LEBAK, BANPOS – Forum Silaturahmi Ulama Lebak Selatan (FSULS) menyampaikan deklarasi perang melawan maraknya peredaran dan penyalahgunaan obat Farmasi daftar G jenis yakni Hexymer dan Tramadol, yang beredar di wilayah Lebak Selatan (Baksel).
Pernyataan sikap itu dihadiri sejumlah elemen tokoh agama, Organisasi Masyarakat (Ormas), Komunitas Motor, Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa), Organisasi Kepemudaan (OKP) se-Lebak Selatan, di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kampung Sukaraya, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, Senin (26/6).
Koordinator kegiatan, Asep Kusuma, kepada BANPOS mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan generasi muda serta memberikan sirine atau tanda bahaya kepada para peredaran barang tersebut.
“Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian serta upaya dalam menyelamatkan generasi. Sebab saya rasa peredaran barang haram ini sangat berbahaya bagi peningkatan SDM. Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa 2030 nanti kita akan mengalami yang namanya bonus demografi, jangan sampai ketika menginjak masa itu generasi kita menjadi generasi yang tidak produktif gara-gara barang tersebut,” ujarnya.
Pihaknya menambahkan, giat itu digagas atas dasar hati nurani dan kepedulian yang tinggi. Tidak ada niat lain selain ingin menyelamatkan generasi penerus bangsa.
“Kegiatan ini saya gagas bersama Forum Silaturahmi Ulama Lebak Selatan, lahir atas dasar nurani dan kepedulian yang tinggi pada anak-anak kami generasi penerus bangsa. Saya pastikan tidak ada tujuan lain dari kegiatan ini, tidak seperti hal atau isu yang diplintir bahwa kegiatan ini adalah kegiatan sweeping. Saya tegaskan jika memang ada yang melakukan kegiatan diluar kendali kami, maka silahkan tangkap saja pak Kapolsek,” tandasnya.
Sementara Kapolsek Wanasalam, Iptu Suparja, dalam sambutan mengaku senang dan bahagia bahwa dalam hal ini pihak APH tidak sendiri dalam melakukan penanganan maraknya peredaran barang haram tersebut. Ia pun menegaskan serta mengajak kepada seluruh masyarakat yang hadir untuk sama-sama saling bahu membahu dalam memberantas kemaksiatan.
“Alhamdulillah saya sangat bahagia dan saya merasa sekarang saya tidak sendiri dalam memikirkan serta mencari solusi untuk melakukan pemberantasan barang haram tersebut. Pada kesempatan ini saya mengajak kepada seluruh element masyarakat, untuk sama-sama saling bahu membahu dalam memberantas kemaksiatan,” ujarnya.
Para ulama, Komunitas Motor, Ormas, OKP, Ormawa dan unsur elemen masyarakat lainnya menyerukan tiga pernyataan sikap hasil musyawarah yakni:
1. Mengutuk keras adanya pelaku dugaan tindak pidana pengedaran dan penyalahgunaan obat farmasi jenis Hexymer dan Tramadol tanpa izin edar di wilayah Lebak Selatan.
2. Meminta Aparat Penegak Hukum (APH) Kepolisian dan Kejaksaan untuk lebih serius lagi dalam menangani kasus tindak pidana pengedaran dan penyalahgunaan obat farmasi jenis Hexymer dan Tramadol tanpa izin edar. Apabila APH tidak melakukan penindakan secara serius maka kami elemen masyarakat yang akan turun serta dalam memberantas maraknya kasus tersebut.
3. Menyerukan kepada seluruh element masyarakat khususnya masyarakat di wilayah Lebak Selatan umumnya seluruh wilayah untuk turut serta melakukan pengawasan kepada anak-anak kita dan mewaspadai peredaran obat-obatan tersebut secara masif. (WDO/DZH)
Tinggalkan Balasan