Tarung di Peparpeda Tangerang, Atlet Disabilitas Pandeglang Merasa Diabaikan Pemkab

TANGERANG, BANPOS – Para atlet disabilitas asal Pandeglang yang tengah bertarung di Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Banten di Tangerang, merasa diabaikan oleh Pemkab Pandeglang. Pasalnya, mereka berangkat tanpa mendapatkan bekal, baik pembinaan, dana maupun perlengkapan yang mumpuni.

Hal itu disampaikan oleh salah satu sumber BANPOS yang mendampingi para atlet disabilitas asal Pandeglang. Ia mengatakan, para atlet mendapatkan sejumlah perlakuan yang kurang layak, baik dari Disdikpora Pandeglang, KONI Pandeglang maupun National Paralympic Committee (NPC) selaku lembaga yang menaungi masyarakat olahraga disabilitas.

“Pertama soal seragam atlet. Awalnya mereka (para atlet disabilitas) hanya mendapatkan seragam bekas Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) di Tangerang. Setelah pihak yang mengurusi seragam protes, akhirnya seragam itu diambil kembali oleh Dispora. Tapi ternyata tulisan POPDA cuma ditimpa saja,” ujarnya, Rabu (3/7).

Selain itu, ia menuturkan bahwa para atlet yang bertarung di Tangerang, tidak mendapatkan uang saku. Pasalnya, pihak Pemkab Pandeglang hanya menyiapkan seragam, yang juga bekas pelaksanaan POPDA, serta angkutan transportasi.

“Jadi pihak Pemkab mengatakan kalau mereka hanya menyiapkan seragam dan kendaraan untuk pergi dan pulang saja. Uang saku tidak. Padahal atlet-atlet ini juga membawa nama baik Pandeglang. Atlet dari daerah lain pun mendapat uang saku, apa bedanya dengan atlet asal Pandeglang ini,” katanya.

Ia pun mengaku bahwa sebenarnya, para atlet disabilitas ini pun kurang persiapan. Sebab, mereka kurang mendapatkan pembinaan untuk mengembangkan kemampuan mereka. Hal itu yang banyak orang sayangkan, padahal ada NPC selaku lembaga yang menaungi para atlet disabilitas.

“Jadi para atlet disabilitas seperti mendapat diskriminasi dari Pemkab dan NPC maupun KONI. Padahal mereka pejuang juga di bidang olahraga. Bahkan informasinya, tidak ada bonus tambahan bagi mereka yang membawa kemenangan. Kami sangat kecewa karena ini tidak inklusif,” tandasnya. (DZH)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *