JAKARTA, BANPOS – Presiden Jokowi turun langsung ke pasar tradisional di beberapa daerah di Indonesia untuk mengecek harga kebutuhan pokok. Eks Wali Kota Solo itu berharap, harga pangan yang terkendali dan pasokan terjaga bisa memuluskan target Pemerintah agar inflasi di bawah 3 persen tercapai.
Dari hasil pantauan Jokowi di Pasar Tanjungsari, Sumedang hingga Pasar Cihapit, Bandung, harga sejumlah komoditas pangan dalam kondisi stabil.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun optimistis, nilai inflasi nasional bisa di angka 3 persen pada Oktober 2023.
Sempat menyentuh angka 5 persen, inflasi nasional terus membaik angka 4 persen dan saat ini sudah di angka 3,5 persen.
“Kita harapkan nanti September, Oktober sudah di bawah 3 (persen),” kata Jokowi usai blusukan di Pasar Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (11/7).
Namun, target Jokowi tidaklah mudah. Pasalnya, otoritas pemantau iklim di Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan fenomena El Nino di Indonesia, yang puncaknya terjadi pada Agustus 2023.
Fenomena ini bakal berdampak pada kekeringan di sejumlah daerah. Imbasnya, bisa mengganggu produksi pangan dan berujung pada inflasi.
Karenanya, Jokowi mengingatkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) tetap waspada. Selain El Nino, Indonesia masih dihadapkan pada situasi ekonomi global yang belum stabil.
Presiden pun menekankan agar semua aparatur terus menstabilkan harga pangan serta menjaga inflasi di daerah.
“Apa yang harus kita lakukan? Dongkrak konsumsi rumah tangga. Setelah tahu semuanya apa yang harus dilakukan, stabilkan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan stok pangan,” kata Jokowi.
Kepala Negara juga meminta jajarannya memastikan capaian investasi sesuai target.
Untuk mengamankan produksi pangan nasional, Jokowi minta ketersediaan pupuk subsidi yang tepat sasaran dan menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sektor perbankan.
“Ini sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi kita tetap positif di tengah gejolak global,” katanya.
Senada, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan inflasi Indonesia bakal terus turun di tahun ini.
“Alhamdulillah bulan lalu (Juni) inflasi 3,5 persen, Insya Allah bulan ini bisa di bawah 3,5 persen. Insya Allah tahun ini bisa 3,3 persen,” kata Perry di acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia yang berlangsung di Kalimantan Tengah dan disiarkan langsung di YouTube BI, Jumat (14/7).
Perry mengatakan, kondisi inflasi di Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan banyak negara. Salah satunya Amerika Serikat (AS) yang masih di atas 4 persen.
“Pengendalian harga, khususnya pangan, menjadi kunci kita menjaga inflasi. Ini juga jadi salah satu cara mensejahterakan rakyat. Karena itu, mari kita terus beli buatan Indonesia, berwisata di Indonesia dan kendalikan harga,” ajaknya.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy memprediksi kondisi inflasi akan relatif rendah dan stabil di tahun ini. Kondisi tersebut akan mendorong kemampuan Pemerintah dalam menjaga daya b eli masyarakat.
“Saat konsumsi rumah tangga meningkat, maka pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh optimal,” kata Yusuf, kemarin.
Menurutnya, inflasi pada 2022 cukup tinggi hingga mencapai 5 persen karena ketidakpastian di ekonomi global. Sedangkan tahun ini, dari ketidakpastian tersebut diproyeksikan akan jauh lebih rendah. Kondisi itu juga terbukti dengan beberapa harga komoditas yang sudah melandai dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.
“Jika kondisi ini bisa dipertahankan sampai tahun depan, saya kira target inflasi di kisaran 3 persen plus minus 1 persen bisa dicapai,” katanya.
Apalagi, kata dia, belum ada tanda-tanda ada kebijakan Pemerintah yang akan meningkatkan inflasi. Berbeda dengan tahun lalu yang ada kenaikan tarif Pajak Penambahan Nilai (PPN) dan Bahan Bakar Minyak (BBM), membuat inflasi meningkat.(pbn/rmid)
Tinggalkan Balasan