Penulis: admin

  • Ya Ampun, Emak-emak Kalap Migor Murah

    Ya Ampun, Emak-emak Kalap Migor Murah

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah memutuskan menambah subsidi minyak goreng untuk menjinakkan harga. Kebijakan ini berdasarkan hasil evaluasi yang mempertimbangkan ketersediaan dan keterjangkauan harga minyak goreng bagi masyarakat.

    Hal tersebut dilakukan pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat memperoleh harga minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau Rp 14.000 per liter. Upaya menutup selisih harga tidak hanya diberikan untuk minyak goreng kemasan 1 liter, tetapi juga untuk minyak goreng dalam kemasan 2 liter, 5 liter, dan 25 liter.

    “Dalam rapat ini diputuskan bahwa untuk selisih harga minyak goreng diberikan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 7,6 triliun,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memimpin Rapat Komite Pengarah BPDPKS, Selasa (18/1).

    Minyak goreng kemasan dengan harga khusus kata Airlangga, akan disediakan sebanyak 250 juta liter per bulan selama jangka waktu 6 bulan. Pemerintah akan terus melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin, minimal 1 bulan sekali, terkait dengan implementasi kebijakan tersebut.

    “Pemberlakuan kebijakan satu harga untuk minyak goreng yakni sebesar Rp 14 ribu per liter akan dimulai pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2022 pukul 00.00 WIB di seluruh Indonesia. Namun, khusus untuk pasar tradisional diberikan waktu penyesuaian selambat-lambatnya 1 minggu dari tanggal pemberlakuan,” kata Airlangga.

    Kebijakan satu harga untuk minyak goreng kemasan itu dimanfaatkan emak-emak di seluruh Banten. Untuk di Kabupaten Lebak kaum emak-emak memburu minyak goreng di sejumlah minimarket.

    Warga Kecamatan Rangkasbitung, Sarinah, mengaku mendapat kabar dari temannya bahwa per hari ini minyak goreng kemasan per liter itu Rp14 ribu. Ia langsung mendatangi minimarket dan menanyakan soal itu, betul harga minyak turun yang sebelumnya mengalami kenaikan.

    “Satu liternya Rp14 ribu, alhamdulillah ini dapat. Untuk di minimarket itu di jatah per orang hanya dapat 2 liter saja,” katanya, Rabu (19/1) kepada wartawan.

    Sarinah berharap, kebijakan satu harga untuk minyak goreng dengan subsidi yang diberikan pemerintah ini bisa terus berlanjut. Sebab kata dia, harga minya yang sebelumnya untuk per 2 liter sampai Rp 40 ribu dinilai memberatkan.

    “Kami berharap subsidi harga minyak goreng ini bisa terus berlanjut, agar kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi,” ujarnya.

    Ia mengaku sempat panik dengan adanya penurunan harga minyak goreng. Karena, untuk mendapatkan minyak goreng tersebut pembeli harus antri dan banyak warga itu tidak mendapatkan.

    “Tadi nyari ke beberapa toko sudah kosong raknya. Ya alhamdulillah ini masih mendapatkan, di salah satu minimarket di Kelurahan Muara Ciujung Timur,” jelasnya.

    Senada disampaikan Sabiah, dirinya mendapat kabar bahwa minyak goreng kemasan itu harganya turun menjadi Rp14 ribu dari temannya yang baru belanja di minimarket Malangnengah, Kelurahan Cijoro Pasir.

    “Kita dapat kabar minyak goreng murah di Alfamart. Tadinya saya gak percaya, pas cek benar saja, ada beberapa juga yang sudah habis sih tadi. Harganya Rp 14 ribu per liter, karena dua liter jadi Rp 28 ribu,” katanya.

    Sementara di Kota Tangerang Selatan, para ibu-ibu rela antri untuk membeli minyak. Mereka berbondong-bondong memadati setiap minimarket di sekitar rumahnya yang menjual minyak goreng dengan harga miring tersebut.

    Salah satu emak-emak yang menjadi pemburu minyak goreng murah tersebut, yakni Siti Hajar (28). Menurunnya harga minyak goreng di pasaran, telah menjadi angin segar baginya. Terutama di tengah lonjakan harga sejumlah komoditas.

    Momen ini pun tak mau ia lewatkan begitu saja. Begitu mengetahui informasi turunnya harga minyak goreng, ia langsung mengajak buah hatinya yang masih kecil bergegas menuju sejumlah minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

    “Waktu pertama tahu, wah langsung jalan saya ke sini (minimarket). Kapan lagi kan harga murah begini, satu liter Rp14 ribu,” kata Siti saat dijumpai di salah satu minimarket.

    Ia mengaku, baru saja mengetahui informasi ini setelah melihat unggahan salah satu temannya di media sosial.

    Siti pun penasaran dan ingin membeli minyak goreng dengan harga murah tersebut.

    “Baru tahu tadi siang, dari status teman. Dia beli minyak goreng banyak. Ternyata waktu ditanya, dia bilang harganya langsung murah. Langsung saja saya berangkat,” ungkapnya.

    Hal senada juga dilakukan Sari (35). Setelah mengetahui informasi itu ia juga segera menuju ke minimarket.

    “Alhamdulillah dapat minyak goreng harga murah ini. Saya tadi dibatasi, hanya dapat ukuran dua liter. Harganya Rp28 ribu. Jadi per liternya Rp14 ribu,” tuturnya.

    Menurutnya, kebijakan pemerintah ini sangatlah baik. Pemangkasan harga minyak ini dinilai dapat sangat membantu masyarakat di tengah banyaknya harga yang melonjak di pasaran.

    “Wah sangat membantu. Kalau bisa sih harga yang lain juga ikut murah kaya gini,” harapnya.

    Pantauan di lokasi, sejumlah minimarket di wilayah Tangsel dipadati oleh ibu-ibu pemburu minyak goreng murah. Mereka pun rela mengantri di kasir demi untuk mendapatkan minyak goreng murah ini.

    Sementara itu Corporate Communications Alfamart, Rere, mengungkapkan, per Rabu (19/1), di seluruh Alfamart se-Indonesia telah menerapkan harga minyak goreng per 1 liter sebesar Rp 14 ribu, dan untuk 2 liter Rp 28 ribu.

    Penetapan harga ini dilakukan sesuai dengan instruksi Pemerintah Pusat melalui Menteri Perdagangan. “Kita terapkan sesuai dengan instruksinya, untuk sampai kapannya,belum tahu, namun kita menunggu arahan Pemerintah Pusat,”ungkapnya saat dimintai keterangan.

    Bagaimana ketersediaan pasokan minyak goreng, Rere mengungkapkan,untuk stok masih terbilang aman, asal jangan ada panic buying dari masyarakat.”Sejauh ini masih aman,”jelasnya.

    Apakah ada syarat pembelian, Rere menjelaskan, ada syarat pembelian yakni 2 pcs per struk. “Kita batasi 2 pcs per struk pembelian, kalau 1 liter masyarakat hanya boleh beli 2,”katanya.

    Sementara itu, sejumlah warga di Pandeglang kecewa, lantaran tidak kebagian minyak goreng subsidi dari pemerintah itu.

    Seorang warga Pandeglang, Masnur mengaku kecewa, karena tak kebagian minyak goreng di minimarket yang dijual murah (subsidi).

    “Saya kecewa, karena stok minyak goreng murah disediakan di minimarket sedikit. Makanya saya nggak kebagian,” kata Masnur, saat ditemui di salah satu minimarket di Pandeglang.

    Wanita berkerudung yang kerap disapa akrab Nuy ini mengaku, sudah jauh-jauh sengaja mendatangi minimarket untuk beli minyak goreng, namun sudah kosong. Bahkan, semua rak khusus penyimpanan minyak sudah kosong.

    “Saya tanya ke penjaga minimarket, katanya sudah habis diserbu ibu-ibu dan bapak-bapak juga. Saya periksa di raknya, benar kosong,” tandasnya.

    Ia juga mengaku, senang ketika mengetahui harga minyak goreng turun dari Rp 20 ribu menjadi Rp 14 ribu per liternya. Karena, sudah disubsidi oleh Pemerintah. Namun merasa kecewa juga, ketika persediaannya terbatas.

    “Minyak goreng ini kan untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi persediaannya harus ada setiap hari jangan sampai kehabisan stok. Percuma juga kalau disubsidi stoknya hanya sedikit,” tandasnya.

    Warga Pandeglang lainnya, Edi mengaku, diminta oleh istrinya untuk membeli minyak goreng di minimarket. Namun, usahanya tak membuahkan hasil, lantaran sudah kehabisan juga.

    “Katanya harganya lebih murah. Tapi sayang, sudah kosong nggak kebagian (kehabisan,red),” keluhnya.

    Sementara, seorang pegawai minimarket di Kabupaten Pandeglang, Een Kurotul membenarkan, minyak goreng sudah habis sejak tadi siang.

    “Tadi siang sekitar jam 12.00 WIB, minyak goreng bersubsidi yang merupakan program Pemerintah, sudah habis,” ujar Een.

    Menurutnya, minyak goreng bersubsidi itu dijual seharga Rp14 ribu per liternya. “Setiap pembeli dibatasi, hanya dua kemasan saja. Itu kemasan yang dua liter,” pungkasnya.

    Disinggung kapan stok minyak goreng ada lagi, Een mengaku, tidak mengetahui secara pasti. Karena, sifatnya menunggu kiriman dari gudang pusat.

    “Saat ini, di gudang kami sudah kosong,” tandasnya.(CR-01/PBN/BNN)

  • Ribuan Pelajar Ikuti Vaksinasi Anak Polda Banten

    Ribuan Pelajar Ikuti Vaksinasi Anak Polda Banten

    CILEGON, BANPOS – Ribuan pelajar Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kota Cilegon mengikuti kegiatan vaksinasi massal serentak, yang digelar di SD Negeri Bujanggadung Jalan Grogol Rawaaum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Banten, Rabu (19/1).

    Kapolda Banten, Irjen Pol Rudy Heriyanto dalam kunjungannya mengatakan, bahwa kegiatan vaksinasi massal serentak ini merupakan wujud nyata dalam akselerasi vaksinasi Covid-19 untuk mencapai target 82,6 persen guna terbentuknya Herd Immunity Nasional sebagai mana harapan dari Presiden RI Joko Widodo.

    “Hari ini, Polda Banten menggelar vaksinasi massal serentak bagi anak-anak atau pelajar sekolah dasar di SD Negeri Bujanggadung Kota Cilegon,” terang Rudy Heriyanto.

    Rudy Heryanto menjelaskan bahwa kegiatan vaksinasi massal serentak ini dilaksakan juga oleh seluruh masing-masing Polda jajaran yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

    “Polda Banten menghadiri kegiatan vaksinasi massal serentak melalui Zoom Meeting di SD Negeri Bujanggadung Cilegon yang dipimpin langsung oleh Bapak Kapolri,” ujar Rudy Heriyanto.
    Dalam hal ini, Rudy Heriyanto menyebut capaian vaksinasi massal anak untuk di wilayah hukum Banten 40,1 persen.

    “Kami melaksanakan vaksinasi di 95 titik di wilayah hukum Polda Banten, dari 6 Polres dengan target hari ini 17.500 vaksin. Sedangkan vaksin di SD Negeri Bujanggadung sebanyak 1.146 dosis vaksin bagi pejalar. Dengan membagikan 40 paket perlengkapan alat sekolah bagi para pelajar yang ada di SD Negeri Bujanggadung Cilegon,” kata Rudy. (RUL)

  • Pesantren yang Terbakar di Padarincang Dapat Bantuan dari Kadin Banten

    Pesantren yang Terbakar di Padarincang Dapat Bantuan dari Kadin Banten

    SERANG, BANPOS – Selain fokus pada bidang garapannya, Kadin Banten juga terus bergerak di bidang sosial dan kemasyarakatan. Setelah hampir separuh pengurus dikerahkan untuk membantu korban gempa di Kabupaten Lebak dan Pandeglang akhir pekan lalu, Kadin Banten kembali bergerak membantu korban kebakaran di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Rabu (19/1).

    Ketua Umum Kadin Banten, M Azzari Jayabaya didampingi sejumlah Wakil Ketua Umum menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnajah 4 di Kampung Cacaban, Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

    Diketahui, Rabu 12 Januari lalu Ponpes Darunnajah 4 terbakar. Jumlah bangunan yang terbakar sekitar delapan ruang, dua di antaranya bangunan induk. M Azzari Jayabaya saat memberikan bantuan mengatakan, atas nama pribadi dan pengurus mengaku turut prihatin atas musibah yang menimpa Ponpes Darunnajah 4.

    “Kami pengurus Kadin metrasa prihatin atas musibah yang menimpa Ponpes Darunnajah. Pengurus Kadin Provinsi Banten berupaya semampunya memberikan bantuan yang tak seberapa ini. Semoga bermanfaat,” ungkap Amal Jayabaya.

    Menurut Amal Jayabaya, terbakarnya Ponpes Darunnajah merupakan peristiwa yang sama-sama tidak kita kehendaki.

    “Ini kehendak Allah untuk menguji kesabaran dan keikhlasan kita. Saya imbau semua pihak, terutama pengusaha yang menjadi pengurus dan anggota Kadin Banten ikut peduli terhadap masyarakat, terutama yang tertimpa musibah,” ujarnya.

    Amal Jayabaya berkeyakinan dengan tingginya kepedulian pengusaha, maka persoalan-persoalan sosial seperti itu akan mudah tertanggulangi.

    “Yakin saya, kalau para pengusaha mau meningkatkan kepedulian sosialnya maka persoalan seperti musibah ini bisa kita hadapi bersama. Kita bantu semampu kita,” katanya. (RUS)

  • PT Cemindo Gemilang Dijaga Ketat Aparat Kepolisian

    PT Cemindo Gemilang Dijaga Ketat Aparat Kepolisian

    LEBAK, BANPOS – Sejumlah polisi dari Direktorat Pengamanan Obyek Vital (Ditpamobvit) Polda Banten menjaga ketat area keluar masuk PT Cemindo Gemilang di Kecamatan Bayah. Kendaraan milik karyawan maupun tamu yang hendak masuk diperiksa.

    Hal itu dilakukan dalam rangka memberikan rasa kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat terhadap tindak kejahatan serta penyebaran Covid-19. Dirpamobvit Polda Banten Komisaris Besar Pol Edy Sumardi mengatakan, pengamanan yang dilakukan Polda Banten adalah untuk memberikan jaminan keamanan kepada PT Cemindo Gemilang dan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan.

    “Pengamanan yang dilakukan anggota sebagai bentuk memberikan keamanan dan kenyaman di lingkungan perusahan dari aksi tindak kejahatan,” kata Edy Sumardi dalam rilis yang diterima wartawan, Rabu (19/1)

    Menurutnya, PT Cemindo Gemilang yang bergerak di bidang pembuatan semen tersebut memiliki luas lahan yang cukup luas, dan perusahan itu salah satu satu perusahan terbesar besar di Banten.

    Dalam melakukan pengamanan kata Edy, personel mendampingi security melakukan patroli dengan menggunakan kendaraan sepeda motor, dan mobil maupun dengan berjalan kaki menyusuri objek-objek yang dianggap rawan.

    “Pengamanan dilakukan dengan cara patroli di seputar perusahaan terutama objek-objek yang dianggap rawan, personel mendampingi security,” jelasnya.

    Ajun Komisaris Polisi Abdul Rosyid yang memimpin langsung giat tersebut mengungkapkan, pengamanan yang dilakukan kali ini meliputi beberapa kegiatan seperti pemeriksaan terhadap karyawan, tamu maupun kendaraan dan memberikan imbauan protokol kesehatan.

    Ia menjelaskan, agar tercipta keamanan di perusahaan PT Cemindo Gemilang, setiap karyawan, tamu dan kendaraan sebelum masuk ke perusahaan akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh pihaknya.

    “Pada karyawan maupun tamu akan kami periksa barang bawaannya seperti tas contohnya. Untuk kendaraan selain kami periksa fisik kendaraannya kami juga memeriksa kelengkapan surat-suratnya,” jelasnya.

    Pada masa pandemi seperti sekarang tegas Abdul Rosyid, polisi mengimbau kepada seluruh karyawan serta masyarakat sekitar agar selalu mematuhi protokol kesehatan sebagai langkah dasar untuk mencegah penyebaran Covid-19.

    “Untuk mencegah penyebaran Covid-19, personel memberikan imbauan protokol kesehatan dan mengarahkan setiap karyawan maupun tamu dan masyarakat sekitar untuk mematuhi prokes,” tegasnya.(CR-01/PBN)

  • RANS Nyatakan Siap Kelola Banten International Stadium

    RANS Nyatakan Siap Kelola Banten International Stadium

    SERANG, BANPOS – Meski proyek Banten Internasional Stadiun (BIS) belun rampung dikerjakan oleh PT PP, akan tetapi pemilik RANS, Raffi Ahmad menyatakan kesiapannya mengelolanya.

    Dalam siaran persnya, Rabu (19/1), Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menerima Raffi Ahmad dan tim RANS yang menyatakan ketertarikannya serta siap berkolaborasi dengan pemprov untuk mengelola BIS. Seperti diungkap Raffi, RANS siap mengembangkan kawasan sekitar BIS untuk bidang olahraga, pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, gaya hidup, dan hiburan.

    “Saya senang sekali. Baru saja mendengarkan paparan rencana-rencana RANS. Yang saya harapkan bahwa Provinsi Banten harus ada perubahan,” kata WH.

    “Tadi dibicarakan tentang stadion, tentang kuliner, dan bermacam-macam. RANS memang luar biasa, bersinergitas untuk kemajuan Provinsi Banten,” tambahnya.

    Dalam kesempatan itu Raffi Ahmad mengaku bangga bahwa sebentar lagi Provinsi Banten di bawah kepemimpinan WH akan memiliki BIS yang bertaraf internasional.

    “Kita juga ingin memajukan daerah-daerah yang sedang berkembang, khususnya Provinsi Banten,” ungkapnya.

    “Sudah seharusnya kita bangga, Provinsi Banten punya Banten International Stadium yang berstandar internasional,” tambahnya.

    Dalam kesempatan itu, Raffi turut menikmati Kopi WH yang menurutnya teraasa nikmat. WH sendiri dalam beberapa kesempatan mengungkapkan, melabeli kopi hasil budi daya kopi di Provinsi Banten dengan Kopi WH untuk promosi.

    Sebagai informasi, pembangunan Banten International Stadium ditargetkan selesai pada akhir Maret 2022. Saat ini atap, sound system, lampu, serta papan skor sudah terpasang. Sedangkan untuk kursi tribun dalam proses penyelesaian pemasangan. BIS merupakan stadion sepakbola pertama di Provinsi Banten yang berstandar International de Football Association (FIFA). Stadion ini berdiri di atas lahan seluas 60 hektare di Kawasan Sport Center, Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang.(RUS)

  • Belum Diperbaiki Pemkab, Warga Gorok Warga Perbaiki Jembatan Pakai Batang Pohon Kelapa

    Belum Diperbaiki Pemkab, Warga Gorok Warga Perbaiki Jembatan Pakai Batang Pohon Kelapa

    SOBANG, BANPOS – Akibat jembatan alternatif menuju ke kawasan wisata Goa Sangiang dan ke gerbang timur ke kawasan pemukiman Baduy yang lama rusak dan hingga kini belum ada program perbaikan dari Pemkab Lebak. Untuk mengantisipasi terhambatnya transportasi, akhirnya kepala desa (Kades) serempat mengajak warga Desa Hariang Kecamatan Sobang pun melakukan gotong royong membuat jembatan sederhana denga batang pohon kelapa.

    Kades Hariang Bahudin, mengatakan akses jembatan ke tempat wisata itu sudah lebih dari tahun belum ada perbaikan, sehingga agar bisa dilalui kendaran pihaknya mengajak warga untuk bergotong-royong.

    “Iya ini jembatan menuju akses ke tempat wisata Goa Sangiang. Saya coba cari alternatig agar bisa digunakan lagi. Kemarin malam kita berkoordinasi dengan masyarakat terutama BPD Desa Hariang, untuk gotong royong hari ini. Alhamdulillah warga yang tidak berhalangan pada bisa hadir,” ujar Bahudin, Rabu (19/01).

    Oleh karenanya, Kades pun berharap kepada Pemkab agar memprioritaskan program perbaikan jembatan yang sudah menjadi akses alternatif warga dan para pengunjung wisata. Menurutnya, dalam gotong-royong itu untuk sementara warga membangun jembatan darurat dengan batang pohon kelapa.

    “Semoga jembatan ini bisa jadi perhatian khusus dari pemerintah untuk dibangun. Biarlah untuk sementara jembatan ini kita perbaiki dengan menggunakan kayu pohon kelapa agar memudahkan warga dan pengunjung melintasinya. Di sini kita pasang 18 batang pohon kelapa. Alhamdulillah ada warga yang ikhlas nyumbang,” ungkap Bahudin.

    Sementara, wakil dari BPD Desa Hariang, Surdi menyebut, jembatan itu juga jalan pintas satu-satunya menuju dusun Karang Combong serta jalan menuju gerbang wisata Baduy.

    “Jalur jembatan ini juga adalah akses ke Dusun Karang Combong dan ke arah gerbang Timur Wisata Baduy. Jadi keberadaannya sangat penting untuk diperbaiki walaupun darurat dilu,” jelasnya. (WDO)

  • Wartawan Dilarang Potret Jembatan Bogeg, Memang Ada Apa Sih???

    Wartawan Dilarang Potret Jembatan Bogeg, Memang Ada Apa Sih???

    SERANG, BANPOS – Pembredelan kemerdekaan pers kembali terjadi di Provinsi Banten. Kali ini, wartawan fotografi BANPOS, Dziki Oktomulyadi, menjadi korban pelarangan liputan oleh oknum keamanan yang menjaga proyek pembangunan jembatan Bogeg.

    Dziki bercerita bahwa pada saat itu, dirinya ingin memotret progress pembangunan jembatan Bogeg pada Rabu (19/1) sekitar pukul 15.00. Saat itu, ia sedang melakukan setting kamera untuk keperluan liputan foto.

    “Masih setting kamera, namun dari belakang saya ditegur oleh satpam yang katanya bertugas di area tersebut dan melarang saya untuk memotret di area jembatan, karena alasan SOP,” ujar Dziki. “Maaf mas dilarang memotret di sini,” kata Dziki menirukan perkataan dari petugas keamanan tersebut.

    Hal itu sontak membuat Dziki kaget sekaligus heran. Ia pun menanyakan alasan mengapa dirinya tidak boleh memotret progres salah satu proyek yang dibangga-banggakan oleh Gubernur Banten itu.

    “Dia menjawab ‘ini sudah perintah dan SOP dari atasan’,” tiru Dziki.

    Terbiasa menghadapi kejadian seperti itu, Dziki pun menjelaskan kepada oknum tersebut bahwa dirinya merupakan wartawan surat kabar harian Banten Pos sembari menunjukkan kartu pers. Sebab, oknum itu pun menanyakan kartu pers miliknya.

    “Namun dengan nada keras satpam tersebut tetap melarang saya memotret sambil meminta saya untuk memotret dirinya dan nama jelasnya. ‘Silahkan foto saya, tampilkan di koran, kalau saya gak ngebolehin motret di sini’. Dia bilang dengan nada keras,” ucap Dziki.

    Tanpa berpikir panjang, ia pun memfoto oknum petugas keamanan itu. Bukan karena diperintah oleh oknum tersebut, melainkan sebagai pertanggungjawaban terhadap Pemimpin Redaksi dan sebagai bukti bahwa dirinya dilarang melakukan peliputan di proyek pembangunan itu.

    “Tidak berselang lama, entah itu mandor atau siapa lengkap dengan seragam kerja menghampiri saya, sama dia juga melarang saya memotret. Katanya harus ngasih surat dulu ke kantor, minta izin dan lain lain,” katanya.

    Meskipun berhadapan dengan dua orang, Dziki mengaku bahwa dirinya tetap tenang. Namun ia merasa aneh dengan pelarangan yang dilakukan oleh pihak keamanan proyek, sebab jembatan merupakan fasilitas umum dan seharusnya setiap orang berhak memfoto tempat itu.

    “Padahal jelas jelas saya gak ada maksud menjelek-jelekkan, hanya ingin memberitahu warga Serang dan sekitanya bahwa progres pembangunan jembatan Bogeg sudah seperti ini visualnya. Alhasil saya gak bisa motret jembatan Bogeg namun berhasil mengabadikan satpam yang melarang saya motret,” tandasnya.

    Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten, Rian Nopandra, mengatakan bahwa pers baik itu wartawan tulis, elektronik maupun fotografi dalam bertugas dilindungi oleh Undang-undang.

    “Jelas ketika dia (oknum petugas keamanan) menghalang-halangi tugas jurnalistik, dia berarti telah melanggar Undang-undang Pers,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

    Opan mengingatkan, sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, ada konsekwensi pidana terhadap orang atau lembaga yang menghalang-halangi kerja pers. Karena itu, dia meminta semua pihak menghormati kerja pers yang memiliki hak untuk memperoleh dan menyebarkan informasi kepada masyarakat.

    Ia pun mengaku heran, ada apa sebenarnya dengan proyek pembangunan jembatan Bogeg, sampai-sampai wartawan pun dilarang untuk mengambil foto dari progres pembangunan tersebut.

    “Yang jadi pertanyaan, ada apa dengan jembatan Bogeg? Kita perlu tanya jelas, kenapa wartawan dalam hal ini fotografer BANPOS dihalang-halangi dalam menjalankan tugas? Padahal sudah menunjuk identitas yaitu kartu pers,” tandasnya.(DZH)

  • Kapolda Banten Dianugerahi Gelar Profesor

    Kapolda Banten Dianugerahi Gelar Profesor

    SERANG, BANPOS – Keluarga Besar Polda Banten hari ini berbahagia mendapatkan informasi tentang penganugerahan gelar profesor kepada Kapolda Banten Irjen Pol. Rudy Heriyanto Adi Nugroho.

    Penganugerahan gelar akademik tertinggi kepada orang nomor satu di Kepolisian Daerah Banten tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia No. 3457 tanggal 10 Januari 2022 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen Tidak Tetap kepada Kapolda Banten dengan gelar profesor.

    “Kita sangat bangga, Kapolda Banten banyak berkarya di dunia akademik dan pencapaian gelar profesor ini tentu saja berkatian dengan karya-karya akademik Kapolda Banten selama ini,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol. Shinto Silitonga.

    Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heryanto memang aktif sebagai dosen tidak tetap di Universitas Lampung, dan sesuai dengan Surat Keputusan Menristekdikti tersebut, Kapolda Banten diangkat dalam jabatan profesdor pada bidang ilmu mediasi Kepolisian.

    “Sebagai anggota team work, kami tentu saja bangga atas pencapaian gelar profesor tersebut dan sekaligus menjadi motivasi bagi pada Pejabat Utama untuk meningkut kesuksesan Kapolda Banten yang tidak hanya dalam bidang operasional tugas namun juga dalam bidang akademik,” tutup Shinto Silitonga.(MUF)

  • Hasil Tangkapan Nelayan Binuangeun Menipis, Diduga Akibat Limbah Tambak Udang

    Hasil Tangkapan Nelayan Binuangeun Menipis, Diduga Akibat Limbah Tambak Udang

    BAKSEL, BANPOS – Masih dampak dari limbah yang dibuang ke laut, kali ini limbah diduga datang dari perusahaan tambak udang yang ada di sekitar pesisir perairan Binuangeun Desa Muara Kecamatan Wanasalam, ini dituding jadi penyebab nelayan setempat mulai pada mengeluh karena hasil tangkapan ikan mereka menurun. Hal itu disinyalir akibat adanya perusahaan penangkaran udang yang membuang limbah ke perairan laut.

    Seperti diungkapkan salah seorang nelayan setempat yang enggan disebut namanya, bahwa sejak ada tambak udang di Binuangeun, penghasilan mereka mulai menurun.
    Menurutnya, sebelum ada tambak penangkaran udang, per hari para nelayan bisa mendapat ikan sedikitnya 20 kilogram. Namun, jelasnya, saat ini pendapatan ikan dari laut berkurang.

    “Padahal sebelum ada tambak udang kami para nelayan bisa menghasilkan gurita 20 kilogram per hari, tapi sekarang mau dapat 5 kilo aja sulit,” ungkapnya kepada BANPOS, Rabu (19/01).

    Ditambahkannya, kebiasaan perusahaan tambak membuang limbah ke laut diduga telah merusak biota laut. “Itu kan yang dibuang mungkin mengandung bahan kimia, sehingga ikan ikan di sana mulai menghilang. Bahkan rumput laut seperti agar-agar yang biasa diambil warga juga pada mati,” keluhnya.

    Terangnya lagi, warga nelayan itu juga sempat meminta pihak Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang berkantor di Binuangeun agar menutup perusahaan, namun hingga saat ini aktivitas tambak udang masih beroperasi.

    “Saya pernah ngobrol dan meminta sama orang DKP agar menutup tambak udang itu, tapi katanya itu bukan kewenangan DKP Provinsi. Katanya dari provinsi mah tidak keluar izinnya, tapi izin itu ke luar dari dari Kabupaten,” terangnya.

    Kendati demikian, kalau benar pemicunya dari perusahaan tambak itu, ia dan para nelayan lain berharap agar hal ini bisa menjadi perhatian pemerintah. Dalam hal ini nelayan setempat juga mendesak agar aparat penegak hukum (APH) tidak serta merta membiarkan begitu saja kegiatan yang diduga merusak lingkungan tersebut

    “Kami berharap pemerintah memberikan sanksi tegas kepada perusahaan tambak udang itu. Aktivitas perusahaan sudah merusak lingkungan dan mengganggu kehidupan kami. Jika tetap dibiarkan, beberapa tahun lagi kami para nelayan akan kehilangan mata pencaharian,” paparnya.

    Diketahui, akhir-akhir ini di wilayah Kabupaten Lebak bagian selatan (Baksel) marak berdiri perusahaan tambak penangkaran udang yang berdiri di sepadan pantai. Untuk di Desa Muara perusahaan tambaknya itu milik PT Persada Karya Lestari (PKL). Mirisnya, industri budidaya udang itu ditenggarai tidak melengkapi ijin pembuangan limbah ke laut.

    Beberapa waktu lalu, Kepada BANPOS, Humas perusahaan tambak PT PKL, Didi Sumardi mengaku bahwa ijin pembuangan limbah perusahaannya masih dalam proses.

    “Iya, ijinnya mah kita udah lama ngajuin. Tapi katanya masih terkendala teknis dan situasi covid, jadi belum keluar ijinnya. Tapi untuk pembuangan limbah ke laut kita tetep pakai filter dan mengikuti sesuai instruksi dari pihak Dinas Lingkungan, jadi gak mungkin mencemari,” katanya. (WDO)

  • Buntut Event Bupati Pandeglang Cup, Dua Mantan Pejabat Dispora Diturunkan Jabatan dan Nonjob

    Buntut Event Bupati Pandeglang Cup, Dua Mantan Pejabat Dispora Diturunkan Jabatan dan Nonjob

    PANDEGLANG, BANPOS- Buntut event olahraga Bupati Cup yang digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang saat ini menjadi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahrag (Disdikpora) Kabupaten Pandeglang, dua pejabat terkena sanksi penurunan jabatan dan di nonjobkan dari jabatannya.

    Salah satu pejabat tersebut yang saat itu menjabat Kasi Pembibitan dan Prestasi Olahrag Dispora Kabupaten Pandeglang, Ahmad Jubaedi yang diketahui sebagai penanggung jawab pada event Bupati Cup saat ini dibebastugaskan.

    “Iya, sanksinya sudah disampaikan. Iya (nonjob),” kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pandeglang M. Amri kepada wartawan usai pelantikan pejabat eselon III di Pendopo Pandeglang, Rabu (19/1).

    Selain dibebastugaskan, lanjut Amri, Ahmad Jubaedi juga mendapat sanksi penurunan jabatan satu tingkat dari pangkatnya yang semula sebagai eselon III. Pada acara pelantikan 204 pejabat eselon III tersebut, Ahmad tidak terlihat dan namanya juga tidak tercantum pada pelantikan tersebut.

    “Pangkatnya juga turun satu tingkat. Tapi untuk Pak Bedi (Ahmad Jubaedi), saya belum lihat lagi dia dipindahkan kemana nanti,” ujarnya.

    Pada prosesi pelantikan pejabat eselon III tersebut, Pemkab Pandeglang turut melantik eks Kadispora, Dadan Saladin yang terseret dalam polemik Bupati Cup. Dadan kini menjabat sebagai Sekretaris Dinas (Sekdis) Perhubungan usai diturunkan pangkatnya dari eselon IIB menjadi eselon IIIA.

    “Beliau (Dadan,red) kan sudah mendapatkan hukuman disiplin penurunan satu tingkat dari jabatannya selama satu tahun. Artinya, jabatannya Kadis sekarang turun menjadi Sekdis,” ungkapnya.(DHE)