CILEGON, BANPOS – Sejumlah siswa kelas 6 SD Negeri Pecinan, di Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon terpaksa harus belajar di lantai lantaran keterbatasan meubeler pihak sekolah.
Tak hanya persoalan meja dan kursi, bahkan ada satu ruangan yang sebelumnya digunakan untuk ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) kini tidak difungsikan lantaran kondisinya rusak.
Kepala Sekolah SDN Pecinan, Suhela mengatakan, sebenarnya kekurangan jumlah meubelair di sekolah ini terjadi sejak lama. Karena sejak berdirinya sekolah tahun 1998, menurutnya baru ada sekali pengadaan meubeler, itu pun hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mebeler satu ruang kelas yakni kelas 1, pada 2021 lalu.
Sementara untuk memenuhi kekurangan mebeler di beberapa kelas lainnya seperti kelas 2, 3, dan kelas 4, meski jumlahnya masih kurang karena terbatas, pihak sekolah menyiasatinya dengan melakukan perbaikan pada meubeler yang masih layak pakai.
Sedangkan untuk memenuhi kelas 5, pihak sekolah mengalihkan kelebihan meubelair dari ruang kelas 1. Dan untuk kelas 6, terpaksa harus belajar di lantai lantaran hanya ada kursi-kursi saja yang tersisa.
“Sebenarnya sudah lama kekurangannya. Hanya kami menyiasatinya dengan memanfaatkan yang masih layak. Sebelumnya saya ajukan pada 2021 lalu itu kami menerima bantuan untuk 1 ruang kelas saja itu hanya 28 unit. Nah karena hanya ada 10 siswa, jadi sisanya kami alihkan ke kelas 5. Kalau beberapa kelas lain masih kekurangan dan kelas 6 itu benar-benar di lantai karena memang tidak ada meja yang bisa dimanfaatkan,” kata Suhela, Senin (17/7).
Suhela menuturkan Dindikbud Kota Cilegon sudah mengalokasikan anggaran untuk memenuhi sarana dan prasarana belajar.
Ia berharap, ada perhatian dari instansi terkait dalam memberikan kenyamanan bagi anak didik di sekolah yang memiliki 108 murid itu.
“Harapannya ya kita ada perhatian dari pihak-pihak terkait, ini juga saya bukan kepentingan sendiri karena saya mengusahakan untuk kepentingan anak-anak, kenyamanan anak-anak dalam belajar,” harapnya.
Sementara itu, menyikapi temuan ini, Kabid Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon, Ahmad Najid mengaku telah menganggarkannya.
“Jadi kami sudah menganggarkannya di APBD Perubahan untuk kebutuhan 16 ruang kelas untuk beberapa sekolah nilainya masing-masing Rp50 juta, salah satunya yaitu SDN Pecinan,” katanya.
Dindikbud Kota Cilegon menargetkan pemenuhan kebutuhan meubelair sekolah dasar di sejumlah sekolah di Kota Cilegon bisa direalisasikan pada Oktober 2023 mendatang.
“Karena jumlahnya banyak ruang kelas yang kekurangan meubeler, mungkin SDN Pecinan tahun ini bisa dapat 2 ruang kelas. Kita lihat nanti sesuai kebutuhan karena kan beberapa sekolah lain juga butuh, intinya kita bertahap penuhi,” tandasnya.
Dibagian lain, Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon untuk mendukung sekolah.
“Saya berharap dinas pendidikan turun ke sekolah-sekolah untuk segera mensupport sekolah apa kendala dan kesulitan yang dihadapi siswa baru. Sehingga sekolah tidak dibiarkan sendiri tapi juga mendapatkan support dari atasan,” ungkapnya.
Sebab diakui Sanuji, di Kota Cilegon masih ada sekolah-sekolah yang kekurangan fasilitas. Seperti kekurangan ruang kelas, kursi hingga meja belajar.
“Saya kira ini harus ada diskusi tersendiri, ada banyak sekolah kita yang kekurangan ruang kelas, kurang satu, dua dan tiga ini mesti disikapi lebih serius ditambah mebeler kursi meja banyak yang kurang layak,” ungkapnya.
Sanuji juga berharap agar kedepan bisa mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan mendasar yang sifatnya darurat atau urgent.
“Ini juga saya berharap kedepan anggaran-anggaran yang darurat yang urgent yang menyangkut kebutuhan mendasar, kebutuhan sangat darurat atau urgent itu bisa diprioritaskan,” tandasnya. (LUK/PBN)
Tinggalkan Balasan