Penulis: admin

  • Lumba-lumba Hitam Berbobot 250 Kg Ditemukan Mati Terdampar di Wanasalam

    Lumba-lumba Hitam Berbobot 250 Kg Ditemukan Mati Terdampar di Wanasalam

    WANASALAM, BANPOS – Seekor mamalia laut jenis lumba-lumba berwarna hitam kelamin betina berukuran panjang 2,5 Meter dan berbobot sekitar 250 Kilogram ini ditemukan warga terdampar di pesisir perairan laut Blok Pantai Cemara, Kampung Duraen Desa Muara Binuangeun Kecamatan Wanasalam, Senin (11/5/2020) sore.

    Keterangan yang didapat BANPOS, mamalia laut ini ditemukan warga nelayan menggelepar-gelepar terdampar pada Senin siang (11/05) sekitar pukul 11.30 siang Wib dalam kondisi masih hidup dan badannya penuh luka. Namun karena susahnya evakuasi, hewan laut besar itu pada sore hari akhirnya mati dan jadi tontonan warga.

    Sebagaimana dijelaskan Mumu Mahmudi yang juga Ketua Balawista Kabupaten Lebak menyebut, lumba-lumba yang terdampar di pesisir pantai Cemara Kampung Duraen Kecamatan Wanasalam itu susah dievakuasi ke laut,” Awalnya siang sekitar pukul 11.30 sudah terdampar, masih hidup dan badannya penuh luka. Dan karena susah dievakuasi ke tengah laut akhirnya sore harinya mati,” ujarnya, Senin petang (11/05).

    Menurut Mumu, mamalia air itu berjenis betina dengan warna hitam. “Bobotnya sekitar 250 kilogram dan panjangnya 2,5 meter,” kata Mumu.

    Sementara Kapolsek Wanasalam Iptu Sudedi, kepada BANPOS membenarkan bahw pihaknya sudah turun ke TKP. “Saat mendapat laporan masyarakat kami langsung turun bersama anggota Polsek Wanasalam, kanit Reskrim Bripka Semin dan Brigadir Irfan Rudiyana,” katanya.

    Menurutnya, lumba-lumba itu awal dilihatnya masih terdampar di pasir Pantai Cemara Kampung Duraen Desa Muara, “Untuk selanjutnya bahan pemeriksaan terhadap lumba-lumba tersebut kita menunggu tindak lanjut dari DKP Provinsi Banten,” ungkap Sudedi.

    Perlu diketahui, dalam wikipedia dijelaskan lumba-lumba itu sebagai hewan mamalia air atau dolphin dari kelimpok Ordo Cetartiodatctyla yang dikelompokan dalam famili Dolphinidae dengan ragam jenis yang berjumlah belasan. Selain itu, lumba-lumba ini disebut juga Risso’s Dolphin atau terkadang disebut Grey Dolphine dengan nama latin Grampus Griseus, biasanya dengan ukuran panjang 2,6 hingga 4 Meter dan bobot 300 hingga 500 kilogram.(WDO/ENK)

  • Tambahan Pasien Positif Covid-19 di Cilegon dari Tegalbunder

    Tambahan Pasien Positif Covid-19 di Cilegon dari Tegalbunder

    CILEGON, BANPOS – Senin (11/5/2020) pagi, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 kota Cilegon membenarkan penambahan kasus positif Covid-19 di wilayahnya. Sorenya, diketahui pasien positif ketiga di Kota Baja itu adalah warga Kelurahan Tegalbunder, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon.

    Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cilegon, Aziz Setia Ade Putera melalu keterangan persnya mengatakan, pasien positif Covid-19 baru berinisial HM (27). HM dinyatakan positif terjangkit virus asal negeri tirai bambu itu setelah dilakukan pemeriksaan Swab di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon.

    “Diinformasikan bahwa di Kota Cilegon kembali ada yang terkonfirmasi positif Covid-19, semula dua orang bertambah satu menjadi tiga orang yang positif Covid-19. Adapun yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah berinisial HM berjenis kelamin perempuan berusia 27 tahun dan berdomisili di Kelurahan Tegalbunder, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon,” ujar Aziz, Senin (11/5).

    Lebih lanjut Aziz menjelaskan bahwa pada 30 April 2020 HM sempat dibawa ke RSKM Cilegon dan didiagnosa oleh dokter sakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Setelah satu hari di RSKM, pada 1 Mei 2020, dokter memasukkan HM ke ruang isolasi Covid-19 yang ada di RSKM sampai dengan 6 Mei 2020.

    “Dan pada 7 Mei 2020 suami HM atas permintaan sendiri meminta pulang paksa yang sedang rawat inap di RSKM dan disarankan oleh dokter agar melalu isolasi mandiri di rumah,” jelasnya.

    Selanjutnya HM diambil swab untuk dilakukan pemeriksaan melalui PCR di RSKM dan pada 9 Mei 2020 diketahui hasilnya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

    “Kemudian pada Minggu 10 Mei 2020, Tim Gugus tugas Kelurahan Tegalbunder berkoordinasi dengan dokter Puskesmas Kecamatan Purwakarta dan Dinas Kesehatan Kota Cilegon untuk menjemput HM untuk dirujuk ke Rumah Sakit Wisma Atlet di Jakarta oleh tim kesehatan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Cilegon,” paparnya.

    Selanjutnya, kata Aziz, keluarga HM yang tinggal serumah akan dilakukan rapid test dan akan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari kedepan.

    “Adapun langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cilegon adalah akan melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah HM dan di lingkungannya,” tandasnya.(LUK/ENK)

  • Bantuan Covid-19 Jangan jadi Bancakan Dong, Pliss…

    Bantuan Covid-19 Jangan jadi Bancakan Dong, Pliss…

    SERANG, BANPOS – DPRD Kabupaten Serang minta anggaran yang dialihkan untuk penanggulangan wabah Covid-19 di Kabupaten Serang, jangan dijadikan bancakan. Hal itu tentunya berkaitan dengan jumlah yang tidak sedikit, mencapai angka puluhan miliar rupiah.

    “Jangan sampai anggaran besar jadi bancakan, harus ada rasionalisasi anggarannya,” tegas Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Serang, Dendi kurnia Ardiansyah, Senin (11/5).

    Dendi menyebut bahwa anggaran yang dialokasikan untuk masyarakat terdampak virus korona, tidak memiliki kejelasan. Hingga kini, pihaknya belum ada laporan secara teknis dari Pemkab Serang kepada DPRD Kabupaten Serang.

    “Kami masih bertanya-tanya mengenai kejelasan anggaran tersebut. Rasionalisasinya seperti apa, untuk apa saja,” tuturnya.

    Dari 29 Kecamatan dengan 326 Desa yang ada di Kabupaten Serang, masyarakat belum ada yang mendapatkan bantuan yang berasal dari pemkab Serang. Baik bantuan berupa sembako maupun uang tunai.

    “Masyarakat mengaku belum ada bantuan seperti beras dan lain sebagainya,” katanya.

    Disebutkan olehnya, anggaran DPRD Kabupaten Serang yang dialihkan untuk penanggulangan virus Covid-19 ini sudah mencapai Rp10 miliar.

    “Tapi hingga saat ini kami masih mempertanyakan hasil dari bantuan tersebut kepada masyarakat. Harus jelas outputnya apa, kalau doi Pemkot Serang saya dengar ada bagi-bagi beras, sementara Pemkab Serang belum ada,” tuturnya.

    Menurutnya, untuk saat ini beberapa masyarakat baru menerima bantuan beras dari DPRD Kabupaten Serang. Adapun anggaran yang digunakan dalam distribusi bantuan beras tersebut, terpisah dari Pemkab Serang, yaitu murni dari anggaran DPRD Kabupaten Serang.

    “Mengingat saat ini sudah mendekati hari ke 20 bulan suci Ramadhan, sementara masyarakat prasejahtera dan yang menganggur terdampak lockdown, tidak mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu, kami mempertanyakan siapa yang akan mempertanggung jawabkan hal tersebut,” jelasnya.

    Hingga kini, ia menyebut pihak Pemkab masih melakukan pendataan, dan belum diketahui kapan realisasinya. Ia menegaskan, Pemerintah wajib mendorong pelaksanaan bantuan tersebut.

    “Karena masyarakat butuhnya saat ini,” ucapnya.

    Untuk sementara, beberapa hal yang telah dilakukan oleh pihaknya yaitu melakukan pemanggilan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang. Untuk dimintai keterangan sejauh mana penggunaan anggaran untuk penanggulangan virus korona.

    “Sebanyak 326 Desa di 29 Kecamatan dan hanya 29 Kecamatan dilakukan penyemprotan. Kabupaten Serang itu kan luas, bukan hanya sebatas 29 Kecamatan saja, mestinya 326 Desa itu tercover penanganan daripada Covid-19,” tandasnya.

    Terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Serang, Abdul Kholiq membenarkan bahwa saat ini Pemkab Serang belum mengeluarkan bantuan. Menurutnya, Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, perlu memberikan informasi secara berkala, untuk melaporkan jumlah korban yang terkena dampak agar masyarakat mengetahui kapan Pemkab Serang akan memberikan bantuan tersebut.

    “Memang Pemkab Serang belum mengeluarkan dan anggarannya ada. Sedang dalam proses pendataan sekitar 45ribuan penerima manfaat dan kami dorong untuk disalurkan. Kalau bisa sebelum lebaran sudah di distribusikan,” ujarnya.

    Ia juga meminta, semua personil gugus tugas mulai dari tingkat kabupaten hingga RT, harus bersama-sama memberikan pemahaman. Agar masyarakat tidak gagap informasi.

    “Contoh di suatu RW, banyak yang sudah memasang semacam check points. Nah dalam kegiatan tersebut, bukan hanya menjaga pos saja, tapi juga memberikan sosialisasi,” tandasnya. (MUF/ENK)

  • Update Covid-19 Banten, Hari Ini Tambah 19 Kasus Positif

    Update Covid-19 Banten, Hari Ini Tambah 19 Kasus Positif

    SERANG, BANPOS – Berdasar data yang diunggah infocorona.bantenprov.go.id, saat ini kasus positif Covid-19 di Provinsi Banten kemarin adalah 490 kasus. Sepanjang Senin (11/5), terjadi penambahan 19 kasus positif dari hari sebelumnya.

    Rincian penyebaran kasus positif Covid-19 kemarin, Kota Tangerang menjadi 220 kasus, Kota Tangsel menjadi 145 kasus, dan Kabupaten Tangerang menjadi 106 kasus. Sementara, Kota Serang 7 kasus, Kabupaten Serang 6 kasus, Kabupaten Pandeglang 3 kasus dan Kota Cilegon 3 kasus. Hingga kemarin, hanya Kabupaten Lebak yang masih nihil kasus positif Covid-19.

    Sedangkan untuk kasus meninggal dunia dari kelompok positif Covid-19, jumlah korban jiwa akibat virus asal negeri tirai bambu itu menjadi 54 kasus. Angka ini sudah bertahan selama tiga hari tanpa penambahan.

    Pada sisi lain, angka kesembuhan untuk pasien positif covid-19 terus meningkat. Kemarin terdapat penambahan 6 kasus pasien positif yang dinyatakan sembuh, sehingga jumlah keseluruhan kasus sembuh dari Covid-19 menjadi 145 kasus. Sementara jumlah pasien terkonfirmasi positif yang masih menjalani perawatan adalah 291 orang.

    Pada bagian lain, masih derdasar data yang diunggah di infocorona.bantenprov.go.id, korban jiwa dari kelompok Pasien Dalam Perawatan (PDP) yang dipublish kemarin bertambah sebanyak 3 kasus. Sehingga total PDP yang meninggal dunia menjadi 185 orang.

    Rincian PDP meninggal adalah Kota Tangerang 53 kasus, Kota Tangsel 73 kasus, Kabupaten Tangerang 23 kasus, Kota Cilegon 12 kasus, Kabupaten Serang 12 kasus, Kabupaten Pandeglang 8 kasus dan Kabupaten Lebak 4 kasus. Hanya Kota Serang yang tidak memiliki kasus PDP meninggal dunia.

    Adapun jumlah PDP yang terdata hingga kemarin adalah 1.851 kasus, dengan 890 masih menjalani perawatan dan 776 lainnya dinyatakan sembuh.

    Adapun rincian penyebaran PDP di Banten adalah Kota Tangerang 775 kasus, Kota Tangsel 561 kasus, Kabupaten Tangerang 360 kasus, Kabupaten Serang 55 kasus, Kota Cilegon 29 kasus, Kabupaten Pandeglang 26 kasus, Kota Serang 25 kasus, serta Kabupaten Lebak 20 kasus.

    Sementara, rincian jumlah PDP yang masih menjalani perawatan adalah di Kota Tangerang 286 kasus, Kota Tangsel 278 kasus, Kabupaten Tangerang 272 kasus, Kabupaten Serang 20 kasus, Kota Serang 10 kasus, Kabupaten Lebak 10 kasus, Kabupaten Pandeglang 5 kasus dan Kota Cilegon 9 kasus.

    Sementara, untuk jumlah Orang Dalam Pantauan (ODP) yang dirilis dalam situs tersebut hingga kemarin telah mencapai 7.738 orang. Namun, dari jumlah itu hanya 1.477 orang yang masih dilakukan pemantauan, karena 6.261 lainnya sudah dinyatakan sembuh.

    Adapun rincian ODP yang masih dipantau, terbanyak ada di Kota Tangsel dengan 677 ODP. Setelah itu Kota Tangerang (399 ODP), Kabupaten Tangerang (172 ODP) Kabupaten Serang (116 ODP), Kota Cilegon (35 ODP), Kabupaten Pandeglang (33 ODP), Kabupaten Lebak (25 ODP) dan Kota Serang dengan 20 ODP.(ENK)

  • Pengusaha Diberi Keringanan Bayar THR Karyawan

    Pengusaha Diberi Keringanan Bayar THR Karyawan

    SERANG, BANPOS – Masa pandemi Covid-19 tidak boleh dijadikan alasan pengusaha tidak memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya. Namun demikian pemerintah memberikan keringanan seperti pemberian THR ditunda, cicil atau dicampur dengan barang.

    Diketahui, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor M/6/HI/00.01/V/2020 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan 2020 di Perusahaan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Terdapat empat poin utama dalam surat tersebut. Pertama, gubernur harus memastikan perusahaan agar membayar THR keagamaan kepada seluruh pekerja atau buruh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pada poin ke dua, jika perusahaan merasa keberatan membayar THR, pertama, bagi perusahaan yang tidak mampu membayar THR secara penuh pada waktu yang ditentukan bisa dilakukan secara bertahap. Kedua, bagi yang tidak mampu juga pembayaran THR dapat dilakukan penundaan sampai jangka waktu yang telah disepakati. Lalu yang ketiga adalah soal waktu dan cara pengenaan denda keterlambatan pembayaran THR.

    Selanjut poin tiga, jika perusahaan mengambil kebijakan di poin dua maka perusahaan wajib melaporkannya ke dinas terkait. Poin terakhir, kesepakatan adanya waktu dan cara pembayaran THR keagamaan dan denda tidak menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayarnya. Denda kepada buruh atau pekerja dibayarkan di 2020.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten Al Hamidi, Senin (11/5) membenarkan, SE Menaker terkait pembayaran THR telah ditertibkan. Inti dari surat itu tetap mewajibkan perusahaan untuk membayarkan THR pekerja atau buruh.

    “Kalau perusahaan melanggar ditindak, kalau nggak ya nggak usah ditindak,” katanya.

    Ia menjelaskan, jika memang perusahaan merasa keberatan maka mereka diberi keringanan dalam metode pembayarannya. Misalnya, perusahaan bisa mencicil proses pembayaran dengan syarat ada kesepakatan terlebih dahulu dengan serikat pekerja atau buruh.

    Begitu juga dengan pemberian THR yang dicampur dengan barang, hal itu diperkenankan. Syaratnya, nilai barang menjadi pengganti tidak boleh lebih dari 25 persen THR yang diterima pekerja atau buruh. Pun demikian dengan aturan lain, pengusaha bisa mengikuti aturan dari SE Menaker yang telah diterbitkan.

    “Boleh lah kalau dari surat ketentuan Kementerian Ketenagakerjaan. Tetapi harus disepakati, dilaporkan ke kita. Berapa kali (pembayaran kalau dicicil) yang penting dia sepakat dulu. Kesepakatan itu dilaporkan ke kita supaya bisa terpantau,” katanya.

    Untuk memantaunya, kata dia, pihaknya dalam waktu dekat akan membangun posko pengaduan THR di Kantor Disnakertrans Banten. Hal yang sama juga telah diinstruksikan kepada dinas terkait di tingkat kabupaten/kota.

    “Kalau yang tidak ngadu ya kita tidak ini yah, kita anggap sudah membayar. Bilamana perusahaan mengalami kesulitan atau apapun itu juga harus ngadu. Yang tidak ngadu berarti normal sesuai dengan surat edaran,” ungkapnya.

    Masih dikatakan Al Hamidi, posko perlu dibangun sebagai bentuk pengawasan pemerintah terhadap kewajiban perusahaan. Pasalnya, dikhawatirkan jika kesepakatan yang terjalin secara bipartit antara pengusaha dan pekerja tidak berjalan tanpa pengawasan dari pihak ketiga atau pemerintah.

    “Dikhawatirkan kesepakatan itu tidak menjadi aturan atau ketentuan bagi mereka,” imbuhnya.

    Disinggung apakah hingga saat ini sudah ada pekerja atau perusahaan yang mengadu, Al Hamidi mengaku belum mendapat laporan. Sebab, dalam ketentuannya THR wajib dibayarkan maksimal tujuh hari menjelang hari raya keagamaan.

    “Kalau biasanya, bukan 14 hari sebelum hari raya pengaduan itu tapi setelah tujuh hari menjelang itu (hari raya, red). Musyawarah kalau tidak mencapai mufakat biasanya mengadukan. Kalau sekarang kan belum ada kewajiban membayarkan, belum tujuh hari. Biasanya timbul masalah setelah tujuh hari itu,” pungkasnya.(RUS/ENK)

  • Mayat di Panosogan Diduga Korban Pembunuhan

    Mayat di Panosogan Diduga Korban Pembunuhan

    SERANG, BANPOS – Sosok mayat yang ditemukan mengambang di Sungai Ciujung, akhirnya dievakuasi aparat berwajib. Dugaan sementara, mayat yang ditemukan di Kampung/Desa Panosogan, Kecamatan Cikeusal tersebut adalah korban pembunuhan karena ditemukan seperti bekas luka di bagian kepalanya.

    Berdasarkan pantauan di Lapangan, terdapat luka di bagian wajah, terutama jidat dan hidung dari mayat tersebut. Melihat kondisinya, diduga luka tersebut disebabkan oleh senjata tajam.

    “Umurnya sekitar 25-an,” kata warga bernama Lalan Hidayatullah yang berada di lokasi saat mayat ditemukan dan dievakuasi oleh aparat kepolisian, dengan dihadiri Kapolsek dan Danramil Cikeusal.

    Setelah diangkat dari sungai, jenazah tersebut kemudian dievakuasi ke Polsek Cikeusal untuk kemudian dibawa ke Rumah Sakit.

    Diberitakan sebelumnya, warga Kampung Panosogan, Desa Panosogan Kecamatan Cikeusal dibuat geger oleh penemuan sesosok mayat tak dikenal. Mayat berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan mengambang di pinggir aliran Sungai Ciujung, Senin (11/5/2020).

    “Ditemukan warga. Tadi jam 15.00 WIB,” kata warga Panosogan, Lalan Hidayatullah.
    Lalan menduga, mayat yang ditemukan bukanlah warga dari Desa Panosogan karena warga yang berkerumun tak ada yang mengenalinya. Adapun saat ditemukan sosok tak bernyawa itu mengenakan baju koko berwarna putih serta celana jeans berwarna hitam.(ENK)

  • Tiga Lokasi Jadi Tempat Isolasi PDP Covid-19 di Cilegon

    Tiga Lokasi Jadi Tempat Isolasi PDP Covid-19 di Cilegon

    CILEGON, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon mulai mempersiapkan sebanyak 113 ruang isolasi untuk para pasien dalam pengawasan (PDP) Corona atau Covid-19.

    Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cilegon Ahmad Aziz Setia Ade Putera mengatakan bahwa ratusan ruangan isolasi yang disediakan oleh Pemkot Cilegon ini dibagi tiga tempat. Yaitu, Kantor BLK (Balai Latihan Kerja) di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon, RSUD Cilegon dan rumah singgah milik Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon yang berada di Kelurahan Cikerai Kecamatan Cibeber.

    “Masing-masing titik tersebut memiliki tempat-tempat tidur. Untuk di BLK ada 50 tempat tidur, RSUD sebanyak 23 tempat tidur dan rumah rehabilitasi sebanyak 40 tempat tidur. Total keseluruhan tempat tidur yang disediakan oleh Pemkot Cilegon sebanyak 113 tempat tidur,” kata Aziz kepada awak media saat ditemui di kantornya, Senin (11/5).

    Aziz memastikan, jika semua biaya makan untuk keseluruhan para pasien yang berada di ruang isolasi tersebut akan ditanggung seluruhnya oleh Pemkot Cilegon.

    “Yang menanggung semua pemerintah. Untuk biaya makan maupun kebutuhan sehari-hari lainnya di tanggung semua oleh pemerintah. Misalnya, jika ada warga yang memang pernah berkontak langsung dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 bisa mengisolasi sendiri ke lokasi ruang isolasi yang sudah disediakan oleh pemerintah. Adapun fasilitas yang ada hanya tempat tidur maupun makanan aja,” terang Aziz.

    Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Cilegon Ahmad Jubaedi menambahkan bahwa pihaknya siap menyediakan tempat untuk isolasi bilamana ada pasien yang bersedia diisolasi.

    “Kita hanya menyediakan tempat, kalau yang tahu terkait standarnya dari gugus tugas penanganan. Untuk ruangannya terpisah dengan yang lain. Tapi persiapan kita sudah siap,” tandasnya. (LUK)

  • Pengadaan APD Baru Setengah Jalan, Kota Serang Tertolong Bantuan

    Pengadaan APD Baru Setengah Jalan, Kota Serang Tertolong Bantuan

    SERANG, BANPOS – Ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan di Kota Serang mayoritas terbantu oleh bantuan Kemenkes Ri serta sumbangan masyarakat, swasta dan partai politik (parpol). Sedangkan untuk APD hasil pengadaan, hingga saat ini baru terealisasi setengah kurang dari target atau 250 dari target 550 APD.

    Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, mengatakan bahwa hingga kini pengadaan APD di Kota Serang baru setengah dari target. Namun pihaknya juga menerima bantuan dari Kemenkes RI untuk memenuhi kebutuhan di beberapa rumah sakit.

    “Pengadaan baru setengah. Kira-kira sekitar 250-an yang sudah ada. Sisanya masih dalam proses. Kalau bantuan dari Kemenkes itu diberikan kepada RSUD Kota Serang dan beberapa rumah sakit yang membantu penanganan Covid-19,” ujarnya, Senin (11/5).

    APD hasil pengadaan tersebut, kata Ikbal, disalurkan langsung kepada Puskesmas dan rumah sakit di Kota Serang. Sehingga meskipun belum memenuhi target, setidaknya Puskesmas dan rumah sakit sudah tersedia APD apabila suatu saat dibutuhkan.

    Selain itu, Ikbal mengatakan bahwa Kota Serang juga tertolong dengan adanya bantuan dari masyarakat, swasta dan parpol. Karena, beberapa kali masyarakat, swasta dan parpol menyalurkan bantuan kepada Dinkes atau langsung ke Puskesmas setempat.

    “Kalau ke Puskesmas langsung itu biasanya para anggota DPRD Kota Serang pada dapil tersebut. Mungkin sebagai bentuk kepedulian terhadap daerahnya, sehingga mereka membantu sebisa mungkin dalam hal penanganan dan pencegahan Covid-19,” terangnya.

    Menurut Ikbal, setiap bantuan yang didapat baik dari Kemenkes RI, swasta maupun parpol telah diberikan tanda pada gudang Dinkes Kota Serang. Sehingga dapat tercatat APD bantuan dan APD hasil pengadaan.

    “Jadi di gudang kami itu sudah dipisahkan, mana yang bantuan dan mana yang hasil pengadaan. Begitu juga di Puskesmas, kami perintahkan agar pencatatan APD dapat dibedakan. Mereka juga telah melakukan itu,” tuturnya.

    Dengan banyaknya bantuan tersebut, Ikbal menuturkan bahwa Kota Serang justru tertolong oleh APD yang berasal dari bantuan tersebut. Sehingga saat ini ketersediaan APD mencukupi.

    “Yah bisa dikatakan kita ini tertolong lah dengan bantuan tersebut. Untuk ketersediaan APD insyaAllah mencukupi dan tidak kekurangan,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Unyur, Susanti, mengatakan bahwa saat ini pihaknya memang tercukupi dalam hal ketersediaan APD. Kendati demikian, untuk APD yang digunakan setiap hari seperti masker dan handscoon (sarung tangan latex) persediaannya kian menipis.

    “Untuk saat ini (APD) masih cukup. Walaupun masker dan handscoon setiap hari ganti untuk setiap pegawainya. Kalau untuk APD baju hazmat, sudah cukup (karena tidak digunakan setiap hari),” tandasnya.(DZH)

  • Mayat Ngambang di Ciujung, Warga Panosogan Geger

    Mayat Ngambang di Ciujung, Warga Panosogan Geger

    SERANG, BANPOS – Warga Kampung Panosogan, Desa Panosogan Kecamatan Cikeusal dibuat geger oleh penemuan sesosok mayat tak dikenal. Mayat berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan mengambang di pinggir aliran Sungai Ciujung, Senin (11/5/2020).

    “Ditemukan warga. Tadi jam 15.00 WIB,” kata warga Panosogan, Lalan Hidayatullah.

    Lalan menduga, mayat yang ditemukan bukanlah warga dari Desa Panosogan karena warga yang berkerumun tak ada yang mengenalinya. Adapun saat ditemukan sosok tak bernyawa itu mengenakan baju koko berwarna putih serta celana jeans berwarna hitam.

    Menurut Lalan, penemuan mayat itu langsung dilaporkan kepada pihak kepolian. Tak lama kemudian, petugas dari Polsek Cikeusal mendatangi lokasi untuk melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Saat ini jenazah sedang dievakuasi,” tandas Lalan.(ENK)

  • Covid-19, 150 Petani Penyadap Desa Organik di Banten Terima  Bantuan Sembako

    Covid-19, 150 Petani Penyadap Desa Organik di Banten Terima Bantuan Sembako

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemprov Banten memberikan bantuan berupa sembako kepada 150 penyadap gula aren yang tergabung dalam kelompok tani desa organik di Provinsi Banten. Bantuan tersebut diberikan sebagai upaya pemerintah meringankan beban masyarakat atas dampak pandemi Covid-19.

    Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten Agus M Tauchid usai penyerahan bantuan dampak Covid-19 secara simbolis di Kantor Distan, KP3B, Curug, Kota Serang pada Senin, (11/5). Penyerahan bantuan dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku dengan menghadirkan perwakilan angggota kelompok sebanyak 25 orang.

    “Bantuan paket sembako ini diberikan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI dan dilanjutkan dengan distribusi bantuan ke penerima bantuan,”katanya.

    Untuk penerima paket bantuan, lanjut Agus, terdiri dari 200 orang yang meliputi Kelompok tani 150 orang penyadap gula aren, pendamping desa organik 20 orang dan tenaga harian lepas di Dinas Pertanian Provinsi Banten sebanyak 30 orang. Dengan rincian anggota Kelompok Tani, meliputi: Desa Cihara Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak 50 orang,
    Desa Hariang, Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak 50 orang, dan Desa Sukajadi dan desa cibaliung Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang 50 orang .

    “Paket bantuan dampak Covid-19 berupa bahan sembako dengan nilai per paket Rp600.000,-, meliputi mie instan 1 dus, Beras, Gula Pasir, Teh, Kopi, Susu, Sarden, dan lainnya,” terangnya

    Dijelaskan Agus, dengan adanya wabah Covid-19 sekarang ini, sebagian besar petani dan pekebun desa organik mengalami penurunan permintaan serta produksi terhadap gula semut organik karena adanya hambatan pemasaran. Biasanya gula semut aren mampu diekspor dan memenuhi kebutuhan pabrik serta UMKM olahan makanan yang saat ini banyak tidak beroperasi, sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah kepada para petani atau pekebun khususnya penyadap nira gula aren.

    “Maka melalui Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Perkebunan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersama-sama bersinergi untuk memberikan perhatian kepada petani/pekebun yang terdampak secara langsung akibat dari Covid-19,” pungkasnya.

    “Besok, 12 Mei 2020 diagendakan kunjungan Tim Direktorat Jenderal Perkebunan ke Kelompok Pengolahan Gula Aren Desa Hariang Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak dan Kelompok Tani Kopi Arabika di Desa Jagaraksa Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak,” sambungnya.

    Agus berharap, dengan adanya bantuan dari pemerintah dapat sedikit meringankan beban masyarakat Banten khususnya yang berprofesi sebagai petani/pekebun. Karena, para petani dan pekebun merupakan salah satu kelompok masyarakat yang terdampak langsung Covid-19 akibat menurunnya permintaan dan penjualan produk pertanian atau perkebunan.

    Sementara itu, Direktur Jendral Perkebunan pada Kementan yang diwakili oleh sekretaris Direktorat Jendral Perkebunan Antarjo Dikin mengungkapkan, bantuan yang berikan kepada petani organik penyadap gula aren diharapkan mampu memberikan dampak positif.

    “Musibah Covid-19 ini sudah mendunia. Amerika kuat, begitu juga dengan Italia saja tak luput dari wabah ini. Bantuan untuk petani ini jangan dilihat besar banyaknya, tapi manfaatnya. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana kita bersama-sama menunjukan kepedulian. Saling tolong menolong,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua Kelompok Mitra Mandala Hariang dari Lebak, Anwar mengaku berterima kasih dengan bingkisan berupa sembako yanh diberikan oleh pemerintah.

    “Saya ucapkan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat dan Pemprov Banten. Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Karena sejak pandemi wabah korona, pendapatan kami turun draatis,” ungkap Anwar seraya mengatakan ada 50 petani di kelompoknya yang mendapatkan bantuan sembako.

    Senada diungkapkan Ketua Kelompok KUB Mandiri Cihara, Lebak, Ahmad Sujana. Menurutnya, penjualan aren sejak korona muncul lambat laun terus menurun. “Dan sekarang kita menjual arennya sepi sekali. Ada penurunan sampai 70 persen. Mudah-mudahan kedepan korona ini segera selesai, sehingga aktifitas ekonomi semuanya menjadi pulih,” harap Ahmad Sunjana seraya mengatakan berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Provinsi Banten.(RUS)