Meroketnya elektabilitas calon presiden (capres) Prabowo Subianto disebut bukan semata-mata karena Jokowi Effect, melainkan juga disebabkan oleh banyaknya pendukung Prabowo yang sempat lari ke Anies Baswedan, sekarang balik kandang.
Buktinya, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu turun drastis. Sementara elektabilitas Prabowo yang naik, berhasil menyalip posisi Ganjar Pranowo, yang sebelumnya bertahta di puncak survei. Meskipun, elektabilitas keduanya terpaut tipis.
Persaingan sengit di 3 besar elektabilitas capres itu terlihat dalam survei bertajuk “Saling Salip Elektabilitas Capres dan Cawapres Jelang 2024” yang dirilis Indikator Politik Indonesia (IPI), Minggu (4/6).
Dalam survei IPI itu, Prabowo berhasil nangkring di urutan pertama, setelah tren elektabilitas Ganjar menurun dalam 1 bulan terakhir. Dari 29,3 persen di tanggal 5 Mei 2023 turun menjadi 25,2 persen di 30 Mei 2023.
Sementara Prabowo, tren elektabilitasnya secara konsisten naik dari April 2023. Masing-masing 22,2 persen di bulan April, lalu 24,2 persen di awal Mei dan akhir Mei 25,3 persen. Unggul 0,1 persen dari Ganjar.
Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi mengakui bahwa selisih 0,1 persen, cukup tipis. Apalagi masih di bawah nilai toleransi kesalahan atau margin of error. Kendati demikian, temuan terakhir cukup menjadi bukti bahwa elektabilitas Prabowo makin menguat.
“Sebelumnya Pak Ganjar unggul sekitar empat persen, sekarang ada tren Pak Prabowo mulai menyalip Ganjar meskipun selisihnya hanya 0,1 persen,” kata Burhan saat merilis hasil surveinya secara virtual, Ahad (4/6).
Di tengah sengitnya persaingan antara Prabowo versus Ganjar, elektabilitas Anies malah down. Tingkat keterpilihan bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan itu turun drastis, dari 15 persen di awal Mei turun menjadi 12,5 persen di akhir Mei.
Kondisi itu membuat Anies semakin jauh terpaut dengan 2 rivalnya di 3 besar, yakni Prabowo dan Ganjar. Penurunan ini ditengarai karena sebagian pendukung Prabowo yang sempat minggat ke Anies, kini kembali lagi ke Prabowo.
“Jadi menurut saya tidak fair juga mengatakan Pak Prabowo naik karena semata-mata karena mendapatkan blessing dari kinerja Presiden Jokowi. Karena faktanya basis lama Pak Prabowo yang sempat lari ke Anies sebagian sudah balik ke kandang,” ungkap Burhan.(PBN/RMID)
BalasTeruskan
|
Tinggalkan Balasan