SERANG, BANPOS – Kabar mengenai mbah Jahrani (80), warga Desa Singamerta yang hidup kesulitan bahkan sampai memakan kapuk, dibantah oleh warga setempat. Hal ini setelah adanya kunjungan dari tokoh pemuda Banten, Eki Baihaki, untuk mengonfirmasi kabar tersebut.
Eki yang menyambangi mbah Jahrani usai salat Zuhur tersebut berdialog dengan warga sekitar dan ibu Pakrah (40) selaku pihak yang merawat mbah Jahrani. Ternyata, kabar tersebut terlalu dilebihkan oleh beberapa pihak, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.
“Setelah berdiskusi dengan masyarakat dan pihak yang merawat mbah, ternyata semua itu ikut membantu sejak awal. Jadi saya rasa, ini sebenarnya perkembangannya tidak seperti apa yang diinformasikan,” ujar Eki seusai kunjungan, Sabtu (13/6).
Akan tetapi, mbah Jahrani memang dalam kondisi yang memprihatinkan. Sebab, kondisi mbah Jahrani kurang baik lantaran pernah terlibat kecelakaan pada tiga tahun yang lalu.
“Keluarga mengatakan memang kondisinya dalam keadaan tidak sehat sejak tiga tahun yang lalu. Terlibat kecelakaan pada saat itu,” ungkapnya.
Menurutnya, kedatangannya untuk mencari tahu kebenaran kondisi dari mbah Jahrani. Ia bersyukur lantaran ternyata keluarga dan tetangga sekitar sangat peduli dengan mbah. Tidak seperti yang tersebar informasinya.
“Disini kami luruskan supaya objektif. Supaya tidak ada yang ditambah-tambahkan atau dikurang-kurangkan. Karena ternyata warga sekitar ini keperduliannya luar biasa. Jadi apa yang tersebar, tidak sesuai,” jelasnya.
Ia pun mendorong kepada pemerintah agar dapat membuat terobosan dengan adanya kasus kondisi warganya yang seperti ini. Jangan sampai pemerintah hanya ingin memboyong saja, namun tidak jelas kedepannya seperti apa.
“Dari pihak keluarga mengatakan bahwa sudah ada respon dari pihak Dinsos. Kalaupun memang kondisinya seperti ini, apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah itu harus ada terobosan. Kalau memang mau dibawa, dibawa kemana? Jangan sampai sudah dibawa, malah jadi tidak jelas,” tegasnya.
Sementara itu, Pakrah, mengatakan bahwa mbah Jahrani memang sudah lama sendiri. Keluarga terdekatnya yakni kakak dan istri sudah meninggal.
Mengenai kabar mbah Jahrani yang memakan kapuk, Pakrah membantahnya. Ia juga membantah bahwa mbah Jahrani hidup terlantar tanpa ada yang memperhatikan.
“Eggak makan kapuk, mungkin buat ngelap mata, telinga, tapi enggak makan kapuk. Tidak terlantar, banyak yang mengurusi. Jadi informasi yang beredar itu berlebihan,” ujarnya.
Menurutnya, ia tidak mengenal perempuan yang memiliki akun Facebook bernama Amelia. Namun ia tahu bahwa Amelia sering berkunjung ke rumah mbah Jahrani.
“Ibu mah tidak tahu dia (Amelia) siapa, kerjanya apa, tugasnya apa, enggak tau. Hanya memberikan sembako kepada mang Jahrani, sembako dari indomaret, iya diterima saja,” ucapnya.
Pakrah menceritakan, mbah Jahrani mulanya berjualan cobek di daerah Kragilan. Lalu tiga tahun yang lalu, mbah Jahrani ditabrak motor. Pelaku penabrakan pun lari karena disebut tidak mau bertanggungjawab.
“Kemudian dibawa ke rumahnya oleh warga sekitar lokasi tertabraknya dengan menggunakan mobil losbak hitam. Sejak itu, sampai sekarang yang menabarak itu belum pernah kesini. Kejadiannya tiga tahun yang lalu. mudah-mudahan mang Jahrani banyak rejekinya,” jelasnya.
Ia pun berterimakasih kepada warga yang peduli dengan kondisi mbah Jahrani dengan memberikan bantuan. Namun ia berharap, informasi yang tidak benar dan berlebihan jangan sampai tersebar lagi.
“Enggak dipaksa, ini memang sebenar-benarnya. Jangan dilebih-lebihkan. Bantuan Alhamdulillah sudah banyak. Obat-obatan juga banyak, tidak kurang, terimakasih,” ungkapnya.
Senada disampaikan oleh Ketua RT 05 RW 01 Singamerta, M. Syafei. Menurutnya, isu mengenai mbah Jahrani tidak mendapatkan bantuan merupakan bohong. Sebab kenyataannya, mbah Jahrani mendapatkan bantuan.
“Sangat terpukul, selama ini isu belum dapat bantuan itu bohong. Bantaun Covid-19 dapat dari Provinsi sebesar Rp500.000, bantuan lainnya baik dari LSM maupun pemerintah juga dapat,” tandasnya. (DZH)
Tinggalkan Balasan