SERANG, BANPOS – Dalam rangka menyerap aspirasi dari kalangan milenial dan Gen Z, calon legislatif (Caleg) DPR RI Muhamad Haris menggelar diskusi bersama mahasiswa.
Diskusi tersebut dilaksanakan di salah satu cafe yang ada di Kota Serang pada Jumat (9/2).
Tema yang diangkat dalam diskusi itu yakni perihal ‘Harmonisasi Tenaga Kerja dan Budaya, Menciptakan Solusi Bersama Mahasiswa.’
Nampak, hadirin dalam diskusi tersebut begitu antusias. Banyak pertanyaan yang disampaikan, salah satunya yakni soal ketenagakerjaan.
Salah seorang mahasiswa melontarkan sebuah pertanyaan kepada Haris perihal apa langkah konkret yang akan dilakukan dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan di Provinsi Banten?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Haris yang tak lain merupakan Caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Banten II mengatakan, dirinya akan berusaha untuk melibatkan semua pihak dalam mewujudkan lapangan pekerjaan di Banten.
Tidak hanya pemerintah daerah, dia pun juga akan melibatkan pihak lain seperti Kepolisian untuk bisa menangani permasalahan tersebut.
“Kalau saya terpilih duduk di Komisi III, saya bersama unsur hukum di sini, bersama para pabrik di sini untuk berpikir bagaimana supaya masyarakat dan ibu-ibu ini anaknya bisa bekerja. Bukan jadi pengangguran,” terangnya.
Terus kemudian perihal budaya, dia mengatakan sebagai calon anggota DPR RI dirinya merasa memiliki tanggungjawab moril untuk dapat melestarikan kebudayaan tradisional, terutama budaya Banten.
Oleh sebab itulah dalam berbagai kesempatan kampanye, Haris selalu menyelipkan unsur-unsur kebudayaan di dalamnya seperti permainan alat musik tradisional gamelan dan rebana yang mengiringinya di saat berkampanye.
“Inilah budaya jangan kita hanya berpikir mencari suara untuk kemenangan. Kemenangan itu kita ikhtiarkan, insyaallah tidak akan kemana-mana,” ujarnya.
Namun, Haris menegaskan, sebagai caleg dirinya tidak ingin terlalu mengumbar banyak janji kepada masyarakat.
Karena menurutnya, hal itu sama saja dengan berusaha membohongi masyarakat. Dan dirinya tidak ingin dicap sebagai caleg pembohong.
“Kalau menawarkan program yang berlebihan itu namanya membohongi masyarakat. Memperdayakan masyarakat untuk kepentingan dirinya sendiri,” tandasnya. (CR-02)