VIRUS Covid-19 yang berawal dari Wuhan China menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia menjadi pandemi global yang memiliki dampak serius bagi kesehatan manusia serta menyebabkan terganggunya interaksi manusia akibat adanya protokol kesehatan physical distancing untuk menghindari sebaran virus dikarenakan penyebarannya terjadi antar manusia, hal ini berdampak pada kehidupan sosial yang menyebabkan dampak penurunan aktivitas ekonomi sehingga menimbulkan krisis ekonomi global dan diperkirakan hampir tujuh puluh persen orang terdampak covid19, penurunan pendapatan juga penghasilan menyebabkan ketidakmampuan membeli bahan pangan akibatnya ada ancaman kelaparan serta kondisi terhimpit berkepanjangan dikarenakan kurva covid19 yang belum juga melandai dan kehidupan masih dibayangi ancaman dari covid19.
Semua orang kini dalam keadaan sulit dimana semua sektor ekonomi terdampak secara signifikan sehingga kini seolah kondisi sulit dan terhimpit akibat covid19 dirasakan oleh kita semua.
Situasi sulit dan kondisi terhimpit yang dialami oleh umat manusia saat ini pernah juga dialami oleh Rasulullah Saw dan para Nabi diantaranya Nabi Musa beserta pengikutnya meski dengan latar keadaan yang berbeda namun ujian kesulitan dalam kondisi terhimpit hampirlah serupa.
Suatu ketika Rasulullah Saw pernah dalam kondisi terhimpit bersama sahabatnya Abu Bakar dan Abu Bakar mengungkapkan kegelisahannya ketika bersembunyi dalam gua waktu itu nampak kesedihan serta kegundahan Abu Bakar lalu Nabi Muhammad menguatkan sahabatnya itu dengan sebuah kabar gembira yang diwahyukan Allah Swt.
“Janganlah kamu bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita” (QS.At-Taubah [9]:40).
Allah melindungi Rasulullah Saw dan Abu Bakar dengan jaring laba-laba kemudian menyelamatkan mereka dari kejaran kaum kafir Quraisy. Peristiwa ini menegaskan bahwa Allah akan selalu bersama dan melindungi orang-orang yang beriman, bertakwa dan ikhlas sebagaimana firmannya
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS.Al-Nahl [16]:128).
Apa yang terjadi pada Rasulullah Saw terjadi juga pada Nabi Musa dan para pengikutnya, saat dikejar oleh fir’aun dan tentaranya. Dalam kondisi terhimpit, saat musuh di belakang, sedangkan di depan terhadang lautan yang luas sehingga para pengikut Nabi Musa menjadi panik dan bertanya,
“Apa yang harus kita lakukan wahai Musa, Sesungguhnya kita akan tersusul oleh mereka!.”
Dalam kondisi terhimpit sulit Nabi Musa berkata pada mereka,
“Sekali-kali tidak akan (tersusul).Sesungguhnya Rabb-ku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku” (QS.As-Syua’ara [26]:62)
lalu dengan kuasa Allah Nabi Musa memukulkan tongkatnya dan lautpun terbelah Nabi Musa beserta pengikutnya diselamatkan oleh Allah dari himpitan musuh,
“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar (QS.As-Syu’ara [26]:63)
Maha besar Allah yang telah menyelamatkan para hamba, kekasihNya yang beriman dan bertakwa.
Interaksi antara Rasulullah Saw dan sahabatnya Abu Bakar juga interaksi antara Nabi Musa dan pengikutnya memiliki jawaban yang serupa dalam menghadapi kondisi terhimpit dan sulit, jawaban keduanya seolah wujud keteguhan, kepasrahan dan penyerahan diri kepada Allah Swt setelah usaha sekuat tenaga yang ditempuh baik oleh Rasululullah Saw bersama Abu Bakar ataupun oleh Nabi Musa beserta pengikutnya seolah memberikan pelajaran bagi kita bahwa jawaban atas kondisi sulit yang menimpa kita semua saat ini adalah “Jangan Bersedih Selama Allah Bersamamu” dan “Jangan Bersedih Jika Engkau dekat dengan Allah.”
Sikap menerima realitas seraya menghadapkan diri kepada Allah Swt saat dalam keadaan sulit maupun lapang, dengan senantiasa memohon perlindungan kepada Allah Swt saat menghadapi musibah kondisi sulit akibat covid-19.
Allah lah yang telah menyelamatkan Nabi Musa dan Rasulullah dari kejaran kaum kafir yang dengki dan berniat jahat padanya, Allah-lah yang menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api sehingga tak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim karena beliau berserah diri kepada Allah sehingga dijaga dari bahaya api yang memiliki sifat membakar merusak tubuh manusia bila terkenanya namun dengan kuasa Allah api itu menjadi dingin.
“Hai Api! jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim” (QS.Al-Anbiya’ [21]:69)
Sikap penuh harap dan penyerahan diri pada Allah yang dilakukan oleh para nabi seraya meyakini bahwa Allah bersama kita adalah sikap terbaik yang wajib kita tiru dalam keadaan saat ini.
Muhammad Abdul Athi Buhairi mengatakan dalam kitabnya “Innama’al ‘Usri Yusron” bahwa “Sesungguhnya dibalik segala kesulitan itu ada kemudahan setelah kesempitan ada kelapangan dan setelah kesedihan ada kegembiraan. Setelah takut ada rasa aman, setelah gelisah ada rasa tenteram.” kehidupan sulit Rasulullah saat awal masa kenabian di Mekah tentunya memberikan pelajaran berharga bagi kita semua.
Allah Swt seolah menjelaskan dalam surat Al-Insyirah bahwa Allah memberikan kenikmatan besar bagi Nabi yakni ‘inayah (perlindungan) saat nabi dalam kondisi yatim, fakir dan kebingungan kemudian Allah berikan kelapangan dada pada beliau sehingga mampu juga sukses melewati setiap ujian yang datang padanya.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Imam al-Baghawi, Imam al-Ma’iny dan Syeikh Muhyiddin ad-Darwisy menyimpulkan dari struktur gaya bahasa di atas dengan sebuah kaidah bahasa Arab, “Isim nakirah jika disebut dua kali maka yang kedua tidaklah sama dengan yang pertama. Namun, jika isim makrifat disebut dua kali maka yang kedua sama dengan yang pertama.” Dari kaidah ini bisa ditarik sebuah kesimpulan, setiap satu kesulitan terdapat dua kemudahan.
Semoga kita selalu dekat dengan Allah, agar Allah menolong kita, mengangkat ujian wabah ini menggantinya dengan kebaikan untuk itu selain kita bicara protokol kesehatan sangatlah penting bagi kita berdoa disetiap aktivitas serta memiliki sikap dan keyakinan bahwa pertolongan Allah akan datang dalam waktu dekat.
Karena Allah akan selalu bersama orang-orang yang beriman dan bertakwa, ikhlas dan sungguh-sungguh dalam amal kebaikan serta melindungi kita dari ancaman virus yang nyata didepan kita , Amiin.
Wallahua’lam Bisshowab.
Tinggalkan Balasan