SMAN 1 Banjarsari Gelar Milangkala Wisesa ke-37

LEBAK, BANPOS – SMAN 1 Banjarsari merayakan hari jadinya yang ke-37 yang diisi beragam kegiatan, di antaranya seminar pendidikan, pentas kreasi seni siswa dan pertunjukan karnaval budaya dari para siswa, serta diakhiri pemotongan tumpeng Milangkala Wisesa pada Selasa (29/8).

Kepala Sekolah SMAN 1 Banjarsari, Dudi Wahyudi, mengatakan bahwa kehadiran sekolah itu sudah banyak asam garam kehidupan, dimana para siswa yang pernah sekolah atau jebolan dari sana sudah banyak berkiprah di berbagai tempat.

“Alhamdulillah saat ini di usianya yang ke-37, SMAN 1 Banjarsari ini sudah menunjukan kepada masyarakat akan pentingnya kehadiran pendidikan, terutama di Kecamatan Banjarsari khususnya dan umumnya di Provinsi Banten,” kata Dudi.

Menurut Kepsek, kiprah SMAN 1 Banjarsari yang berdiri tahun 1986 itu merupakan usia yang sudah mapan, begitupun dalam menjalankan keberlangsungan pendidikan, bukan hanya antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, namun pihak sekolah juga sudah melakukan berbagai pembenahan baik itu sarana maupun prasarana termasuk tenaga pendidikan dan kependidikan.

“Rangkaian kegiatan dalam hari jadinya ini disebut perayaan Milangkala Wisesa, ini dimulai pada 25 Agustus 2023 menampilkan berbagai kegiatan Bazar produk jajanan siswa, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sosial yaitu Donor Darah sekolah (DOS) yang diikuti para siswa dan orang tua” ungkap Dudi.

Dudi pun menerangkan, bahwa SMAN 1 Banjarsari berakreditasi B, dan saat ini memilki 824 siswa. Terangnya, hal itu menunjukan bahwa bukanlah sekolah kecil, tetapi merupakan sekolah besar yang mesti memliki berbagai keunggulan dan prestasi yang harus terus dilahirkan baik bidang akademik maupun non akademik

“Kami harap SMA negeri 1 Banjarsari menjadi semakin berkembang dan maju serta bisa memberikan potensi-potensi peserta didik yang mempunyai daya saing yang tinggi,” katanya.

Salah seorang alumni angkatan pertama di SMAN tersebut, Lilis, kepada BANPOS menyebut bahwa dulu sebelum ada SMAN 1, warga Banjarsari jarang yang melanjutkan ke SLTA, lantaran sekolah lanjutan sangat jauh dan butuh biaya besar.

“Dulu hampir saja saya juga tak lanjut ke SMA, masalahnya jauh tak terjangkau. Kalau mau sekolah ya harus ke Malingping atau ke Pandeglang, itupun bagi yang punya duit saja. Nah pas Tahun 1986 itu dimulai ada sekolah filial dari Rangkas. Waktu itu ada dua kelas, siswanya juga campur dari berbagai kecamatan dan bahkan dari Pandeglang, gedungnya juga masih numpang di SMP 1 di dekatnya itu.” ungkapnya. (WDO/DZH)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *