JAKARTA, BANPOS – Founder and Chairman of Foreign Policy Community of Indonesia Dino Patti Djalal menegaskan, perang Israel melawan Hamas Palestina bukanlah perang agama.
“Ini adalah konflik politik yang sudah lama terjadi, dan akan terus berlangsung. Kecuali, ada solusi politik damai,” kata Dino dalam acara Vigil in Support to the People of Palestine di Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Menurutnya, PBB sudah mengeluarkan suatu resolusi, yang antara lain meminta Israel dan Palestina melakukan gencatan senjata segera, agar blokade ini dapat diakhiri.
Untuk diketahui, perang Israel-Hamas Palestina yang memanas sejak 7 Oktober 2023. Serangan Hamas ketika itu, menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel, dan lebih dari 200 orang tersandera.
Sementara serangan balasan Israel ke Palestina, menurut catatan Kementerian Kesehatan yang dijalankan Hamas di Gaza, telah mengakibatkan lebih dari 9.000 orang kehilangan nyawa.
“FPCI mendorong resolusi PBB. Kita berharap, negara-negara dunia – terutama Israel – mendengar suara masyarakat dunia dan mematuhinya,” tegas Dino, yang juga pernah menjabat Wakil Menteri Luar Negeri.
Two States Solution
Pada kesempatan yang sama, Dino juga menegaskan dukungannya, untuk Two States Solution sebagai kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina, yang saat ini dinilainya semakin jauh dari harapan.
Dalam solusi ini, kata Dino, negara Israel tetap ada. Tidak hancur, tidak hilang. Negara Palestina yang merdeka, juga ada. Dua negara ini hidup berdampingan secara damai.
“Ini adalah solusi yang didukung pemerintah Indonesia. Solusi ini tadinya juga didukung oleh Palestina dan Israel, serta Timur Tengah. Juga negara-negara Barat dan mayoritas negara dunia,” tutur Duta Besar RI untuk Amerika Serikat periode 2010-2013.
Karena itu, Dino berharap, setelah ada gencatan senjata, dan setelah keadaan kembali normal, entah kapan, dapat digencarkan lagi usaha ke arah suatu perundingan ke arah tercapainya solusi politik kedua negara.
Perundingan ini harus dapat menjadi solusi bagi kemerdekaan dan harga diri Palestina. Sehingga, martabat dan keadilan Palestina dapat ditegakkan.
“In no part of the world, can you suppress the will of a nation to be free. Tidak ada satu pun tempat atau massa di dunia, yang membungkam atau mengakhiri semangat suatu bangsa untuk merdeka,” ucap Dino.
“Untuk sementara waktu, bisa. Untuk selamanya, tidak. Karena semangat untuk menjadi bangsa yang merdeka adalah semangat yang paling suci, paling sakral. Tidak ada manusia, pemerintah mana pun yang rela untuk melepaskan semangat untuk merdeka,” tandasnya.
Acara solidaritas untuk Palestina ini juga dihadiri sejumlah Duta Besar (Dubes) negara sahabat seperti Dubes Sudan untuk Indonesia Yassir Mohamed Ali, Dubes Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah, Dubes Turki untuk Indonesia Talip Kucukcan, Dubes Afrika Selatan untuk Indonesia Mpetjane Kgaogelo Lekgoro.
Acara yang diakhiri dengan menyalakan lilin dalam moment of silence, ditutup dengan doa secara Islam dan Kristen. Tampak pula dukungan tertulis peserta aksi yang mengenakan pakaian berwarna hitam, dalam bentangan kertas putih yang dipasang di halaman depan Kantor Kedubes Palestina, dengan tajuk Free Palestine.(RMID).
Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/internasional/195336/dorong-two-states-solution-bos-fpci-ingatkan-konflik-israelhamas-palestina-bukan-perang-agama.
Tinggalkan Balasan