SERANG, BANPOS – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Pertanian Provinsi Banten mengaku mendapati hasil panen yang cukup melimpah. Pasalnya, hasil panen yang didapatkan melebihi dari apa yang sebelumnya di targetkan.
Hal itu disampaikan Kadistan Banten, Agus M Tauchid. Dia menyampaikan bahwa capaian itu berdasarkan dari hasil panen yang diperoleh dari beberapa wilayah di Provinsi Banten.
“Kalau dari sisi capaian (panen padi, red) kita sudah melampaui target. Karena sudah kami genjot (tanam, red) dari bulan Desember. Jadi tanam Desember, panennya di bulan Maret, ya kan. Tanam di bulan Januari, panennya April,” ujarnya, Minggu (21/4).
“Kalau jumlah hitungan yang kami catat, kita pada bulan April akan mengalami kelebihan produksi hampir di atas 260.000 ton beras. Ada kelebihan dan kalau di hitung total dalam setahun, kami prediksi bisa mencapai 1,8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),” tegasnya.
Agus mengatakan, bahwa saat ini, di Banten sudah masuk pada musim hujan. Ia menuturkan, perkirakan tahun ini, diprediksi oleh BMKG bahwa kemarau di Banten akan mulai jatuh di bulan Juni sampai dengan September. Kendati demikian, kemarau yang diprediksi adalah kemarau basah.
“Jadi tahun ini tidak begitu ekstrim seperti tahun kemarin (elnino),” katanya.
Kemudian untuk panen, menurut Agus akan terus berlanjut sampai dengan bulan Mei mendatang. Dia juga menegaskan bahwa stok beras di Provinsi Banten akan surplus.
“Kami pastikan, stok pangan beras di Banten sampai dengan Mei masih dalam kondisi surplus cukup baik,” tegasnya.
Selain itu, dirinya mengungkapkan bahwa kondisi penurunan harga sesuai dengan apa yang dia perkirakan sebelumnya, yakni akan mulai mengalami penurunan pada saat memasuki bulan April.
“Dengan perkembangan harga persis seperti yang saya prediksi terjadi penurunan. Nah, sekarang harga Gabah Kering Panen (GKG) atau kering pungut di tingkat lapangan sudah menyentuh angka Rp5000 perkilo. Sedangkan sebelumnya, akhir bulan Februari sempat menyentuh harga Rp7 ribu sampai Rp8 ribu,” ungkapnya.
“Jadi sekarang kita berhadapan dengan dulu kita berbicara gabah di atas HPP, sekarang justru dibawah HPP. Karena suplai sudah begitu tinggi sekali. Seperti sekarang, Bapanas sudah mengeluarkan harga yang baru, HPP di atas Rp6 ribu, ada peningkatan,” sambungnya.
Kendati demikian, menurut Agus harga saat ini pun masih terbilang tinggi. Dia mengklaim bahwa harga tersebut akan mengalami penurunan kembali.
“Nah sekarang, justru harganya GKP mencapai Rp5000. Adapun harga gabah masih tinggi sekarang, menurut saya kita sedang berproses dan kita pasti akan menuju kepada harga keseimbangan yang baru,” ucapnya.
“Untuk mencapai keseimbangan harga yang baru, saya pikir tidak akan lama. Pasti pasar akan merespon suplai produksi petani kurun waktu kurang dari satu semester. Saya pikir dalam satu dua bulan,” tandasnya. (MPD/AZM)
Tinggalkan Balasan