PANDEGLANG, BANPOS – Jalur Wisata jalan Nasional, Jendral Ahmad Yani atau ruas jalan Labuan–Caringin di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, rusak dan belum dilakukan perbaikan sejak dua tahun terakhir. Dengan kondisi tersebut, masyarakat atau pengguna jalan mengeluh, karena akses jalan terganggu dan rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
Tokoh masyarakat Labuan, Andri Yoga Permana mengatakan, sejak tahun 2021 lalu, jalan tersebut mengalami kerusakan dan belum dilakukan perbaikan. Padahal, setiap hari banyak kendaraan melintasi jalan tersebut.
“Belum pernah dibenerin, semakin lama rusaknya tambah parah,” kata Andri kepada wartawan, Minggu (2/7).
Ia menjelaskan, beberapa waktu lalu sempat terjadi kecelakaan akibat kerusakan jalan tersebut. Oleh karena itu, kerusakan jalan tersebut harus menjadi perhatian utama agar tidak terjadi lagi kecelakaan lalu lintas.
“Awal Maret kemarin, malam-malam ada motor yang jatuh karena kena lubang jalan. Nah ini harus diperhatikan juga supaya enggak ada kecelakaan lagi,” jelasnya.
Menurutnya, ruas jalan tersebut merupakan akses utama kendaraan, terutama kendaraan besar. Oleh karena itu, pembangunan jalan harus berkualitas agar tidak mudah mengalami kerusakan.
“Pembangunannya jangan asal selesai, karena kalau seperti itu, pasti akan mudah rusak. Jadi harus berkualitas membangun jalannya,” ujarnya.
Warga Labuan lainnya, Adi Yahya meminta agar kerusakan jalan tersebut segera mendapat perhatian dan dilakukan perbaikan. Pasalnya, aktivitas diruas jalan itu sangat ramai.
“Harus segera diperbaiki, aneh juga jalan ramai tapi tak kunjung ada perbaikan,” keluhnya.
Terpisah sebelumnya, pelaksanaan pembangunan Jalan Nasional yang
menghubungkan antara Serang, Cikande, dan Rangkasbitung dinilai oleh Koalisi
Masyarakat Madani untuk Banten Bersih tidak dilakukan dengan perencanaan yang
matang dan transparan.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan oleh Koordinator Koalisi Masyarakat Madani untuk Banten Bersih Samsul mengungkapkan, ada beberapa temuan yang berhasil diperolehnya terhadap pelaksanaan pembangunan jalan tersebut.
Seperti misal, ada sejumlah drainase jalan yang dibangun di ruas jalan tersebut,
namun tidak saling terhubung. Bahkan tidak sedikit pula kini kondisinya telah
tertimbun oleh tumpukan tanah. Akibatnya saluran drainase di ruas Jalan Nasional
itu, tidak dapat berfungsi dengan baik.
”Kronologisnya itu jalan yang di Cikande Asem yang dikerjakan oleh Balai Pelaksana
Jalan Nasional (BPJN) itu, terutama unit-unit saluran itu sudah banyak tertimbun
tanah, jadi sudah banyak yang rusak. Kedua, ada sistem pas depan sekolahan SD 1
Cikande itu terputus. Jadi tidak akan berfungsi, jadi sistemnya tidak ada gunanya,”
terangnya kepada BANPOS.(MG-01/dhe/PBN)
Tinggalkan Balasan