Buntut perang dengan Ukraina, Rusia merilis negara-negara mana saja yang saat ini menjadi sahabatnya, juga menjadi musuhnya. Ada 20 negara yang dianggap Rusia sebagai musuhnya. Lalu, di mana posisi negara kita? Di mata Presiden Rusia, Vladimir Putin, Indonesia masih sahabat. menyerang Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa menjatuhkan serentetan sanksi ekonomi sebagai bentuk protes ke Rusia. Mulai dari pembekuan aset, larangan perjalanan, sampai pembekuan di pasar keuangan. Tujuan utama sanksi itu hanya satu, bikin rakyat Rusia menderita karena resesi, dan diharapkan bisa menekan
Sejak Rusia presidennya untuk menghentikan perang.
Sanksi yang dijatuhkan tersebut, terbukti ampuh. Dalam sepekan sanksi dijatuhkan, ekonomi Rusia mulai oleng. Bursa saham milik negara Beruang Merah itu, terus anjlok hingga 30 persen. Tidak hanya harga saham-saham Rusia yang jatuh, harga obligasi pemerintahnya juga, ikut terjun bebas.
Nilai Rubel, mata uang Rusia juga anjlok hampir 60 persen. Bahkan, nilai Rubel ini hanya dihargai lebih rendah dari 1 sen dolar AS. Tidak sampai di situ saja, kondisi keuangan yang carut marut juga membuat warga Rusia lebih pilih uang tunai dibanding menyimpan di bank. Di sejumlah tempat, warga antre panjang di mesin ATM, demi menguras isi tabungannya.
Akibatnya, kini banyak warga Rusia yang tak bisa lagi bayar cicilan kredit rumah karena suku bunga naik tajam. Sebagian lagi, mulai kerepotan karena tak bisa lagi melakukan pembayaran via Visa, Mastercard, Apple Pay dan Google Pay yang sudah diblokir Barat.
Tak hanya memberikan sanksi ekonomi ke Rusia, AS kembali menyerukan kepada negara sekutunya agar tak mengimpor lagi minyak dari Rusia. Sebagian sekutu AS, sudah manut dengan arahan tersebut. Sebagian lagi masih pikir-pikir. Jerman misalnya, menolak ajakan AS itu, karena khawatir mendapat sanksi balasan dari Rusia.
Bagi Rusia, ajakan dari AS itu sudah benar-benar mengancam ekonominya. Soalnya, minyak menjadi sumber pendapatan penting setelah negara itu dibekukan dari pasar keuangan Barat.