Puluhan Bangli dan Warem Dibongkar

Pembongkaran Bangunan Liar Dan Juga Warem Yang Ada Di Sisi Jalan Nasional Yang Berada Di Wilayah Kabupaten Serang.

SERANG, BANPOS – Petugas Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Serang melakukan pembongkaran paksa bangunan liar (bangli) dan warung remang-remang disepanjang
Jalan Raya Serang-Jakarta tepatnya di Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas dan Desa Cisait,
Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.

Pembongkaran bangli dan warem tersebut lantaran melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2
Tahun 2018 tentang penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum dan Perlindungan masyarakat
dan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang bangunan gedung.

Pantauan di lokasi, sebelum melakukan pembongkaran puluhan Petugas Satpol PP bersama TNI,
Polri dan instansi terkait terlebih dahulu menggelar apel yang di pimpin Kepala Dinas Satpol PP
Kabupaten Serang, Ajat Sudrajat di Halaman Kantor Kecamatan Ciruas. Turut hadir Camat Ciruas, Eri
Suheri dan sejumlah kepada desa (kades).

Pukul 09.00 WIB, Puluhan Satpol PP Kabupaten Serang terbagi dua tim langsung menuju lokasi
tepatnya di Kampung Nambo, Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas dan Desa Cisait, Kecamatan
Kragilan. Di Kampung Nambo, Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas sempet terjadi adu mulut antara
pemilik bangunan liar dan Kepala Satpol PP, Ajat Sudrajat.

Dengan tegas, Kepala Satpol PP Ajat Sudrajat menolak untuk bernegosiasi dan memerintahkan agar
tetap dibongkar bangunan liar dijadikan bengkel tambal ban tersebut dengan menggunakan alat
manual seperti linggis, palu dan terakhir diratakan dengan alat berat mobil beko.

Kepala Dinas Satpol PP Kabupaten Serang, Ajat Sudrajat mengatakan, ini berawal atas pengaduan
masyarakat dan hasil cegah dini melalui patroli terdapat bangunan liar disepanjang jalan nasional
meliputi wilayah Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Kragilan. Kemudian yang kedua wilayah
Kecamatan Ciruas merupakan wajah Puspemkab Serang yang mana saat ini sejumlah OPD tengah
berangsur pindah ke Puspemkab.

”Kita telusuri dan identifikasi ternyata bangunan liar melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2
Tahun 2018 tentang penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum dan Perlindungan masyarakat
dan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang bangunan gedung yang tidak berizin. Atas dasar itu, kita
melakukan penertiban. Disamping ada atensi dari masyarakat dan pimpinan,” ujarnya, Senin (23/10).

Sebelum melakukan pembongkaran, Ajat menjelaskan, Satpol PP melakukan standar operasional
atau SOP dengan memberikan imbauan kepada para pemilik bangunan liar selama 15 hari sejak dua
bulan yang lalu.

Namun, para pemilik bangunan liar yang membuka usaha tambal ban, warung makan dan warung
remang-remang dengan menjual minuman keras (miras) tak menggubris atas teguran tersebut untuk
membongkar sendiri bangunannya.

”Kami melanjutkan memberikan surat teguran 3 hari pertama untuk membongkar sendiri namun
tidak digubris. Surat teguran selama 3 hari kembali dilayangkan dan masih membandel, hari ini SOP
pembongkaran,” jelasnya.

Ajat menyebutkan, bahwa berdasarkan pantauannya, di Kecamatan Ciruas terdapat 27 bangunan
liar. Sedangkan di Desa Cisait, Kecamatan Kragilan menyisakan 5 bangunan liar dibongkar hari ini.

”Kita sudah memberikan kesempatan untuk mereka membongkar sendiri namun tidak dilakukan. Kalau membongkar sendiri, mereka bisa memanfaatkan sisa puing-puing bangunannya dan yang membandel terpaksa kita yang membongkar hari ini,” sebutnya.

Ke depan, Ajat memastikan akan konsisten melakukan pembongkaran jika ada bangunan liar yang
jelas telah melanggar Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan ketentraman, ketertiban
umum dan Perlindungan masyarakat dan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang bangunan gedung
tidak berizin.

”Kita akan patroli mendeteksi ataupun dari laporan masyarakat, kami konsisten melakukan penertiban,” ucap Ajat.

Camat Ciruas, Eri Suhaeri mengapresiasi pembongkaran bangunan liar yang dilakukan Satpol PP
Kabupaten Serang. Terlebih, wilayah tersebut jalur menuju Puspemkab Serang.

”Kalau bersih enak dilihat dan nyaman dari bangunan liar, kami semangat mendukung
pembongkaran ini,”ujarnya.

Sebab jika tidak dibongkar, akan semakin banyak bangunan liar dalam bentuk warung remang-remang dijadikan tempat hiburan malam (THM) dan menjual minuman keras.

”Alhamdulillah hari ini akhirnya dibongkar untuk kenyamanan atas keresahan masyarakat,”
tandasnya. (CR-01/AZM)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *