SERANG, BANPOS – Harga beras terus mengalami kenaikan hampir dua bulan ini, hal tersebut ternyata berdampak terhadap kebutuhan masyarakat lainya seperti sayur mayur serta buah-buahan yang ikut naik.
Pantauan BANPOS di pasar tradisional Rau Kota Serang dan Kranggot, Cilegon komoditas sayur mayur dan buah-buahan rata-rata mengalami kenaikan 20 persen.
Kenaikan harga disebabkan pengiriman barang atau suplai dari petani mengalami penurunan akibat kemarau panjang.
“Hampir semua sayur mayur seperti wortel, sawi dan sop-sopan naik 20 persen,” kata Sumi pedagang di Pasar Rau Kota Serang, Minggu (11/9).
Ia menjelaskan salah satu contoh harga mentimun yang biasanya dibanderol Rp9 ribu per kilo saat ini Rp12 ribu. “Sudah naik lama, sekitar dua minggu lalu,” ujarnya.
Senada diungkapkan oleh Romlah. Pedagang sayur mayur di Pasar Kranggot. Menurutnya, hanya harga tomat saja yang hanya naik 10 persen. “Kalau tomat memang tidak begitu mahal. Dari Rp10 ribu per kilo. Sekarang hanya Rp11 ribu,” katanya.
Diakuinya, kondisi kenaikan harga dikarenakan pasokan yang kurang dari petani. “Kemarau panjang ini, produksi panen kurang, jadi haga naik,” imbuhnya.
Kori, salah seorang pedagang buah-buahan mengaku sejak dua pekan ini, pepaya, jambu dan belimbing mengalami kenaikan.
“Pepaya yang semula Rp8 ribu per kilogram sekarang Rp10 ribu. Belimbing tadinya Rp10 ribu sekarang Rp12 ribu per kilogram. Jambu Air juga sama, yang tadinya Rp12 ribu jadi Rp14 ribu. Anggur Merah dari Rp60 ribu per kilogram sekarang Rp75 ribu,” ungkapnya.
Sementara itu, harga beras Bulog menjadi Rp12 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp1 l0 ribu.
Tidak hanya itu, beras merek lain, dari Rp13 ribu per kilogram hingga Rp16 ribu.
“Kalau beras dari Perum Bulog itu memang sudah naik sejak beberapa hari lalu secara nasional, namun kalau beras lainnya naiknya mengikuti perkembangan pasar,” kata Ina.
Kenaikan tersebut, menurutnya, salah satunya akibat banyak petani padi yang alami gagal panen atau Puso di sebagian lahan padinya. Sehingga membuat stok beras di pasaran pun menjadi berkurang.
“Stoknya berkurang, makannya harga malah makannya mau tidak mau kita juga naikin harga. Kenaikan tersebut juga bervariasi tergantung kualitas dari berasnya. Rata-rata harganya naik Rp2 ribu per liternya,” katanya.
Di Kabupaten Lebak, berdasarkan pantauan BANPOS dalam beberapa pekan terakhir harga beras terus merangkak naik di semua kategori beras dengan kenaikan sebesar dibawah Rp500 setiap kilogramnya.
Seperti yang diakui oleh Pedagang beras di Rangkasbitung, Imas. Ia mengatakan, dirinya merasa kebingungan dengan kenaikan yang terjadi. Meski terbilang kecil, pihaknya sulit menentukan harga untuk diperjualkan kepada masyarakat.
“Awalnya nanggung ya (kenaikan harga), tapi meski gitu (kecil) naiknya tiap minggu jadi rada gimana gitu ke kitanya,” ujar Imas kepada BANPOS, Minggu (10/9).
Sementara itu, salah satu masyarakat, Ani mengaku tidak mempermasalahkan kenaikan yang terjadi karena menurutnya, hal tersebut masih tergolong normal.
“Naik 500 atau seribu mah normal aja kalau kaya saya mah. Ya asalkan nih kayak cabe, minyak, bawang dan lainnya ga naik juga. Itu aja sih sebenernya mah,” kata Ani.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Lebak, Yani, membenarkan adanya kenaikan harga beras yang terjadi selama fenomena El Nino.
“Ya betul ada kenaikan tersebut sebagai dampak El Nino yang memang terjadi merata tidak hanya di Lebak,” kata Yani saat dikonfirmasi BANPOS melalui panggilan telepon.
Yani kemudian memaparkan data yang dimiliki pihaknya. Terlihat, sejak 7 Agustus hingga 7 September 2023, harga beras di Kabupaten Lebak memang mengalami kenaikan di seluruh kategori dengan rincian ; Beras Kw I mengalami kenaikan selama periode tersebut sebesar Rp1000 dengan persentase 8,71 per kilogram, Beras Kw II mengalami kenaikan sebesar Rp960 dengan persentase 9.10 per kilogram, dan Beras Kw III mengalami kenaikan sebesar Rp910 dengan persentase 9.31 per kilogram.
Yani menjelaskan, Bupati Lebak telah menginstruksikan pihaknya untuk memantau dan menjaga stabilitas bahan pokok selama El Nino berlangsung. Ia menerangkan, pihaknya telah menghimbau kepada masyarakat yang ingin menjadi penyalur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras kepada konsumen harus mendapatkan izin dan memenuhi prosedur yang telah ditetapkan seperti mengisi formulir permohonan dan menandatangani surat pernyataan yang telah disepakati oleh pemerintah.
Selain itu, untuk menjaga stabilitas kebutuhan pasar, pihaknya akan segera menggelar operasi pasar sesuai dengan instruksi dari Bupati Lebak.
“Sedang dikoordinasikan dengan pihak terkait. Mengingat, kenaikan beras ini masalahnya tidak hanya terjadi kenaikan di lokal (Lebak) saja tapi hampir merata ada kenaikan dari harga beras ini di seluruh wilayah karena dampak El Nino atau kemarau panjang ini,” tandasnya. (MYU/RUS/DZH/PBN)
Tinggalkan Balasan