Penulis: Tusnedi Azmart

  • Pengelola Wisata Pantai Kecewa Dengan Imbauan Penutupan

    Pengelola Wisata Pantai Kecewa Dengan Imbauan Penutupan

    PANDEGLANG, BANPOS – Imbauan pemerintah daerah untuk menutup tujuan wisata, khususnya di pantai, membuat pihak pengelola kecewa. Pemerintah Kabupaten Pandeglang juga dirasa tidak tegas, dikarenakan masih ada lokasi wisata yang tetap buka.

    Pihak pengelola dan para pencari nafkah di area pantai merasa mengalami kerugian, akibat beberapa hari sebelumnya, ada surat pemberitahuan dari dinas pariwisata bahwa lokasi wisata boleh dibuka dengan catatan melaksanakan protokol kesehatan.

    Menurut, CEO Pasir Putih Pantai Carita, Ruki Hardiansyah, pada tanggal 20 Mei kemarin, Dinas Pariwisata (Dispar) Pandeglang memberikan surat, ada pelonggaran PSBB dengan membolehkan aktivitas dan membuka destinasi wisata.

    “Tapi kemarin tanggal 24 pas hari lebaran, keluar lagi surat imbauan untuk penutupan. Efeknya luar biasa,” jelas Ruki kepada BANPOS melalui telepon, Senin (25/5).

    Dampak dari kebijakan mendadak ini dirasa memunculkan kerugian, karena setelah sebelumnya diperbolehkan, pihaknya sudah menyiapkan perlengkapan untuk memenuhi protokol kesehatan yang disyaratkan oleh Pemkab Pandeglang.

    “Kami dari pengelola juga sudah mempersiapkan protokol kesehatan, sudah beli Thermo Scan (pengecek suhu), sarung tangan karet. Terus karyawan harus pakai seragam tangan panjang, tempat cuci tangan, sudah disiapkan sudah beli, siap tempur istilahnya,” ungkap Ruki.

    Selain itu, para pedagang yang biasa mengais rezeki pada saat momen Idul Fitri ini juga terpaksa harus gigit jari. Diketahu, mereka sudah mengeluarkan modal untuk berdagang, namun ternyata tidak dibuka lokasi wisatanya.

    “Pada tanggal 24 kami harus tutup ya menimbulkan kekecewaan, bagi kami pengelola, masyarakat, pedagang asongan,” ujarnya.

    Ia tidak menampik, masih banyak juga lokasi wisata pantai di tempat lainnya yang tak acuh dengan imbauan dari Dispar Pandeglang tersebut. Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian terkait boleh tidaknya melakukan aktivitas wisata.

    “Menurut kepolisian, ini masuk dalam ranah pemerintah, karena bentuknya imbauan, jadi harus pemerintah yang menegakkan (melalui Satpol PP, red),” terangnya.

    Ia berharap, pemkab dapat lebih tegas dalam pelaksanaan imbauan tersebut. Selain itu, pemkab diharapkan dapat memberikan apresiasi terhadap pengelola yang menaati aturan, dan memberikan hukuman kepada yang melanggar.(MUF/PBN)

  • Benar itu Kadang Pahit

    Benar itu Kadang Pahit

    DALAM Islam, ada prinsip “qulil haq walau kaana murran”, yang bermakna bahwa “sampaikanlah kebenaran walau terasa pahit”. Dalam bahasa saya, prinsip ini dikenal dengan jargon idealisme.

    Prinsip ini sejatinya mengandung pertentangan dengan adagium bahwa “tidak setiap yang benar adalah baik”. Ada banyak situasi dimana kita merasa ewuh pakewuh saat akan menyampaikan kebenaran, karena khawatir dimaknai salah, atau menimbulkan ketersinggungan.

    Prinsip diatas, merupakan sikap seseorang yang menyampaikan atau melakukan pembelaan atas sebuah perkara karena benar. Bukan membela karena dekat, sahabat, kerabat, seetnis, segolongan, bahkan seiman, atau seagama.

    Benar itu, bukan otoritas moral yang ada pada agama tertentu. Benar itu, “ada” dalam tiap agama. Eit, jangan dulu ngegas! Ini tidak lantas bermakna menganggap bahwa setiap agama adalah benar. Itu beda!

    Pluralisme itu bukan meyakini bahwa setiap agama itu sama, dan dengan demikian semuanya benar. Tapi “meyakini seluruhnya akan benarnya agama sendiri, dan mengakui ada kebenaran pada agama lain”. Ada lho!

    Poros kesamaan yang terdapat pada ajaran lintas agama itu adalah kebenaran berdasarkan kemanusiaan. Ramah dan menolong misalnya. Dua sifat ini bukan hanya perkara baik pada ajaran agama tertentu. Saya yakin, semua agama punya pandangan sama; bahwa ramah dan menolong adalah sifat baik.

    Dengki dan dzalim adalah perbuatan buruk. Saya sekali lagi yakin, keduanya dianggap buruk bukan hanya oleh agama tertentu. Tapi semua agama sepakat mengamininya; bahwa dengki dan dzalim adalah buruk.

    Jadi, yang menyatukan sikap karena kesamaan cara pandang adalah karena keberpihakan pada kebenaran, yang ada pada tiap ajaran agama. Bukan keberpihakan kepada kebenaran, karena faktor kesamaan agama.

    Dengan begitu, tidak lantas karena seorang melakukan kesalahan, karena faktor seagama, lalu tetap dibela. Disitulah makna qulil haq walau kana murran mendapatkan tempatnya.

    Atau sebaliknya. Jangan karena seseorang berbeda agama dengan kita lalu melakukan hal yang benar, baik menurutnya maupun menurut kita, lantas tidak mendapatkan pembelaan.

    Bila “pokoknya, mau benar atau salah, kalau seagama, kita bela”, atau “pokoknya, bila dilakukan oleh orang yang tidak seagama, jangankan yang salah, yang benarnya saja kita hantam”, itu bisa ambyar.

    Itulah kenapa kita kerap dihadapkan pada satu situasi, dimana ada orang yang dianggap lebih membela orang beda agama, dibanding pembelaan bagi yang seagama, lalu mengerenyitkan dahi, seperti hampir habis pikir.

    Lalu muncullah anggapan dan stigma nyinyir pada kawan seiman, dan anggapan memuja pada orang beda iman. Padahal, bila kita sportif, gentleman, dan keberpihakan pada kebenaran, sejatinya perbedaan lintas Iman bukan jadi hambatan.

    Gejala itu terjadi akibat konsepsi “pembelaan” dimaknai sepanjang masih dekat, sahabat, kerabat, segolongan, dan seiman. Pembelaan bukan atas dasar kebenaran.

    Saya, kerap menyampaikan pembelaan atas orang yang seagama, karena menurut saya, dia benar. Saya, kadang juga memberikan pembelaan atas orang yang beda agama, karena menurut saya, dia benar. Jadi, pembelaan yang saya lakukan bukan karena faktor kesamaan iman, tapi karena kebenaran.

    “Qulil haq walau kaana murran! Kebenaran itu pahit, Jenderal! Walau demikian, terpaksa aku sampaikan. Demi kebaikan”.

    Wallahualam..

  • Wisata Pantai di Banten Ditutup Sementara

    Wisata Pantai di Banten Ditutup Sementara

    CILEGON, BANPOS – Suasana Idul Fitri kembali berbeda, setelah sebelumnya ada anjuran untuk melaksanakan salat Id di rumah saja, kemudian larangan untuk mudik dan silaturahmi melalui virtual.
    Kali ini, walaupun liburan, namun masyarakat tidak dapat berwisata dikarenakan adanya Surat Edaran Bupati Serang dan Bupati Pandeglang terkait penutupan sementara beberapa tempat wisata, salah satunya merujuk kepada objek wisata pantai yang berada di wilayah Provinsi Banten

    “Surat edaran tersebut mengenai tindak lanjut pencegahan penyebaran virus corona (covid-19) di wilayah hukum Polda Banten” kata Dirlantas Polda Banten Kombes Pol Wibowo selaku Kasatgasda Ops Ketupat Kalimaya 2020 saat diwawancara oleh wartawan. Senin (25/5)

    Wibowo menjelaskan bahwa sebanyak 146 personel jajaran Polda Banten di siagakan untuk melakukan pengamanan di lokasi wisata pantai

    “Personel kami tugaskan untuk melakukan pengamanan dan memberikan imbauan serta sosialisasi terkait adanya surat edaran tersebut kepada masyarakat sekitar atau pun pengunjung” jelasnya

    Wibowo menjelaskan untuk penutupan sementara seluruh destinasi wisata akan berlangsung hingga dua minggu terhitung dari 20 Mei hingga 3 Juni 2020 mendatang

    Wibowo berharap, para pelaku wisata untuk menindaklanjuti imbauan tersebut. Masyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar rumah.

    “Dengan ini kami beritahukan kepada pengelola wisata untuk menutup sementara destinasi wisata yang ada. Bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri dengan berprilaku hidup sehat di berbagai tempat, menghindari keramaian, dan perjalanan tidak penting,” pesannya.

    Ditemui di lokasi yang sama, Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan wisata.

    “Untuk objek wisata pantai yang berada di wilayah hukum Polda Banten untuk sementara kan ditutup, jadi lebih baik kita merayakan hari kemenangan dirumah saja. Sebagai upaya percepatan penanganan covid-19,” tandas Edy Sumardi.(DZIK/PBN)

  • 157.926 Kendaraan Keluar Dari Jakarta Menuju Tol Merak-Tangerang

    157.926 Kendaraan Keluar Dari Jakarta Menuju Tol Merak-Tangerang

    JAKARTA, BANPOS – Dilansir dari RMCO.id, PT Jasa Marga (Persero) mencatatkan jumlah kendaraan keluar dari Jakarta menuju arah Timur, Selatan, dan Barat pada H-7 hingga H-1 Lebaran mencapai 465.582 kendaraan. Angka ini anjlok 62 persen dari lalu lintas kendaraan pada Lebaran yang sama di tahun lalu.

    Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan, untuk distribusi lalu lintas di ketiga arah, sebesar 39 persen menuju arah Timur, 34 persen ke arah Barat, dan 27 persen ke arah selatan.

    Ia merinci, untuk kendaraan menuju arah barat, Jasa Marga mencatat pengemudi melewati GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang. Kendaraan yang terekam melewati GT ini adalah 157.926 unit atau turun 42 persen dari Lebaran 2019.

    Pada H-1 Jasa Marga juga mencatat jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta dari arah barat melalui GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang adalah sebesar 11.665 kendaraan, turun sebesar 71 persen dari Lebaran tahun 2019.

    Sementara itu, kendaraan keluar dari Jakarta menuju arah Timur melewati dua gerbang tol (GT). Di antaranya GT Cikampek Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama untuk pengguna jalan menuju Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi.

    Total kendaraan melewati GT Cikampek Utama tercatat sebesar 103.440 unit atau turun 81 persen dari Lebaran 2019. Sedangkan kendaraan yang melewati GT Kalihurip Utama terdara sejumlah 76.357 unit atau turun 64 persen dari Lebaran 2019.

    “Dengan begitu, total kendaraan yang melintas menuju arah timur adalah sebanyak 179.797 kendaraan, turun 76 persen dari Lebaran 2019,” katanya dalam keterangan resminya, Minggu (24/5).

    Kemudian, pengemudi kendaraan yang meninggalkan Jakarta ke arah selata atau lokal umumnya melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi. Hingga H-1 Lebaran, ada 127.859 kendaraan melintasi GT ini. Angka tersebut turun 33 persen dari tahun sebelumnya.

    Pada H-7 hingga H-1 Lebaran 2020, Jasa Marga melaporkan lalu-lintas tertinggi untuk kendaraan yang meninggalkan Jakarta dari ketiga arah tersebut terjadi pada H-4 Lebaran, yakni mencapai 92.668 kendaraan.

    “Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah penularan Covid-19 dengan tidak mudik dan tidak piknik,” jelasnya. [KPJ/PBN]

  • Pemerintah Tidak Didengar, Lalu Harus Pakai Cara Apa Lagi?

    Pemerintah Tidak Didengar, Lalu Harus Pakai Cara Apa Lagi?

    INDONESIA saat ini sedang dilanda wabah Covid-19 yang memiliki penyebaran serta penularan virus dengan sangat cepat, hal ini sudah sepatutnya kita waspadai, karena Covid-19 adalah wabah yang serius, virus ini sangat berbahaya serta berpotensi menyebabkan kematian pada pasien yang mengidap Covid-19.

    Penyebaran yang sangat cepat ini membuat pemerintah harus sigap dalam mengambil langkah untuk mencegah penyebaran virus ini lebih luas lagi. Pemerintah sudah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk memperhatikan physical distancing, yakni setiap individu harus memperhatikan jarak satu sama lain saat berada di luar rumah.

    Namun sepertinya imbauan ini tidak dihiraukan oleh masyarakat karena masih banyak sejumlah masyarakat yang berada di kerumunan tempat-tempat tertentu dan bersikap seperti biasa saja seolah-olah tidak memperhatikan jarak antara masing—masing individu, padahal seperti yang kita tahu virus ini sangat mudah menular, terlebih lagi apabila kita berinteraksi langsung dengan orang yang terkena virus ini.

    Kita sudah sepatutnya menjaga jarak guna mengurangi potensi terkena Covid-19.

    Kemudian, karena dirasa imbauan mengenai physical distancing kurang efektif dan banyak masyarakat yang tidak menghiraukan imbauan ini, maka pemerintah memutuskan untuk memberlakukan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus semakin luas serta menekan angka penularan.

    PSBB ialah suatu sistem yang mengatur tentang pembatasan disuatu wilayah, PSBB memberikan suatu pembatasan mengenai terlaksananya beberapa kegiatan guna mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut.

    Kegiatan apa saja yang dibatasi?

    Sekolah dan Universitas ditutup dan siswa maupun mahasiswa belajar di rumah, kegiatan bekerja dibatasi, penutupan tempat ibadah untuk umum, tidak melaksanakan kegiatan di tempat umum yang melibatkan orang banyak, kegiatan sosial budaya yang melibatkan orang banyak sementara diberhentikan, pembatasan penggunaan transportasi umum hanya boleh membawa 50 persen jumlah penumpang, untuk kendaraan pribadi motor tidak diperbolehkan membawa penumpang kemudian untuk mobil pribadi dari kapasitas kursi dikurangi 50 persen, misalnya kursi tersedia untuk 6 penumpang maka yang boleh diisi hanya 3 kursi, dan seluruh pengendara maupun penumpang wajib menggunakan masker.

    Apabila masyarakat Indonesia melaksanakan PSBB dengan tertib dan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pemerintah, maka tentu saja bisa menghambat penyebaran virus yang sangat cepat.

    Akan tetapi penerapan PSBB ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah, masih banyak sekali masyarakat yang melanggar aturan PSBB, seperti berpergian keluar rumah tanpa masker, berkerumun disuatu tempat contohnya seperti di pasar maupun di bazar Ramadan, masih melaksanakan solat tarawih secara berjamaah walau sudah ada larangan, bahkan banyak anak muda yang masih bisa “haha hihi” berkumpul bersama teman-teman sebayanya tanpa berpikir betapa bahayanya virus ini.

    Dan seperti yang akhir-akhir ini sedang ramai diberitakan yakni pada acara penutupan McDonald’s Sarinah, masyarakat berbondong-bondong datang ke lokasi tersebut hanya untuk melihat penutupan restoran cepat saji ini, mereka berkumpul serta berdesakan tanpa memperhatikan physical distancing, seolah melupakan keberadaan virus ini.

    Meski sudah diberi imbauan hingga bahkan memperketat aturan PSBB, tetapi tetap saja ada masyarakat yang terus membandel tanpa peduli diri sendiri dan ligkungan disekitarnya.
    Teguran dari sesama masyarakat tidak didengar, teguran dari pihak yang berwajib tidak didengar, bahkan imbauan dari pemerintah juga tidak didengar.

    Lalu harus pakai cara apa lagi?

    Atau mungkin selama ini ada yang salah dari segi penyampaian?

    Organizational Performance
    Organisasi atau lembaga wajib memberikan segala apapun yang terbaik dimiliki oleh lembaganya kepada khalayak agar dapat menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara lembaga dengan khalayak.

    Pemerintah dapat menggunakan taktik ini, karena jika pemerintah memberikan yang terbaik untuk masyarakatnya maka dengan sendirinya akan terjalin hubungan yang baik antara pemerintah dengan masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti apa yang dianjurkan oleh pemerintah.

    Audience Participation
    Partisipasi audiens menjadi salah satu hal yang perlu diberikan perhatian agar apa yang ingin dicapai bisa terlaksana.

    Pemerintah dapat menggunakan taktik ini untuk menarik partisipasi masyarakat mencegah penyebaran Covid-19 ini.

    Bisa dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai bahaya Covid-19, cara pencegahan, apa itu physical distancing, apa itu PSBB serta aturan dan teknis berjalannya, pengetahuan tersebut dapat disampaikan ke masyarakat melalui akun media sosial pemerintah, contohnya melalui akun Instagram humas pemprov masing-masing provinsi.

    Bentuk pesan yang menarik serta mudah dimengerti akan menarik minat audiens.

    Transparent Communication
    Lembaga memberikan transparansi kepada khalayaknya, sehingga khalayak ini dapat memahami lembaga serta mendukung segala bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga.

    Penggunaan transparent communication dapat diterapkan oleh pemerintah agar masyarakat mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi.

    Contoh dengan memberi transparasi data berapa banyak jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), serta yang terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah tersebut.

    Sehingga masyarakat mengetahui betapa gentingnya situasi yang tengah dihadapi saat ini.

    Bagaimanapun juga masyarakat memiliki hak untuk mengetahui data tersebut, agar tidak menganggap sepele wabah Covid-19 serta lebih waspada menghadapi wabah yang ada saat ini.

    Dari beberapa taktik yang telah dipaparkan, dapat digunakan pemerintah untuk menyampaikan anjuran dalam mencegah penyebaran Covid-19 kepada masyarakat.

    Selain pemerintah yang harus memperhatikan cara penyampaian informasi ini semua kembali lagi pada kesadaran diri kita masing-masing sebagai masyarakat untuk membantu mencegah penyebaram Covid-19 dengan mengikuti anjuran yang sudah disampaikan oleh pemerintah.

    Mari kita bersama-sama membantu para tenaga medis dan pemerintah untuk melawan Covid-19 dengan cara tidak keluar rumah apabila tidak ada urusan yang mendesak.

    *Penulis merupakan mahasiswa semester 4, Prodi Ilmu Komunikasi, Public Relations, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  • Dewan Masjid Banten Bantu Pemprov Salurkan Bantuan untuk Marbot

    Dewan Masjid Banten Bantu Pemprov Salurkan Bantuan untuk Marbot

    SERANG, BANPOS – Dewan Masjid Indonesia (DMI) Banten membantu Pemprov Banten menyalurkan bantuan untuk marbot atau pegiat masjid dan masyarakat yang berhak menerima bantuan, termasuk masyarakat terdampak covid-19, di Serang, Jumat (22/5/2020).

    Bantuan tersebut merupakan bagian dari program jaring pengaman sosial yang dihimpun Pemprov Banten dari CSR perusahaan, khususnya Bank BJB.

    Ketua DMI Banten, Rasna Dahlan mengatakan, bantuan pemprov yang disalurkan melalui DMI merupakan bagian dari program jaring pengaman sosial yang dihimpun dari CSR perusahaan.

    Seperti diketahui, Pemprov Banten sudah mengalokasikan bantuan terkait jaring pengaman sosial, guna membantu masyarakat terdampak covid-19. Selain dari APBD, pemprov juga menyalurkan bantuan yang berasal dari CSR perusahaan.

    “Bantuan ini berasal dari Pak Gubernur, tepatnya dari CSR perusahaan, khususnya Bank bjb. Kami membantu pemerintah provinsi menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang berhak, salah satunya marbot dan masyarakat lain yang berhak,” ujar Rasna Dahlan.

    Dalam program tersebut, DMI Banten menyalurkan 5 ton beras. Beras tersebut didistribusikan untuk pegiat masjid di lingkungan DMI dan DMI kabupaten/kota se-Banten. Tiap-tiap DMI kabupaten/kota, kata Rasna, menyalurkan 40 paket bantuan.

    “Sisanya disalurkan oleh pengurus DMI provinsi untuk warga yang berhak. Tiap paket berisi 10 kg beras,” tambah Rasna.
    Rasna berharap, bantuan tersebut dapat memberikan manfaat buat marbot dan juga petugas di Masjid Raya Albantani, KP3B.

    Ketua Bidang Penanggulangan Bencana yang juga Ketua Satgas Covid-19 MUI Banten, Fadlullah berharap, bantuan tersebut menjadi pemantik Gerakan Amal Umat, yaitu menjadikan masjid sebagai pusat logistik umat dan jaringan distribusi pangan khususnya beras bagi seluruh warga jamaah masjid di Banten.

    “Bantuan ini sangat bermanfaat bagi umat Islam untuk membayar zakat fitrah dan sekaligus menjadi bekal untuk merayakan Idul Fitri.(PBN)

  • Edarkan Uang Palsu, Si Saprol Pria Asal Pandeglang Ditangkap

    Edarkan Uang Palsu, Si Saprol Pria Asal Pandeglang Ditangkap

    PETIR,BANPOS- Mendekati lebaran Idul Fitri, aksi kejahatan konvesional mulai pencurian, perampokan bahkan peredaran uang palsu (upal) mulai bermunculan di sejumlah daerah, tak terkecuali di Kabupaten Serang. Selasa (19/5) dini hari, personil Unit Polsek Petir, Polres Serang berhasil mengungkap peredaran upal dengan satu tersangka ditangkap.

    Adapun upal yang didiamankan senilai Rp4,4 juta dengan rincian pecahan Rp50 ribu sebanyak 60 lembar serta pecahan Rp20 ribu sebanyak 70 lembar. Selain barang bukti uang upal, turut diamankan seperangkat komputer berikut printer dan kertas HVS untuk mencetak upal.

    Kapolres Serang AKBP Mariyono mengatakan pengungkapan kasus peredaran uang palsu itu bermula dari laporan masyarakat bahwa akan ada transaksi uang palsu di daerah Desa Kampung Baru, Kecamatan Petir. Berbekal dua laporan itu, Tim Unit Reskrim yang dipimpin Bripka Rizal Nusa Bakti langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.

    “Dalam penyelidikan, petugas berhasil menangkap tersangka MD alias Saprol (28) warga Desa Pakuluran, Kecamatan Keroncong, Kabupaten Pandeglang saat menunggu pembeli upal. Dari tersangka kita amankan ratusan lembar pecahan 50 dan 20 rupiah,” ungkap Kapolres didampingi Kapolsek Petir AKP Ramses Panjaitan.

    Dalam pengembangan, petugas juga mengamankan seperangkat komputer, berikut printer dan kertas. Dengan ditemukan seperangkat komputer, diduga tersangka Saprol juga mencetak upal. Pasalnya dalam komputer ditemukan dokumen berbagai gambar pecahan uang kertas, namun hal itu dibantah oleh tersangka.

    “Tersangka membantah mencetak upal tapi akan kami kembangkan lagi,” terang Kapolres.

    Terkait barang bukti upal yang diamankan, kata Kapolres, tersangka mengaku mendapatkan dari seorang warga Kragilan yang identitas sudah diketahui dan masih dalam pencarian. Tersangka mengaku uang upal sebanyak Rp4,4 juta sedianya akan dijual kepada seseorang yang mengaku warga Cadasari seharga Rp 1 juta. “Tersangka mengaku baru sekali menjual upal,” kata Kapolres.

    Kapolres meminta masyarakat waspada saat bertransaksi dengan menggunakan uang tunai. Karena saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, sering menjadi celah para pelaku kejahatan. Mariyono juga meminta masyarakat untuk tidak segan melapor ke pihak kepolisian jika menemukan uang palsu. Sebab peran aktif masyarakat akan sangat membantu.

    “Masyarakat kalau memang menemukan ada uang palsu, silahkan laporkan ke polsek. Jadi kami pun bisa melakukan penyelidikan, biar dapat diungkap,” tandasnya. (AZM)

  • Binmas dan Bhayangkari di Serang Berbagi Sembako ke Lansia dan Janda

    Binmas dan Bhayangkari di Serang Berbagi Sembako ke Lansia dan Janda

    SERANG,BANPOS- Polres Serang melalui Satuan Binmas dan Pengurus Bhayangkari Cabang Serang menyebar ratusan paket beras dan puluhan paket sembako kepada perempuan lansia, janda dan anak-anak yang terkena gizi buruk di wilayah hukum Polres Serang.

    Kapolres Serang AKBP Mariyono mengakatan pihaknya telah melaksanakan giat Bhakti Sosial (boksos) dalam rangka wujud kepedulian Polri terhadap masyarakat yang terkena dampat virus korona atau Covid-19 di Kabupaten Serang.

    “Adapun tujuan dilaksanakannya Kegiatan bhkati sosial tersebut sebagai upaya wujud sosial Polres Serang terhadap situasi terkait maraknya Covid-19,” kata Kapolres kepada wartawan, Selasa (19/5/2020).

    Mariyono menambahkan pembagian sembako ini disalurkan door to door melalui petsonil Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas), kepada masyarakat langsung oleh anggotanya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerumunan warga banyak, serta menggunakan protocol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

    “Pemberian beras dan sembako ini dapat sedikit membantu serta meringankan beban masyarakat di tengah wabah virus corona. Penyaluran aket sembako ini sudah yang kesekian kalinya dilakasankan Polres maupun Bhayangkari sebagai wujud kepedulian dari kami,” ujar Kapolres didampingi Ketua Pengurus Bhayangkari Cabang Serang, Pujci Mariyono.

    Selain membagikan sembako, Mariyono juga menyampaikan himbauan secara lisan kepada masyarakat penerima bantuan agar tetap jaga kesehatan, jaga jarak dan tetap memakai masker, ketika berada di luar rumah dan menghindari kerumunan.

    “Kita mencoba berbagi rejeki dengan saudara saudara kita, yang ekonominya tergolong kurang mampu yang terdampak akibat wabah virus corona, mulai dari fakir miskin, yatim piatu atau masyarakat kurang mampu,” tandasnya.

    Sementara itu, Marhanah, 53, salah seorang warga penerima bantuan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolres beserta jajaran serta pengurus Bhayangkari yang telah memberikan paket sembako. Janda dari supir angkutan umum mengaku sudah 3 kali menerima bantuan selama puasa ramadhan dan sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan selama ramadhan.

    “Mudah-mudahan Kapolres bersama anggotanya diberikan kemurahan rejeki serta kesehatan oleh Gusti Allah,” ungkap ibu 3 anak ini. (AZM)

  • Budi Rustandi, Pejabat Paling Responsif

    Budi Rustandi, Pejabat Paling Responsif

    SERANG,BANPOS- Menjadi Ketua DPRD Kota Serang tidak membuat Budi Rustandi membangun sekat dengan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan seringnya politisi Gerindra itu turun ke lapangan dan bertegur sapa dengan masyarakat di bawah.

    “Saya lebih senang bercanda dan bertatap muka dengan masyarakat Kota Serang, dari pada duduk manis di kantor dewan,” ujar Budi Rustandi.

    Menurutnya, dengan bertemu dan bertatap muka bersama masyarakat, dirinya menjadu semakin semangat dan mawas diri untuk mengabdi kepada masyarakat.

    “Berdialog, beremu dan bertatap muka dengan masyarakat membuat saya terus mawas diri dan terus mengevaluasi diri bahwa sebagai kepanjangan tangan dari masyarakat, harus 24 jam mengabdikan diri kepada masyarakat,” jelasnya.

    Di tengah pandemi seperti saat ini, Budi kerap kali turun ke lapangan untuk membantu masyarakat agar tidak kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

    Seperti yang terjadi pada Minggu, (3/5) yang lalu. Saat itu, Budi sedang melakukan reses di Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen. Ternyata di sana, masuk aduan dari masyarakat bahwa ada 66 KK kurang mampu, yang belum mendapatkan bantuan di Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug.

    “Untuk memastikan aduan itu, pasca-reses saya langsung terjun ke lokasi. Setelah di lokasi ternyata aduan itu benar adanya bahwa penyebaran sembako (JPS) oleh Pemkot Serang tidak merata, sehingga timbul gejolak di masyarakat,” ucapnya.

    Sebagai wujud kepedulian dirinya kepada masyarakat, ia secara pribadi dengan segala keterbatasan diri, selaku pemegang amanah sebagai ketua DPRD Kota Serang mencoba membantu warga yang tidak mampu, dengan memberikan paket sembako pada saat itu juga.

    “Karena bagaimanapun meraka saat ini membutuhkan bantuan tersebut. Maka saya memberikan bantuan tersebut dengan segala keterbatasan saya,” jelas Ketua DPC Gerindra Kota Serang ini.

    Bahkan diketahui, Budi kerap kali turun ke masyarakat di malam hari untuk membagikan sembako, hingga ke pelosok-pelosok daerah di Kota Serang yang jarang terjangkau.

    “Pembagian sembako itu saya lakukan semata-mata ingin membantu Pemkot Serang dalam melakukan JPS. Karena sejauh ini dalam pembagian JPS Kota Serang, masih banyak yang belum tersentuh,” ungkapnya.

    Ia pun berharap, bantuan tersebut meskipun seadanya, dapat mengurangi beban yang dialami oleh masyarakat, di tengah pandemi Covid-19 ini.

    “Semoga bantuan ini bisa mengurangi beban hidup saudara kita. Selain itu, saya tak jemu-jemu mengajak kepada semuanya untuk saling berbagi di bulan penuh kemuliaan ini kepada sesama,” ujarnya.

    Budi pun ternyata memiliki ‘rahasia’ dibalik kuatnya ia dalam mengabdi kepada masyarakat. Hal itu adalah dukungan penuh yang selalu diberikan oleh istrinya. Bahkan terlihat beberapa kali Budi Rustandi dalam menyalurkan bantuan, didampingi oleh istrinya, Molly Syamsudin.

    “Setia itu pilihan. Bukan alasan.Cinta sejati, cinta yang kekal sampai mati. Cinta yang abadi hanya tercurah pada sang ilahi.Terimakasih sudah setia menemani,” ucap Budi menggambarkan kesetiaan istrinya dalam mendampingi setiap kegiatan dia. (DZH)

  • Ratusan Karyawan PEMI Asal Kota Serang Jalani Rapid Test, Lima Dibawa ke Wisma Atlet

    Ratusan Karyawan PEMI Asal Kota Serang Jalani Rapid Test, Lima Dibawa ke Wisma Atlet

    SERANG,BANPOS- Sebanyak 233 orang yang bekerja di PT PEMI dan berkontak dengan mereka yang berada di 5 kelurahan di Kota Serang menjalani rapid test. Hasilnya sebanyak 5 pegawai PT PEMI diberangkatkan ke Wisma Atlet setelah hasil rapid test mereka menunjukkan reaktif.

    Demikian yang dikatakan Juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, kepada BANPOS.CO, Kemarin.

    “Dari 233 orang, 5 menunjukkan hasil reaktif. Lalu sebanyak 10 orang menjalani PCR/swab,” ungkap Hari.

    Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni, mengatakan bahwa saat ini cukup banyak pasien berstatus OTG yang berada di sejumlah perusahaan di luar Kota Serang.

    Dengan demikian, pihaknya pun mengimbau untuk masyarakat yang bekerja di perusahaan di luar Kota Serang, untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan.

    “Karena yang berbahaya itu kan OTG, kami tidak tahu kemana saja. Maka, kami mengimbau agar masyarakat rutin memeriksakan kesehatannya. Karena beberapa perusahaan di luar Kota Serang, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 cukup banyak. Jadi, untuk masyarakat segera lakukan pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan setempat,” tuturnya.

    Untuk perusahaan dan masyarakat yang ingin melakukan rapid tes, Ratu Ani mengatakan mereka dapat menghubungi Gugus Tugas penanganan Covid-19 dan berkoordinasi dengan Dinkes.

    “Untuk perusahaan kami sangat mengharap untuk melakukan rapid kepada karyawannya. Dan untuk masyarakat kami minta kesadarannya dalam memeriksa kesehatan,” tandasnya.

    Untuk diketahui, hingga saat ini Kota Serang telah mengonfirmasi sebanyak 8 kasus positif. Tiga orang dinyatakan sembuh, empat masih dalam perawatan dan satu meninggal dunia. (DZH)