SERANG, BANPOS – Terjadinya pemanasan suhu atau el nino, rentan menjadi pemicu kekeringan di berbagai daerah. Jika kekeringan terjadi, bisa mengakibatkan semakin besarnya potensi gagal panen untuk para petani.
Tak hanya itu, akibat dari gagalnya panen juga dapat mengakibatkan kelangkaan pasokan makanan dan bisa berdampak meningkatnya inflasi.
Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Suwaib Amiruddin mengatakan, terkait isu El Nino merupakan isu yang sudah sedari lama menjadi sebuah perbincangan masyarakat, terutama karena efek dari pada El Nino yang bisa membuat kesediaan pangan bisa terpengaruh.
“El Nino ini kan sebenarnya sudah lama diisukan, pemerintah harus sudah punya target untuk menghadapi situasi tersebut. Pemerintah sudah harus memikirkan apa kendala yang akan dihadapi masyarakat, seperti kesediaan pangan,” katanya, Senin (31/7).
Suwaib menyampaikan, dalam menghadapi kondisi tersebut pemerintah perlu melakukan langkah-langkah antisipasi guna mengendalikan dan memastikan ketersedian pangan.
“Menghadapi situasi seperti ini kita harus menggerakkan kantong-kantong sumber pangan, misal di Bulog. Pemerintah harus menggerakkan gudang-gudang, kalau memang kejadian tersebut benar terjadi,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, ancaman dari El Nino yang saat ini ramai diperbincangkan sudah diprediksi oleh pemerintah. Oleh karenanya, pemerintah seharusnya sudah memiliki rencana yang matang dalam menghadapi hal tersebut.
Selain itu, menurutnya kesiapan pemerintah dalam menghadapi hal tersebut juga menjadi tolak ukur kinerjanya. Dimana, masyarakat akan menilai kinerja pemerintah dalam menghadapai peristiwa El Nino tersebut.
“Cuma El Nino ini memang sudah diprediksi oleh pemerintah, artinya sudah didesain perencanaannya. Kalau misalkan pemerintah tidak merencanakan situasi yang akan kita hadapi, saya kira pemerintah akan dianggap gagal. Dalam hal ini, pemerintah perlu didorong dengan sumber-sumber yang bisa mengatasi bencana tersebut,” ungkapnya.
Terpisah, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar memastikan, stok kebutuhan pangan di Provinsi Banten terjamin. Namun, kendati demikian, Al Muktabar mengimbau kepada masyarakat Provinsi Banten untuk bijak dalam mengelola keuangannya, khususnya untuk pengeluaran belanja kebutuhan sehari-hari.
”Kebutuhan pangan itu cukup, maka kita berharap agar masyarakat arif dalam berbelanja. Tidak perlu menyetok terlalu banyak, sesuai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan saja,” kata Al Muktabar saat ditemui di Gedung Pendopo Gubernur Banten.
Tidak hanya bijak, Al juga mengingatkan kepada masyarakat untuk dapat berlaku hemat. Sebab menurutnya, El Nino merupakan fenomena yang dikhawatirkan dapat berdampak pada krisis pangan, sehingga dapat berdampak pula pada bencana kelaparan.
“Kita juga perlu berhemat, dalam situasi ini kita harus belajar menggunakan apapun sesuai kebutuhan saja, ” katanya.
Dalam upaya menanggulangi dampak yang berkepanjangan dari fenomena tersebut, Al Muktabar mengatakan bahwa Pemprov Banten telah melakukan berbagai macam upaya, salah satu upaya yang dilakukan adalah pengendalian inflasi.
Pj Gubernur Banten itu pun menjelaskan, inflasi di Provinsi Banten statusnya cenderung aman. Tidak terjadi lonjakan harga pada komoditas tertentu.
“Upaya kita mengendalikan inflasi yang biasanya ekstrem ini menjadi cukup terkendali, kita bersama Pemda di Banten terus melakukan kolaborasi untuk mengendalikan inflasi salah satunya dengan operasi pasar, ” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus Tauchid mengatakan bahwa dalam upaya membantu ketahanan pangan nasional, terutama dalam rangka menghadapi fenomena El Nino, Provinsi Banten saat ini tengah menyiapkan lahan pertanian seluas hampir 10.000 hektar.
Nantinya lahan tersebut diharapkan mampu turut berkontribusi terhadap ketahanan pangan lokal dan nasional, dalam rangka menanggulangi dampak dari terjadinya fenomena El Nino yang diperkirakan akan terjadi pada Agustus sampai September tahun ini.
“Saya katakan di sini pada bulan Juli sekarang sudah memasuki masa panen ketiga, sudah bisa menyentuh pada angka 50.000 hektar dan bahkan nanti kami perkirakan ketika total di bulan Juli sampai dengan Desember kami pastikan luas panen Banten bisa mencapai 430.000 hektar,” tandasnya.
Sebelumnya, Walikota Serang, Syafrudin mengungkapkan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bulan Juli hingga Agustus akan terjadi perubahan iklim yang akan menimbulkan fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan disemua daerah.
Menghadapi hal tersebut, Syafrudin mengaku akan melakukan kegiatan yang akan digalakangalakan pihaknya guna mengatasi bencana El Nino tersebut.
“Kami akan melakukan kegiatan-kegiatan dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Serang seperti operasi pasar, monitoring dan pengawasan harga dan ketersediaan barang kebutuhan serta penanaman pohon cepat tumbuh, seperti cabai, bawang,” tandasnya. (MG-02). (MG-01/MG-02/AZM)
Tinggalkan Balasan