SERANG, BANPOS – Beredarnya video sekelompok pemuda yang memamerkan senjata tajam (Sajam) di lampu merah Ciceri, Kota Serang, hingga memblokade jalan disoroti oleh Ombudsman Banten. Ombudsman mendorong agar aparat yang berwenang dapat menangkap pelaku dan meningkatkan pengamanan Kamtibmas.
Kepala Ombudsman Banten, Dedy Irsan, mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda itu telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Sehingga, pihaknya pun mendorong kepada aparat Kepolisian untuk meningkatkan pengamanan dan patroli, khususnya di malam hari.
“(Patroli dilakukan) dengan melibatkan TNI dan juga satpol PP, agar dapat menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif. Agar seluruh lapisan masyarakat dapat beraktifitas dengan tenang tanpa ada gangguan kamtibmas,” ujarnya dalam rilis yang diterima BANPOS, Minggu (7/3).
Dedy pun menuturkan bahwa pihaknya mendukung upaya upaya yang dilakukan Polri serta stake holder lainnya seperti TNI dan Satpol PP, untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publiknya termasuk menciptakan kamtibmas yang kondusif.
“Semoga para pelaku yang meresahkan masyarakat dapat segera ditangkap untuk ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku atau dilakukan upaya pembinaan jika masih status pelajar atau dibawah umur,” katanya.
Menurutnya, persoalan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak Kepolisian semata, tetapi peran guru di sekolah dalam mendidik dan mengajar anak-anak didiknya, menjadi perhatian yang sangat penting.
“Serta orang tua juga bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan bimbingan yang ketat kepada anak-anaknya, agar tidak sampai terjerumus melakukan tindakan pelanggaran dan kriminal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,” ucapnya.
Kepada pihak Kepolisian dan Satgas Covid-19, Dedy meminta agar dapat melakukan pembubaran kerumunan-kerumunan yang terjadi di Banten.
“Baik siang apalagi pada malam hari yang sudah melewati jam 20.00 WIB. Sehingga diharapkan dapat mempersempit ruang gerak untuk melalukan tindakan tindakan yang meresahkan masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, selain video yang beredar, terdapat pula pesan berantai yang beredar di kalangan masyarakat dan juga mahasiswa, yang memberikan peringatan untuk tidak keluar dari rumah atau indekos di atas pukul 23.00 WIB. Sebab, telah terjadi pembacokan terhadap 9 orang yang diduga dilakukan oleh kelompok yang sama dalam video.
“Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Mohon perhatian untuk yg domisil serang dan sekitaran kampus jika tidak ada kepentingan tolong jangan keluar di atas jam 11 yah. Mau itu cari makan atau ke angkringan. Malem tadi temen gua ada yg kena bacok. Baru tadi malem rame geng entah darimana. Tolong sekira nya ada yg pulang malam dari kampus atau kosan temen. Mending nginep yah, soalnya temen gua 9 orang kena. Sekedar informasi buat keselamatan kalian bagi yang belum tau,” tulis pesan berantai tersebut.
Kasatreskrim Polres Serang Kota, AKP Mochamad Nandar, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan mengenai video yang beredar.
“Iya sedang kami lidik dan antisipasi,” ujar Nandar saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (6/3) malam.
Sementara terkait dengan informasi adanya pembacokan yang diduga dilakukan oleh kelompok tersebut hingga menimbulkan 9 korban, Nandar mengaku tidak ada laporan mengenai hal itu.
“Untuk sementara tidak ada laporan terkena bacok,” tandasnya. (DZH)
Tinggalkan Balasan