalam beribadah ke Vihara tidak hanya pada perayaan atau hari-hari tertentu saja
“Saya berharap, agar umat bisa lebih meningkatkan keyakinannya bukan hanya pada waisak saja datang ke Vihara, tetapi setiap kegiatan juga harus mengikuti, yang kedua supaya umat itu dapat melaksanakan apa yang dikatakan Dharma atau ajaran kebenarannya diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.
Kemudian, ia juga menuturkan, Pasca-covid umatnya banyak melaksanakan merayakan waisak di rumah, lewat Zoom, secara ritualnya di Vihara Metta tetap melakukan hanya saja dengan jumlah umat yang dibatasi.
“Kita batasi umatnya. Seperti sekarang, umatnya 200 kalau pada saat covid kita kan berjarak, lebih kurang ada 50 umat saja sesuai dengan protokol kesehatan. Tetapi berbahagialah pada saat ini pandemi sudah menjadi endemi sehingga kita dapat bersukaria bersama, berkumpul bersama  dan kita dapat melaksanakan kegiatan bersama,” tuturnya
Kemudian dirinya pun menyampaikan, dalam perayaan waisak tersebut. Vihara Metta melaksanakan dengan sederhana akan tetapi penuh dengan makna.
“Walaupun kegiatan ini dilaksanakan secara sederhana, akan tetapi kita bisa berkumpul bersama dan yang penting kita mengambil maknanya,” tandasnya.(MG-02/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *