SERANG, BANPOS – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mendorong Provinsi Banten agar dapat berperan sebagai penyangga ketahanan pangan di Indonesia dalam rangka menanggulangi dampak cuaca ekstrim El Nino yang diperkirakan puncaknya akan terjadi pada Agustus sampai September tahun ini.
Dalam kunjungannya ke kantor Gubernur Banten pada Selasa (18/7), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa Provinsi Banten, merupakan salah satu daerah yang dinilai memiliki tren akselerasi pertumbuhan pertanian yang positif dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Oleh karena itu lah kemudian, Provinsi Banten didorong oleh pemerintah pusat untuk turut berkontribusi dalam upaya antisipasi dampak El Nino tahun ini.
“Dan hari ini kenapa kita pilih Banten? Sesuai petunjuk bapak Presiden, karena Banten memiliki tren perkembangan dalam tiga tahun, tren peningkatan akselerasi pertanian yang cukup baik. Dan selama tiga tahun bantalan ekonomi Indonesia itu oleh pertanian, dan salah satu provinsi adalah Banten,” katanya kepada awak media pada Selasa (18/7).
Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa, setidaknya dibutuhkan lahan seluas 500.000 hektar. Dari luas lahan tersebut diharapkan mampu menghasilkan gabah padi sebanyak 3 juta.
Dengan jumlah pasokan sebanyak itu, mantan Gubernur Sulsel itu pun menilai cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia.
Untuk dapat bisa mencapai target tersebut, maka Provinsi Banten diharap mampu memberikan kontribusi terhadapnya.
“Kami butuh 500.000 hektar untuk konsentrasi, kali enam berarti ya kurang lebih 3 juta gabahkan. Dibagi dengan 50 persen menjadi beras, berarti 1,5 juta. Ngambil di mana? Salah satunya di Banten,” jelasnya.
Namun dalam upaya pemenuhan target tersebut, pemerintah tidak hanya mengandalkan Provinsi Banten saja, melainkan ada enam daerah lain yang dianggap mampu turut berkontribusi dalam upaya membangun ketahan pangan.
Daerah-daerah itu di antaranya seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
“Ada enam provinsi yang akan saya siapkan dan tiga pendampingnya, antara lain di Jawa ini. Jawa Timur, Tengah, Jawa Barat, dan Banten,”
“Kemudian Sumatera itu ada Sumut, Sumsel, ada Sulawesi Selatan di Utara. Dan pendamping lain adalah NTB dan Kalimantan Selatan, kurang lebih seperti itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan bahwa, secara umum petani di Provinsi Banten siap untuk melaksanakan program ketahan pangan dalam upaya antisipasi terjadinya El Nino di Indonesia.
Hanya saja, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti soal ketersediaan pupuk dan juga alat penunjang pertanian seperti traktor.
“Minggu ini kita sudah mendesain program. Secara umum bahwa kita sebenarnya ready ya, bagi petani kita itu semuanya siap. Tinggal nanti umpannya kebutuhan traktor, kemudian juga pupuk, bibit. Tadi pak menteri juga menyampaikan bibit yang paling menentukan dengan segala tata usaha tani lainnya,” jelas Al Muktabar.
Dianggap sebagai salah satu daerah dengan potensi yang besar di sektor pertanian, Al Muktabar sesumbar mampu memenuhi permintaan kebutuhan padi nasional, sesuai yang diminta oleh pemerintah pusat, berapapun jumlahnya.
“Kita seoptimal mungkin. Berapa pak menteri mau, kita akan siapkan,” tegasnya. (MG-01/AZM)
Tinggalkan Balasan