Ganjar-AHY Disebut Cuma Gimik

JAKARTA, BANPOS – Pernyataan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bahwa Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, masuk kandidat cawapres pendamping Ganjar Pranowo dianggap sebatas gimik. Banyak yang yakin, Puan gak serius dengan pernyataannya itu.

Omongan Puan di hari pertama Rakernas III PDIP, Selasa kemarin, mengejutkan banyak pihak. Perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR itu membocorkan 10 nama yang masuk dalam daftar bursa cawapres pendamping Ganjar. Salah satunya AHY. 

AHY menanggapi pernyataan Puan ini. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyampaikan apresiasi atas pernyataan Puan tersebut. Kata dia, omongan Puan ini menandakan politik di Indonesia memang cair. Politik di Indonesia tidak mengenal pembelahan sebagaimana di Amerika Serikat yang hanya ada dua partai utama.

Hanya saja, kata AHY, partainya tetap menjunjung tinggi etika, nilai dan juga prinsip-prinsip dalam berkomunikasi politik. AHY memastikan dirinya tetap memilih membangun koalisi perubahan bersama PKS dan NasDem yang sudah mencapreskan Anies. “Kami juga terus memantapkan rancang bangun dari Koalisi Perubahan ini,” kata AHY, di Markas Demokrat, Jakarta Pusat, kemarin.

Berbeda dengan AHY, Jubir PKS, M Iqbal, menilai pernyataan Puan sebagai bentuk kepura-puraan alias gimik belaka. Iqbal menilai, ada maksud lain dari omongan Puan tersebut. “Saya menilai ini sebagai drama untuk memecah konsentrasi,” kata Iqbal, kepada wartawan, kemarin.

Menurut Iqbal, meski Puan menyebut AHY sebagai sosok potensial dan berkualitas, ia ragu duet Ganjar-AHY akan terwujud. Pasalnya, PDIP dan Demokrat punya jarak psikologis terkait dengan persoalan masa lalu kedua pemimpin partai tersebut.

Hal senada disampaikan Ketua DPP NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi. Kata dia, omongan Puan ini bisa memunculkan tafsir yang beragam. Namun, apa pun motifnya, Gus Choi bersyukur dengan pernyataan Puan tersebut. Menurut dia, partai politik seharusnya bekerja dalam inklusivitas dan persahabatan.

“Kita semua Pancasilais, nasionalis. Hanya corak, warna, karakter, dan ciri yang berbeda,” ucap mantan politikus PKB ini.

Terkait tafsir lain yaitu ingin mengganggu konsentrasi koalisi NasDem, Gus Choi tak mau berkomentar panjang. “Biarkan saja,” ujarnya.

Sementara itu, Partai Hanura yang sudah resmi mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar sebagai capres, menilai omongan Puan ini hanya iseng. “Saya yakin Mbak Puan iseng lah. Nggak mungkin lah AHY dipasangkan dengan Pak Ganjar. Iseng guyon lah. Nggak mungkin,” kata Waketum Hanura Benny Rhamdani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Benny mengatakan, cawapres Ganjar tidak mungkin ditentukan PDIP sendirian. Pasti akan ada dialog dengan parpol lain. Untuk Hanura, kemungkinan akan menyarankan cawapres Erick Thohir dan Mahfud MD. “Saya yakin, posisi untuk cawapres itu akan ditentukan menjadi keputusan bersama partai koalisi,” ungkapnya.

Mendengar kecurigaan ini, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, angkat bicara. Dia menegaskan, penyebutan nama AHY sebagai hal serius. Tidak dimaksudkan untuk merusak koalisi partai lain. Apalagi untuk meremehkan AHY.

“Jangan kemudian diasosiasikan penyebutan AHY hanya akan merusak partai lain, koalisinya. Atau dengan segala hormat dan dengan segala kerendahan hati, ketika menyebut AHY seakan-akan kemudian akan meremehkan AHY,” kata Said, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin.

Said mengatakan, penyebutan nama AHY tak berhubungan dengan menarik Partai Demokrat dari pencapresan Anies Baswedan. Menurutnya, semua partai berhak mencari cawapres.

“Nggak ada urusan. Kan setiap partai politik berhak mencari cawapres dan tidak ada larangan. Monggo Pak Anies mau cari siapa, kami tidak akan menghalang-halangi. Bahkan Mas Anies mau nyebut Mbak Puan pun, boleh,” tandasnya. (DZH/RMID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *