BEBERAPA kali kami di BANPOS mencoba mengangkat isu terkait kondisi perempuan di Banten, bahkan ada salah satu skripsi yang membahas pemberitaan pengarusutamaan Gender Equality and Social Inclusion di BANPOS. Hal ini sebagai wujud komitmen kami tentang pentingnya mendorong pembangunan yang tidak diskriminatif di Banten. Bahkan sempat kami buat edisi khusus ‘pink’ untuk membahas hal tersebut.
Dalam obrolan-obrolan warung kopi yang biasa saya lakukan, ada salah satu ASN perempuan Kota Serang yang cukup asyik untuk diajak berdiskusi, baik yang ringan hingga ke hal yang cukup mendalam. Saya sempat mencetuskan, kenapa tidak berani mencoba untuk ikut lelang jabatan menjadi kepala dinas? Namun ia menyatakan tidak (belum) berminat.
Iseng-iseng di BANPOS kami coba menelusuri, ternyata memang Kota Serang yang tepat hari ini berumur 16 tahun, belum pernah memiliki kepala dinas perempuan. Bahkan jika dilihat kembali, jumlah keterwakilan perempuan di DPRD Kota Serang sangat kecil, hanya sebesar 13 persenan saja, jauh dari kuota minimal 30 persen yang digaung-gaungkan.
Kota Serang, sebuah kota baru yang disebut sebagai ibu kota Provinsi Banten telah mencapai usia yang ke 16 tahun. Namun, perayaan ini juga menjadi panggung untuk merenung tentang peran dan kesejahteraan perempuan dalam masyarakatnya.
Indeks Pembangunan Gender IPG membawa kita ke dalam pandangan holistik tentang bagaimana perempuan di Kota Serang berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan. IPG adalah ukuran yang mencerminkan sejauh mana kesetaraan gender telah dicapai di berbagai bidang, termasuk kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Kota Serang telah membuat langkah penting dalam memperbaiki indikator ini, tetapi masih ada jalan yang harus ditempuh.
Saat merayakan HUT Kota Serang, penting untuk menyoroti peningkatan Indeks Pembangunan Gender. Peningkatan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan bagi perempuan, termasuk akses yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan reproduksi dan pencegahan kekerasan berbasis gender, adalah langkah signifikan menuju kesetaraan gender yang sebenarnya.
Di ranah pendidikan, Kota Serang telah mengalami kemajuan dalam memastikan perempuan memiliki akses dan kesempatan yang setara untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Program-program untuk mengatasi kesenjangan gender dalam literasi dan angka partisipasi perempuan dalam pendidikan formal serta nonformal perlu terus ditingkatkan. Hal ini tercermin dalam Indeks Pembangunan Gender Kota Serang yang telah mencapai angka 92,63 pada tahun 2022 kemarin. Hal ini menunjukkan bahwa dalam program pembangunan, kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan laki-laki sudah bisa diminimalisir.
Namun, salah satu titik paling penting dalam upaya menuju kesetaraan gender adalah Indeks Pemberdayaan Gender (IPG). IPG mencerminkan tingkat pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek, seperti partisipasi politik, ekonomi, dan pengambilan keputusan. Kota Serang harus berfokus pada penguatan perempuan dalam berbagai posisi kebijakan dan pengambilan keputusan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Dalam hal Indeks Pemberdayaan Gender tersebut, terlihat perempuan di Kota Serang masih belum berdaya secara maksimal, hal ini setidaknya tercermin dalam Indeks Pemberdayaan Gender Kota Serang yang hanya mencapai 62,39 persen, di bawah dari angka provinsi.
Setidaknya dari dua hal yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu minimnya keterwakilan perempuan di DPRD dan juga tidak adanya Kepala OPD perempuan menunjukkan masih ada PR bagi Kota Serang untuk meningkatkan pemberdayaan perempuannya.
Perayaan HUT Kota Serang seharusnya juga menjadi momen untuk merenung tentang tantangan yang masih dihadapi oleh perempuan dalam menggapai penuhnya potensi mereka. Kekerasan berbasis gender, kesenjangan upah, keterbatasan dalam akses terhadap pekerjaan yang bervariasi, dan minimnya perwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan adalah isu-isu yang harus ditangani secara serius.
Oleh karena itu, HUT Kota Serang harus menjadi panggung bagi komitmen baru untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, baik melalui kebijakan inklusif yang mendukung kesetaraan gender maupun melalui langkah-langkah nyata dalam memerangi ketidaksetaraan. Dengan memajukan perempuan, Kota Serang akan mewujudkan potensinya sebagai kota yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan untuk semua warganya.(*)
Tinggalkan Balasan