Kata genosida akhirnya terlontar dari mulut Presiden AS Joe Biden.
Ini adalah kali pertama Biden menggunakan istilah tersebut, untuk menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina, yang telah berlangsung sejak 24 Februari lalu.
Sebelumnya, Biden hanya menggunakan istilah penjahat perang, untuk menggambarkan kelakuan Putin.
Presiden ke-46 AS ini menyebut istilah genosida, saat berpidato di pabrik etanol di Iowa.
“Anggaran keluarga dan kemampuan Anda untuk mengisi tangki, tidak ada yang harus bergantung pada seorang diktator yang menyatakan perang, dan melakukan genosida di belahan dunia lain,” kata Biden dalam sebuah acara di Iowa tentang harga bahan bakar seperti dilansir Reuters, Selasa (12/4).
Istilah genosida kembali disebut Biden, saat akan menaiki Pesawat Kepresidenan AS, Air Force One dari Des Moines International Airport.
“Ya, saya menyebutnya genosida. Makin hari makin jelas, Putin berupaya menghapus, sekalipun hanya berupa gagasan menjadi orang Ukraina. Bukti-buktinya semakin banyak ,” tegas Biden.
Meski kepastian tentang dugaan genosida itu hanya bisa diputuskan oleh pengadilan internasional, Biden yakin Putin sudah mengarah ke genosida.
Dipuji Zelensky
Tak lama setelah Biden menyebut Putin telah melakukan genosida di negaranya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung melontarkan pujian dan berterima kasih via Twitter.
“Itu adalah kata-kata yang benar dari pemimpin sejati. Menyebut sesuatu dengan nama mereka, sangat penting untuk melawan kejahatan. Kami berterima kasih atas segala bantuan yang diberikan AS di masa perang ini. Kami sangat membutuhkan senjata berat untuk menghadapi kekejaman Rusia,” kicau Zelensky, Selasa (12/4).
Dipakai 7 Kali
Di bawah kaidah hukum internasional, genosida adalah niat untuk menghancurkan, baik secara keseluruhan atau sebagian, yang meliputi kelompok nasional, etnis, ras, atau agama.
Sementara Konvensi PBB menyebut, genosida dapat dilakukan antara lain melalui pembunuhan, hal-hal yang mengakibatkan cedera tubuh atau mental yang serius atau menimbulkan kondisi dan tindakan yang mematikan untuk mencegah kelahiran.
Istilah genosida sebagai pelanggaran internasional paling serius, pertama kali digunakan dunia untuk menggambarkan Holocaust Nazi pada tahun 1948.
Sejak akhir Perang Dingin hingga sebelum ini, Departemen Luar Negeri AS secara resmi telah menggunakan istilah tersebut sebanyak tujuh kali. Dalam menggambarkan pembantaian di Bosnia, Rwanda, Irak, Darfur, serangan ISIS terhadap Yazidi dan minoritas lainnya, perlakuan China terhadap Uighur dan Muslim, serta penganiayaan tentara Myanmar terhadap minoritas Rohingya.
Terkait hal tersebut, China telah membantah klaim genosida Amerika.
Di Departemen Luar Negeri AS, penentuan istilah genosida biasanya mengikuti proses internal yang cermat. Namun, keputusan akhir terserah pada Menteri Luar Negeri, yang mempertimbangkan apakah langkah itu akan memajukan kepentingan Amerika. [HES/RM.ID]