Penulis: Tusnedi Azmart

  • Gugus Tugas Covid-19 Polres Serang Diberi Extra Puding

    Gugus Tugas Covid-19 Polres Serang Diberi Extra Puding

    SERANG, BANPOS – Selain olah raga bersama 30 menit, Guna menjaga kesehatan seluruh personil Gugus Tugas dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dari unsur Polres Serang, diberikan makanan tambahan berupa extra puding.

    Pembagian extra puding ini di bagikan usai melakukan apel pagi bersama di halaman Polres Serang, Senin (25/01/2020). Selain extra puding juga diberikan bubur kacang hijau, telur ayam, air mineral yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

    Menurut Kapolres Serang AKBP Mariyono, personel Polres sebagai salah satu tim gugus tugas dalam pencegahan penyebaran virus corona, harus dalam keadaaan fit dan sehat. Salah satunya dengan Memakan ektra podding bersama.

    “Ini untuk menjaga stamina tetap fit, setiap pagi anggota Polres Serang menerima extra puding di kantor Polres berupa pembagian bubur kacang hijau, telur rebus dan vitamin C,” pungkas Mariyono.

    Kegiatan ini akan terus berlangsung hingga masa pandemi virus corona dinyatakan selesai dan status bencana nasional atas pandemi corona virus resmi dicabut oleh pemerintah. (MUF)

  • Ciptakan Lapangan Kerja, Proyek Perumahan  Puri Sava Didukung Warga

    Ciptakan Lapangan Kerja, Proyek Perumahan Puri Sava Didukung Warga

    SERANG, BANPOS – Isu mengenai penolakan warga Kampung Pakel, Kelurahan Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya terhadap pembangunan perumahan Puri Sava dibantah oleh warga sekitar. Terlebih lagi proyek perumahan tersebut menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar.

    Selain itu, pihak pengembang pun juga membantah bahwa pihaknya tidak memiliki izin, lantaran seluruh dokumen yang diperlukan telah lengkap mereka miliki.

    Ketua RT 02 RW 02, Medi, mengatakan bahwa tidak ada penolakan dari masyarakat setempat. Bahkan sebaliknya, proyek pembangunan tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat.

    “Alhamdulillah, kalau dari masyarakat tokoh-tokoh sama RT-nya mendukung adanya bangunan proyek perumahan itu. Karena RT-nya, tokohnya sama masyarakat kan ikut kerja disini,” ujarnya, Minggu (24/1).

    Ia mengungkapkan bahwa masyarakat setempat merasa terbantu dengan adanya proyek pembangunan perumahan di lingkungan tersebut.

    “Bahkan mereka mengucapkan terimakasih. Karena adanya proyek bangunan ini, yang tadinya enggak jualan ikut jualan, yang tadinya nganggur ikut nurunin barang. Artinya dari proyek ini, mereka jadi punya pekerjaan,” ungkapnya.

    Pihaknya menjelaskan bahwa berita penolakan terkait proyek tersebut tidaklah benar.

    “Terkait pemberitaan sebelumnya soal penolakan proyek perumahan itu tidak benar,” katanya.

    Sementara itu, Ketua RT 02 RW 07, Sarmani, mengatakan hal yang senada. Ia mengungkapkan bahwa penolakan tersebut tidak benar. Menurutnya, masyarakat merasa terbantu dengan adanya proyek pembangunan perumahan tersebut.

    “Kalau untuk saya tidak pernah menolak, orang saya nya juga ikut kerja disini, tokohnya juga ikutan kerja disini,” katanya. Masyarakat aman, masyarakat enggak ada apa-apa. Bahkan bersyukur bisa jualan, warung-warung laku, bakwan aja laku,” jelasnya.

    Sementara itu, perwakilan dari pengembang Puri Sava, Ali, mengatakan bahwa pihaknya telah mengantongi seluruh izin dan memenuhi ketentuan peraturan untuk membangun perumahan itu.

    “Kami lengkap, dari izin lingkungan sampai izin mendirikan bangunan (IMB) sudah kami kantongi. Alhamdulillah juga masyarakat mendukung kegiatan ini,” katanya. (MG-01)

  • Keselarasan PLTU Jawa 9 & 10 dengan Nelayan Jadi Acuan DPRD Banten

    Keselarasan PLTU Jawa 9 & 10 dengan Nelayan Jadi Acuan DPRD Banten

    PULOMERAK, BANPOS – Relokasi nelayan dan perhatian terhadap mereka oleh manajemen PLTU Jawa 9&10 sangat baik. Pembuatan pangkalan nelayan dan berbagai fasilitas pendukung buat mereka, selayaknya dicontoh industri lainnya di wilayah yang sama, di Banten.

    Aspek keselarasan dengan lingkungan, juga ternyata sangat diperhatikan, dan dikelola baik. Demikian dinyatakan Komisi IV DPRD Provinsi Banten dari pengamatan mereka dalam agenda kunjungan ke pembangkit listrik berkapasitas 1000 x 2 MW yang dalam proses pembangunan tersebut. Kunjungan itu sendiri dilakukan Ida Rosida Lutfi dan Dede Rohana Putera, Kamis (21/1/2021).

    Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) DPRD Provinsi Banten Dede Rohana Putera mengatakan, dari kegiatan monitoringnya di pangkalan nelayan di Suralaya, dia menemukan sejumlah fakta yang sangat baik. Dia gembira karena relokasi nelayan yang sebelumnya berada di Pantai Kelapa Tujuh, saaat ini oleh pihak PLTU Jawa 9&10 sudah direlokasi dan disediakan pangkalan yang layak.

    Dia bersama Ida Rosida Lutfi, kolega se-Komisi di DPRD Banten, dalam kerangka kerja kordinasi dan pengawasan lapangan mengenai pengelolaan limbah, mendapati hubungan manejemen PLTU yang sedang dibangun ini dengan nelayan dan warga sekitar, amat baik. Lingkungan sekitar juga dikelola profesional selaras.

    “Nelayan di Kelapa Tujuh itu ternyata direlokasi, dibuat area penampungan nelayan. Bagus ini. Ini saya lagi pelajari, nanti ini mau kita duplikasi nih, harusnya kalau bisa, PT Pelindo, harusnya PT.KS, harus lainnya, bagus tuh dibikin kayak gitu. Kalau saya lihat tadi hasil kunjungan, nelayan tidak merasakan dampak penggusuran untuk kepentingan proyek PLTU 9&10, jadi lebih baguslah. Mudah-mudahan ini nanti saya sampaikan ke industri-industri yang lain biar pada bisa bikin kaya gitu,” kata Dede saat dikonfirmasi, Jumat (22/1/2021).

    Dia menguraikan harapannya, agar industri memperhatikan kehidupan nelayan, warga sekitar, dan lingkungan hidup. Apa yang dilakukan manejemen PLTU Jawa 9&10, dinilai bisa menjadi contoh perlakuan baik itu. Fasilitas pangkalan, masjid yang sangat bagus, pemberdayaan UKM yang dilakukan perusahaan pembangkit, meyakinkan Dewan akan pembangunan berkeseinambungan.

    “Ya kita sih mudah-mudahan industri yang ada di Cilegon ini bisa bersahabat baik dengan nelayan lah, dengan lingkungan, masyarakat pecinta lingkungan ya, yang dimanaa disitu ada pedagang, ada nelayan. Kketika dibangun sama industri, bagaimana supaya mereka itu tetap bisa beraktivitas, nah ternyata ini jadi role model baru nih, percontohan,” jelasnya.

    Di kesempatan sama, dia mengungkapkan ada perhatian dewan terhadap nelayan di Tanjung Neneng, di kelurahan Kepuh, Ciwandan. Dia menilai, yang dilakukan oleh perusahaan di wilayah tersebut, kurang selaras dengan kepentingan warga di sekitarnya. Dewan berharap, ada perubahan konsep pembangunan lebih memperhatikan lingkungan din sana.

    Sementara itu, Ida Rosida Lutfi di kesempatan berbeda menekankan, bahwa industri di Banten memang harus memperhatikan nelayan. Ini pula yang menjadi fokus dalam pembahasan Perda RZWP3K.

    Ida yang juga Ketua Pansus menegaskan, pembahasan Perda itu transparan dan melibatkan unsur masyarakat, termasuk kalangan nelayan. Pansus bahkan telah turun langsung ke lapangan untuk mendengar pendapat dan memantau bagaimana peta yang ada.

    Menanggapi kunjungan anggota DPRD Banten, kalangan nelayan mengaku senang. Mereka berharap, adanya kunjungan dari legislatif dan langsung di lapangan bisa menegaskan, apa yang terjadi sebenarnya. Jika pun ada kekurangan, para nelayan berharap bisa menjadi bahan evaluasi untuk selanjutnya disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Banten.

    Ketua Nelayan Rukun Suralaya, Rebudin sependapat bahwa saat ini pangkalan nelayan sudah layak. Dia mengungkapkan, perhatian dari PLTU Jawa 9&10 sangat signifikan. Nelayan juga berharap pemerintah daerah memperhatikan mereka.

    “Diharapkan pemerintah daerah bisa memberikan bantuan kepada pada para nelayan terutama, bantuan kapal,” katanya.

    Dijelaskan Rebudin, bahwa dengan adanya pembangunan pembangkit listrik tersebut, berdampak positif bagi lingkungan sekitar. Selain telah dibangun pengkalan nelayan, maka mega proyek tersebut akan menyerap tenaga kerja.

    “Kami berharap, mega proyek yang berada di Suralaya, mampu menyerap tenaga lokal. Dengan demikian maka, perekonomiann masyarakat juga mengalami peningkatan, ditambah lagi musim pandemi corona ini, dirasa cukup sulit mendapatkan pekerjaan,” tandasnya. (LUK)

  • Helldy-Sanuji Belajar Pelayanan Publik ke Banyuwangi

    Helldy-Sanuji Belajar Pelayanan Publik ke Banyuwangi

    BANYUWANGI, BANPOS – Bentuk keseriusannya membangun Kota Cilegon, Walikota Cilegon Terpilih Helldy Agustian dan Wakil Walikota Cilegon Terpilih Sanuji Pentamarta melakukan kunjungan ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (22/1/2021). Kunjungan tersebut diterima dengan hangat oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

    Sebelum menemui, Bupati Banyuwangi, Helldy-Sanuji melihat sejumlah fasilitas yang menjadi terobosan di daerah ujung timur Pulau Jawa tersebut. Antara lain Lounge Pelayanan Publik, Mal Pelayanan Publik dan ke pendopo beserta rumah dinas bupati.

    Diketahui Lounge Pelayanan Publik merupakan tempat yang digunakan untuk menerima tamu mulai dari tamu kedinasan yang berkunjung dalam rangka kunjungan kerja, studi banding maupun masyarakat umum. Dengan adanya Lounge Pelayanan Publik para tamu yang datang dapat duduk dengan nyaman sambil menunggu pihak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ingin ditemui.

    Pembuatan lounge pelayanan publik ini memanfaatkan ruang loby setda dan ruang bagian umum yang posisinya berada satu gedung tepatnya di lantai dasar. Ada sekira enam unit komputer yang terkoneksi dengan data penting kependudukan. Selain itu, tamu juga disuguhkan makanan dan minuman tradisional yang bisa diambil sendiri.

    “Kami terkesan dengan lounge ini karena di sini kita bisa memantau semua data. Mulai dari orang miskin by name by adres, progres pembangunan di setiap kecamatan hingga masalah lainnya,” kata Helldy, Jumat (22/1/2021).

    Ketua DPW Partai Berkarya Provinsi Banten ini yakin, dengan potensi dan sumber daya yang ada di Cilegon, lounge semacam itu bisa didirikan.

    “Kita punya PAD lebih dari Rp700 M (miliar, red) dan APBD lebih dari Rp2 T (triliun, red). Banyuwangi dengan PAD yang kurang lebih sama dengan kita, mestinya kita juga bisa,” terangnya.

    Ditempat yang sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi kedatangan Helldy dan Sanuji ke Banyuwangi. Ia pun teringat 10 tahun lalu ketika baru terpilih menjadi bupati.

    “Saya juga waktu itu sebelum dilantik belajar dulu ke daerah lain yang sukses. Bahkan lebih dari satu daerah,” tuturnya.

    Bahkan, untuk membangun lounge tersebut Azwar Anas mengaku mendapat inspirasi dari salah satu kota di Kanada. “Saya senang kalau ada kepala daerah yang punya semangat belajar,” tandasnya. (LUK)

  • Komisi III DPR Setujui Komjen Sigit, Ini Harapan Ulama Banten

    Komisi III DPR Setujui Komjen Sigit, Ini Harapan Ulama Banten

    SERANG, BANPOS – Komisi III DPR telah menyetujui Komisaris Jenderal (Komjen) Listyo Sigit Prabowo menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Keputusan itu diambil setelah Komisi III DPR melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap Sigit.

    Menanggapi hal itu, Pembina Majelis Zikir Bumi Alit Padjadjaran Cikeusal, Serang, KH Elang Mangkubumi berharap Komjen Listyo Sigit Prabowo mampu mengamankan NKRI dari ancaman radikalisme, melindungi serta melayani masyarakat dengan baik.

    Elang mengatakan jajaran Polri dari tingkat Polsek hingga tingkat teratas agar terus menerus menjalin silahturahmi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat serta organisasi-organisasi lainnya sebagaimana telah dijalin dengan baik oleh Komjen Sigit.

    “Dengan adanya kegiatan yang dilakukan Polri dari tingkat Polsek sampai tingkat paling tinggi di Mabes Polri, dengan terus menerus untuk menjalin silaturahmi serta menjadi kontrol dari pada perkembangan pemahaman di masyarakat sekitarnya. Tentunya dengan para tokoh agama dengan tokoh pemuda, dengan tokoh masyarakat dan beberapa organisasi-organisasi yang lain, agar memasukan paham ke-NKRI-an,” ujarnya.

    Elang juga mengapresiasi statetmen Komjen Listyo Sigit Prabowo saat uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI terkait penindakan peredaran narkoba, yang mengatakan tidak ada toleransi dan tidak boleh ada ruang bagi bandar narkoba di negara ini.

    “Beliau tegas dalam menyampaikan program Polri ke depan, dengan kepintaran dan emosional yang terukur menjadikan beliau sosok yang berwibawa dan bijaksana, seperti halnya tentang statetmen beliau perihal narkoba,” kata Elang.

    Bahkan, peringatan itu dilayangkan bukan saja kepada para bandar narkoba, tetapi juga kepada anggota Polri. Pilihannya hanya satu, pecat dan pidanakan. “Dan beberapa hal lain yang beliau sampaikan cukup membuat kami yakin dan percaya bahwa beliau mampu serta memiliki pengaruh besar untuk melindungi mengayomi serta mengamankan NKRI,” ujarnya.

    Elang juga mengukapkan atas nama pribadi dan seluruh alim ulama serta masyarakat Kabupaten Serang mendoakan yang terbaik untuk Kapolri. “Semoga dalam mengemban tugas dapat amanah dan mampu menjaga keamanan ketertiban serta kerukunan rakyat Indonesia,” ujarnya. (MUF)

  • Saat sertijab, Kapolres Serang Ingatkan Prokes

    Saat sertijab, Kapolres Serang Ingatkan Prokes

    SERANG, BANPOS- Kapolres Serang AKBP Mariyono memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim), Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasatbinmas) dan 4 Kapolsek, Rabu (21/1/2021).

    Acara yang digelar di halaman Mapolres Serang, juga dihadiri Wakapolres Kompol Didid Imawan serta para Pejabat Utama (PJU).

    Jabatan Kasatreskrim diserahterimakan dari AKP Arief Nazarudin Yusuf kepada AKP David Adhi Kusuma. AKP Arief N Yusuf selanjutkan bertugas sebagai Kasatreskrim Polres Cilegon menggantikan AKP Maryadi. Sementara jabatan Kasatbinmas diserahterimakan dari AKP Yeni Rohaeni kepada AKP Bhakti Yasa Saputri.

    Kapolsek Cikande Kompol M Ridzy Salatun digantikan Kompol Salahuddin yang sebelumnya menjabat Kapolsek Ciwandan, Polres Cilegon. Jabatan Kapolsek Kragilan Kompol Dadi Perdana Putra diserahkan kepada Kompol Andhi Kurniawan. Kompol Dadi Perdana selanjutnya mendapat promosi jabatan sebagai Kasatreskrim Polres Tangerang Kota.

    Selain itu, jabatan Kapolsek Kopo yang saat dipegang Iptu Indik Rusmono diserahkan kepada Iptu M Ikhsan RJ Irianto dan Iptu Indik selanjutnya dipercaya menduduki kursi Kasatreskrim Polres Lebak. Sedangkan jabatan Kapolsek Pontang diserahkan dari AKP Sudibyo Wardoyo kepada AKP Bapi yang saat ini menjabat Kanitreskrim Polsek Ciruas.

    Dalam amanatnya Kapolres mengatakan mutasi dan rotasi di tubuh Polri adalah hal yang biasa dilakukan. Selain untuk penyegaran organisasi, juga bagian dari promosi untuk meraih karier yang lebih tinggi.

    Dalam kesempatan itu, Kapolres mengingatkan kepada seluruh jajarannya untuk terus meningkatkan kampanye protokol kesehatan melalui Operasi Yustisi untuk menekan penyebaran pandemi Covid-19.

    “Sampai saat penderita Covid-19 belum menunjukan angka penurunan, bahkan terus mengalami peningkatkan. Oleh karena itu, kepada seluruh personil agar meningkatkan kampanye protokol kesehatan melalui Operasi Yustisi sesuai yang diamanatkan Kapolri maupun Kapolda,” kata Kapolres dalam sambutan pada sertijab Kasatreskrim, Kasatbinmas dan Kapolsek di Mapolres Serang, Rabu (21/1/2021).

    Selain itu, Kapolres menegaskan, seluruh personil harus mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak takut dan khawatir melakukan vaksinasi Covid-19, selain aman digunakan menurut BPOM, juga telah dijamin halal oleh MUI.

    “Lakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat manfaat vaksin dalam pencegahan penyebaran Covid 19 agar masyarakat bersedia untuk di vaksin sehingga pandemi ini cepat berakhir,” tandasnya. (MUF)

  • Kawanan Pembobol Mini Market Dicokok Resmob Banten

    Kawanan Pembobol Mini Market Dicokok Resmob Banten

    SERANG, BANPOS – Lima pelaku spesialis bobol mini market yang telah sebelas kali beraksi berhasil diringkus Tim Reserse Mobile (Resmob) Polda Banten di sejumlah lokasi. Tidak hanya para pembobol, Tim Resmob juga mengamankan 3 tersangka penadah barang hasil kejahatan. Penangkapan para pelaku dan penadah dilakukan mulai Jumat (15/1/2021).

    Kelima pelaku yaitu Hj (39), Is alias Yadi (34), YM (18), dan IF (18),warga Kacamatan Kasemen, Kota Serang serta Ri (15), warga Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Sedangkan tersangka penadah yaitu Gib (33), Fa (35), warga Kecamatan Kasemen serta Us (59), warga Kecamatan Serang, Kota Serang.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum), Kombes Pol Martri Soni mengatakan pengungkapan kasus pencurian spesialis mini market ini merupakan hasil penyelidikan Tim Resmob yang dipimpin Kompol Amrin Siregar. Aksi kejahatan yang dilakukan kawanan pembobol ini terjadi Indomart Jln Raya Ciruas-Pontang Desa Kadikaran, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang pada Jumat (25/12/2020) dini hari.

    “Dari hasil penyelidikan diketahui kawanan pembobol Indomaret ini berada di sekitaran Kecamatan Kasemen. Pada Jumat (15/1) sekitar pukul 23.00 WIB, tersangka Hj berhasil diamankan berikut barang bukti handphone,” ungkap Direskrimum didampingi Kadubdit Jatanras, AKBP Agus Purwa Saptono ditemui awak media, Rabu (21/1/2021).

    Dari pemeriksaan tersangka Hj ini, lanjut Martri Soni, tersangka Hj mengaku melakukan aksi kejahatan di Indomaret Ciruas bersama Yadi dan Ri dengan cara memanjat pohon untuk naik ke atap toko kemudian menjebol mengunakan gunting dan linggis. Setelah berhasil masuk langsung mengambil rokok, susu, kosmetik dan barang- barang yang ada di indomart, kemudian keluar melalui jalan yang sama.

    “Dari keterangan tersangka Hj, Tim Resmob berhasil meringkus tersangka Yadi dan Ri pada Sabtu (16/1) dini hari berikut barang bukti 2 buah gunting besar dan kecil, linggis dan palu,” terang Martri Soni.

    Pengembangan terus dilakukan dan tersangka Hj mengakui telah sebelas kali melakukan pembobolan mini market di wilayah Kabupaten dan Kota Serang. Selain bersama Yadi dan Ri, dalam setiap aksinya, tersangka Hajiji juga dibantu dua rekannya IG dan YM. Dari pengakuan ini, tersangka IF dan YM berhasil ditangkap di rumahnya masing-masing.

    “Untuk tersangka Yadi berperan sebagai surveyer lokasi yang akan dijadikan sasaran dengan menggunakan motor. Sedangkan barang-barang hasil kejahatan diangkut menggunakan kendaraan angkot yang juga sudah kita amankan,” katanya.

    Sementara AKBP Agus Purwa Saptono menambahkan kawanan pembobol mini market ini menjual barang hasil kejahatannya kepada Gib, Fa, dan Us. Setelah berhasil mengamankan ketiga tersangka penadah, petugas hanya mengamankan barang yang tersisa yaitu 2 karung rokok berbagai merk.

    “Hanya dua karung rokok yang berhasil kami amankan, sedangkan barang lainnya sudah laku terjual. Untuk proses penyidikan, para tersangka ditahan di Rutan Polda Banten dengan jeratan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara, sedangkan dikenakan Pasal 480 dengan ancaman penjara 4 tahun,” tandasnya. (MUF)

  • Prioritas Jokowi Soal PTSL ‘Ambyar’ di Banten

    Prioritas Jokowi Soal PTSL ‘Ambyar’ di Banten

    SERANG, BANPOS – Sejumlah program strategis yang yang dicanangkan pemerintah pusat di Provinsi Banten, tak berjalan optimal. Program Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dikeluhkan karena pelaksanannya tak sebesar gaungnya. Sementara program ketahanan pangan berapa Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai (Upsus Pajale), tak dapat sambutan dan berrujung melonjaknya harga kedelai.

    Program PTSL menjadi salah satu program prioritas Presiden RI Joko Widodo untuk menciptakan jaminan kepastian hukum atas tanah yang seringkali memicu sengketa. Sejumlah pihak mengeluhkan lambannya program PTSL, dan minimnya jumlah bidang lahan yang yang disetujui mendapat program tersebut.

    Lurah Cipocokjaya, di Kecamatan Cipocokjaya Kota Serang, Romli Maulana, menyampaikan bahwa pihaknya mendesak BPN untuk segera mendistribusikan sertifikat tanah ratusan warganya yang mengikuti program PTSL. Berapapun jumlahnya, kata dia, asalkan warga mengetahui bahwa program PTSL tersebut memang ada dan berjalan.

    “Berapa saja yang sudah jadi sertifikatnya, serahkan ke masing-masing kelurahan. Agar kami segera mengumpulkan RT untuk proses pembagiannya, supaya tidak berkerumun,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

    Ia menyebutkan, pihaknya pernah mendampingi 11 warganya yang mengikuti simbolis penyerahan sertifikat PTSL beberapa waktu yang lalu. Namun, kesebelas sertifikat yang diserahkan ke warga itu diambil kembali oleh pihak BPN, dan ia sampai kini tidak mengetahui apa alasannya.

    “Kok sertifikatnya diambil lagi. Warga bertanya-tanya, saya sendiri sebagai lurah merasa malu dan memiliki beban moril. Sebab dari satgas pun sudah lepas tangan, karena ini prosesnya sudah di BPN,” jelasnya.

    Ia mendesak agar segera didistribusikan, karena ia menganggap tidak selamanya pegawai BPN itu yang akan mengurus terkait sertifikat. Bisa jadi pegawainya ganti, dan pengganti dari pegawai sebelumnya ini tidak mengetahui sudah sampai mana prosesnya.

    “Meminimalisir agar tidak terjadi penumpukan, itu juga tidak baik. Kan tidak selamanya pegawai yang mengurus disitu saja, bisa saja seperti saya dimutasi atau dipindahtugaskan,” ucapnya.

    Di Kelurahan Cipocok Jaya sebelumnya mengajukan sesuai dengan kuota yang sudah disepakati yaitu 600. Namun yang bisa direalisasikan hanya 300 saja.

    “Tapi dari 300 pun saya belum menerima dan dibagikan ke warga, masih di BPN. Konon katanya ketika saya menanyakan ke satgas, sudah jadi sertifikatnya. Tapi apa kendalanya kami belum mengetahui,” ucapnya.

    Namun yang ia harapkan setelah adanya informasi tersebut, bagaimana menangkis pertanyaan dari warga yang selalu menanyakan sertifikat, karena sudah melewati tahun 2020. Ia mengaku masih menunggu undangan dari BPN, kapan akan mendistribusikan sertifikat yang disebut-sebut sudah dicetak tersebut.

    “Karena kami juga selalu ditanyai oleh warga dan masyarakat, terutama RT RW yang merasa bertanggung jawab mendaftarkan, selalu menegur dan mempertanyakan,” katanya.

    Romli mengungkapkan, diserahkan langsung oleh BPN ke masyarakat pun tidak masalah, asalkan sertifikat itu segera didistribusikan. Sebab sampai kini ia belum mendapatkan informasi yang akurat kapan akan didistribusikan sertifikat tersebut.

    “Yang penting diserahterimakan ke masyarakat, biar saya pun tidak begitu beban kepada masyarakat. Sampai detik ini pun belum ada informasi yang akurat kapan bisa dikasihkan ke masyarakat soal PTSL ini,” tandasnya.

    Sementara itu, Lurah Tembong, Edi Junaedi, menyebutkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketua tim BPN Cipocok Jaya dan disampaikan hal yang sama. Yaitu semua sertifikat untuk kelurahan Tembong sudah jadi, tinggal bagaimana mengatur cara mendistribusikannya, agar tidak mengumpulkan orang banyak.

    “Karena apabila dikumpulkan di Kelurahan dengan jumlah massa yang banyak, terjadi bergerombolnya massa. Sementara saat ini kita mengetahui bahwa masih dalam keadaan pandemi covid-19 belum usai, bahkan saat ini yang lebih mengkhawatirkan munculnya kluster baru, sehingga kami dan juga pihak BPN sedang mengatur pendistribusian mungkin per RT dulu, sehingga meminimalisir jumlah massa yang banyak,” ungkapnya.

    Di kelurahannya, ada 700 sertifikat yang akan didistribusikan. Sebelumnya, pada tahun 2020 pihaknya mengajukan 1500 kuota, sebelum terjadi pandemi.

    “Karena adanya pandemi, akhirnya hanya 50 persennya saja yang bisa dicover hanya di tahun 2020, yaitu 700. Mudah-mudahan dari sisa 2020 ini bisa dicover lagi di anggaran 2021, sehingga masyarakat yang belum memiliki sertifikat, bisa sudah punya semua,” katanya.

    Sementara, di Desa Bolang, Kecamatan Malingping,dari kuota sertifikat sebanyak 1.750 buku, sekitar 500 buku sertifikat belum didistribusikan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Lebak. Hal itu diungkapkan Kades Bolang, Ma’mun kepada BANPOS, Rabu (6/1).

    “1.750 sekitar 500 buku sertifikat lagi, memang tinggal pembagian. Lagi ngatur posisi pembagian takut terkena aturan tidak boleh berkerumun. Kalau dikasih ke desa mah sudah selesai dibagikan,” katanya.

    Kepala Desa Sangiangjaya, Kecamatan Cimarga, Usep Pahlaludin juga mengaku bahwa pembuatan sertifikat tanah dari program PTSL belum semuanya selesai dibuat. Dari kuota 1.000 lebih sertifikat yang terakomodir hanya sekitar 800 lebih.

    “Belum selesai, masih ada yang belum beres pembuatannya masih di BPN. Alasan dari pihak BPN itu katanya belum dikawinkan berkasnya, dari desa sudah dibereskan semua. Ya kami berharap segera selesai dan segera dibagikan kepada masyarakat yang berhak menerima,” katanya.

    Senada disampaikan Kepala Desa Hariang, Kecamatan Sobang Nani Ristiani. Dari kuota 1.100 buku sertifikat, terealisasi sebanyak 700 buku sertifikat.

    “Kalau untuk Desa Hariang ya tinggal sekitar 15 buku sertifikat yang belum keterima, masih di BPN. Itu terjadi karena ada yang beda alamat dan tanggal lahir,” ucapnya.

    Terpisah,. Lurah Masigit di Kecamatan Jombang, Kota Cilegon Rohimin mengaku pada 2020 lalu hanya ada 10 bidang tanah yang mendapat program PTSL. Semuanya sudah dibagikan kepada pemilik lahan.

    “Cuma 10 bidang untuk tahun 2020, kalau untuk 2021 belum ada info,” katanya.

    Kata dia, sejauh ini tidak ada masalah dalam prosesnya. “Sejauh ini tidak ada masalah,” singkatnya.

    Pada bagian lain, harga kedelai yang melambung tinggi sekarang ini telah membuat produsen tahu dan tempe merugi, bahkan beberapa menghentikan aktivitas produksinya. Hal ini membuat warga menilai, program Upsus Pajale gagal dalam implementasinya.

    Disebutkan, Upsus Pajale merupakan program pemerintah melalui Kementerian Pertanian dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 03/Permentan/OT.140/2/2015 Tahun 2015, sebagai upaya khusus untuk swasembada pangan dari Pemerintahan Presiden Jokowi.

    Namun implementasinya, program tersebut terkendala karena para petani hanya berminat pada tanaman padi saja, sedangkan kedelai dan jagung kurang diminati, beberapa alasan petani menganggap harga jual kedelai dan jagung terlalu rendah. Pemerintah pun masih melakukan impor kedelai, oleh karena itu, program Pajale masih dianggap gagal.

    Sebagaimana diungkapkan pegiat sosial di Lebak, Uce Saepudin yang kerap disapa Buchek ini menyebut program Upsus Pajale dianggap gagal. Sehingga harga kedelai kini meroket tinggi.

    “Upsus Pajale bukan hanya padi saja, tetapi ada kedelai dan jagung sebagai upaya pemerintah masa Presiden Jokowi yang memberi target kepada Kementerian Pertanian tiga tahun untuk swasembada pangan. Namun melihat kenyataannya kedelai didapat dari impor dan harganya melambung tinggi, kami anggap program tersebut gagal,” ujar Buchek.

    Tidak hanya itu, dirinya juga menganggap menteri pertanian telah memberatkan petani dengan kebijakan kartu tani, selain gagal dalam menerapkan kebijakan Upsus Pajale, kebijakan kartu tani pun implementasinya menuai polemik di para petani.

    “Upsus Pajale dilakukan 3 tahun dari 2015, bahkan sekarang sudah 2021, kenyataannya untuk kedelai impor dan harganya melambung tinggi, dan untuk padi pun, kenyataannya petani diberatkan dengan kebijakan kartu tani, sehingga kesulitan pupuk bersubsidi dan menimbulkan polemik ditataran bawah, kalau bisa Permentan terkait kartu tani direvisi atau dievaluasi,” ungkap lulusan FISIP Unma Banten itu menjelaskan.

    Sementara terkait polemik kelangkaan kedelai tersebut, Korwil Pertanian Kecamatan Malingping, Ira justru menjelaskan program Pajale masih berjalan normal.

    “Program Pajale sudah diperbaharui dan diperpanjang untuk Tahun 2021, mengenai kendala, kedelai memang di Tahun 2020 sempat dihentikan akibat refocussing anggaran ke Covid-19.Selain itu kendala lainnya petani di sini memang kurang berminat terhadap kedelai akibat tidak ada jaminan harga pasarnya,” tutur Ira.

    Adapun terkait tidak berjalannya program tanam kedelai oleh petani di Baksel, secara terpisah, Petugas Pengendali Organisme Tumbuhan (POPT) Malingping, Rohmat menutur perlunya peran pemerintah menjamin produksi kedelai dan harga pasarnya.

    “Sebenarnya petani di sini kurang berminat karena ketika kedelai panen, tidak ada jaminan terhadap hasil panen dan harganya. Kiranya kalau bisa ada MoU stakeholder dengan para petani, jadi ketika panen, kedelai bisa langsung dibeli dan harganya dijamin, karena hal ini tidak ada, maka petani lebih memilih padi, sederhananya walaupun tidak terjual, kalau padi dapat dikonsumsi oleh pribadi,” paparnya. (CR-01/MUF/LUK/WDO/PBN/ENK)

  • KPK Dalami Dugaan Suap Kejati

    KPK Dalami Dugaan Suap Kejati

    JAKARTA, BANPOS – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal mendalami dugaan suap dalam pengusutan kasus proyek pengolahan air laut di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri).

    Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK, Ali Fikri menandaskan,fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan akan dicatat dan dianalisa. Fakta-fakta itu lalu dikonfirmasi kepada saksi-saksi terkait. “Kami berharap masyarakat bisa mengikuti persidangan yang terbuka untuk umum ini,” kata Ali.

    Adalah Tampang Bandaso yang mengungkapkan dugaan suap pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. Mantan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu dihadirkan sebagai saksi perkara suap proyek SPAM.

    Bandaso menuturkan, mengerjakan proyek pengolahan air laut di Tanjung Pinang, Kepri pada 2013. Selesai pada 2014. Namun tak langsung dioperasikan oleh pemerintah setempat.
    LSM melaporkan proyek ini ke Kejaksaan Tinggi Kepri. “Proyek itu (dianggap) seakan-akan mangkrak. Diperiksalah oleh Kejaksaan,” lanjutnya.

    Majelis Hakim lalu membacakan isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menyebutkan Bandaso resah, karena harus mondar-mandir Jakarta-Kepri untuk pemeriksaan kejaksaan.
    Mereka yang diperiksa mulai Kasatker, Kelompok Kerja (Pokja) hingga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Bandaso dan rekan-rekannya lalu meminta bantuan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) DKI Jakarta.

    “Kenapa kemudian Saudara menghubungi, bertemu dengan Wakil Kejati DKI juga. Untuk apa,” cecar hakim.

    Bandaso mengatakan, meminta bantuan Wakajati DKI Jakarta agar kasus di Kejati Kepri dihentikan. Namun, ia tidak menyebut siapa sosok Wakajati DKI itu.

    “Saya dengar beliau (Wakajati DKI) kenal dengan yang memanggil kami dari sana (Kejati Kepri). Jadi saya hanya minta dikomunikasikan supaya kami bisa diterimalah di sana,” ungkapnya.

    Setelah terjalin komunikasi, Bandaso mengutus pengacara Samsul Bahri untuk menemui pihak Kejati Kepri. “Apakah ada penyelesaian dengan sejumlah uang,” cecar hakim.
    “Saya dengar begitu,” jawab Bandaso.

    Hakim lalu membacakan lagi isi BAP. “Ada permintaan uang Rp 2,5 miliar dari pihak Kejati Kepri, dengan tujuan untuk menutup perkara dan yang harus segera disiapkan Rp 1 miliar dulu,” kutip hakim.
    Bandaso membenarkan keterangan di BAP. Informasi itu dari Samsul Bahri. Namun ia lupa kapan penyerahan uangnya. “Olly sama Stella sudah ketemu sama Wakajati dan uangnya sudah diserahkan?” tanya hakim.

    Bandaso mengungkapkan Olly dan Stella menyediakan uang Rp 1 miliar. Uang itu lalu diberikan kepada Samsul untuk diserahkan kepada pihak Kejati Kepri. Ia tak tahu siapa penerima uang itu.
    Olly yang disebutkan hakim adalah Direktur PT Bayu Surya Bakti Konstruksi (BSBK) Olly Yusni Ariadi. Perusahaannya menggarap proyek SPAM kawasan Istana Merdeka Jakarta dan Istana Cipanas.

    Sementara Stella yang dimaksud adalah Stella Arwadi, Manager HRD PT Artha Envirotama. Perusahaan ini menggarap proyek Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) atau instalasi pengolahan air laut menjadi air bersih, berada di Jalan Yos Sudarso Batu Hitam, Tanjung Pinang, Kepri.

    Mendengar kesaksian Bandaso, Ketua Majelis Hakim, Albertus Usada memerintahkan Jaksa KPK agar menindaklanjuti dugaan suap ini. “Kasatker SPAM ini bergelimang uang. Bermain-main dengan kontraktornya. Makanya KPK ungkap tuntas ini. Itulah dibutuhkannya KPK,” perintahnya.

    Menanggapi perintah hakim, Jaksa KPK Iskandar Marwanto menyatakan akan melaporkan ke pimpinan. “Kita tunggu hasil persidangan perkara pokoknya, yang jelas sudah ada tindak lanjutdari KPK untuk menelusuri dugaan tersebut,” katanya.

    Pihak Kejati Kepri membenarkan pernah mengusut dugaan korupsi proyek pengolahan air laut. Kepala Seksi Penerangan Hukum, Jendra Firdaus menjelaskan, penyelidikan dilakukan pada Maret 2017. Namun tak dilanjutkan, lantaran tidak ditemukan bukti permulaan yang cukup.

    Jendra enggan berkomentar mengenai dugaan suap dalam penghentian pengusutan proyek ini. “Kelanjutan perkaranya menjadi ranah KPK. Kita tunggu saja hasil sidangnya seperti apa, apakah hakim memerintahkan KPK mengusut hal itu,” katanya.

    Proyek Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) atau instalasi pengolahan air laut menjadi air bersih merupakan permintaan Gubernur Kepri saat itu, Muhammad Sani. Proyek ini menelan anggaran senilai Rp 97 miliar dan dikerjakan PT Artha Envirotama. Pekerjaan dimulai pada 2013, selesai pada 2014. Namun baru beroperasi setelah diresmikan pada April 2018.

    Pengoperasian tersendat, lantaran Gubernur Kepri Nurdin Basirun keberatan dengan harga air bersih (hasil penyulingan air laut) yang ditawarkan Rp 19.500 per kubik. Padahal, harga air produksi PDAM hanya Rp 2.600 per meter kubik. (BYU/AZM/RMCO)

  • Megawati Jengkel Lihat Lingkungan di Indonesia Rusak

    Megawati Jengkel Lihat Lingkungan di Indonesia Rusak

    JAKARTA, BANPOS- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah teramat parah. Megawati merasa jengkel dengan rakyat Indonesia yang suka buang sampah sembarangan dan ogah menjaga lingkungan.

    Hal ini disampaikan Megawati saat menerima penghargaan tiga rekor MURI secara daring pada Senin (18/1/2021). Megawati juga menceritakan bagaimana komitmen dirinya agar kader partainya menjadi pelopor lingkungan.

    Karena itu, bertepatan dengan HUT ke-48 PDIP, Megawati memerintahkan kadernya untuk membersihkan sungai-sungai se-Indonesia lewat gerakan Cinta Ciliwung Bersih.

    “Saya sudah mengatakan sejak dulu bahwa kehidupan berpartai politik bukan hanya untuk politik saja. Politik itu hanya sebuah alat perjuangan bagi mencapai kehidupan yang kita inginkan, yang kita perjuangan. Tentu di kami adalah menegakkan Pancasila dan memperjuangan rakyat Indonesia, bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera. Dengan demikian inisiatif saya, termasuk membersihkan sungai,” ujar Megawati.

    Presiden RI ke-5 itu berharap rakyat Indonesia bisa meniru masyarakat Jepang mengenai kedisiplinan menjaga kebersihan.

    “Jepang betapa bersihnya, dan gerakan itu dilakukan oleh masyarakatnya. Ibu-ibu di sana pasti membawa tas atau kresek untuk menyimpan sampah. Tetapi kalau kita, dibuang ke tempat tidak sepatutnya antara lain sungai-sungai. Itu yang mengakibatkan musim hujan jadi banjir,” katanya.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai insiden bencana alam yang menghampiri Indonesia di awal tahun ini perlu menjadi bahan intropeksi bersama.

    Hasto juga melihat banjir di Kalimantan Selatan terjadi karena kerusakan lingkungan yang teramat parah. Gempa bumi di Sulawesi Barat juga perlu dijadikan sebagai peningkatan kesadaran betapa pentingnya menjaga lingkungan. (GUN/BAN/AZM)