SERANG, BANPOS – Pemerintah saat ini tengah menjalankan makin Indonesia 4.0. Terdapat lima industri yang menjadi fokus implementasi industri 4.0 di Indonesia. Yakni, makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik dan kimia.
Demikian disampaikan Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI), Rahayu Setiowati saat memberikan sambutan pada acara Rakeda III DPD APJI Provinsi Banten yang digelar di The Royale Krakatau Hotel pada Senin, 20 November 2023.
“APJI akan terus melakukan perubahan yang terkait dengan revolusi industri 4.0, agar APJI dapat membawa pengaruh yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia, menuju 10 besar ekonomi dunia,” papar Rahayu Setiowati.
Menutut dia, Rakerda III APJI Provinsi Banten tahun 2023 yang bertemakan ‘Kolaborasi APJI dan UMKM Ciptakan Perusahaan yang Inovatif dan Berdaya Saing’ mengandung maksud, APJI dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha jasaboga untuk meningkatkan berbagai kemampuan pengurus.
“Kemampuan yang harus ditingkatkan itu utamanya di bidang teknologi dan digital marketing. Hal ini penting demi meningkatkan kualitas serta dapat meningkatkan kesejahteraan bagi anggota APJI itu sendiri agar mampu bersaing di pasar global,” paparnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan, kolaborasi antara APJI dan UMKM dapat menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan daya saing perusahaan di masa depan.
Kedua organisasi ini memiliki kekuatan masing-masing yang dapat saling melengkapi dan mengoptimalkan potensi bisnis.
“Dalam hal ini, APJI dengan jaringannya yang luas bisa membantu memperluas pasar bagi UMKM. Selain itu, APJI juga dapat memberikan bantuan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh UMKM, agar menjadi lebih kompeten dan efektif,” ujarnya.
Sementara itu Ketua DPD APJI Provinsi Banten, Hj Iin Komala Sari mengatakan, UMKM dengan inovasi dan kreativitasnya bisa memberikan kontribusi besar dalam menghasilkan produk atau layanan yang mampu bersaing di pasar global.
“Dengan konsolidasi dan kolaborasi ini, APJI dan UMKM dapat saling belajar dan bertukar pengalaman untuk menciptakan perusahaan yang lebih inovatif dan berdaya saing,” ucapnya.
Namun kata dia, tentunya masih ada beberapa tantangan dan kendala yang perlu dihadapi dalam melakukan konsolidasi ini, seperti perbedaan budaya organisasi dan perbedaan kapasitas keuangan.
“Oleh karena itu, diperlukan strategi yang matang dan kerja sama yang kuat agar kolaborasi antara APJI dan UMKM dapat berjalan dengan sukses, dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kedua belah pihak serta industri secara keseluruhan,” pungkasnya.(ENK)
Tinggalkan Balasan